BINJAI, SUMUTPOS.CO – Nama Ali Opek, jelas tak asing lagi bagi warga Binjai, termasuk bagi pejabat dan aparat. Bahkan, Pangdam I/BB, Mayjend Edy Rahmayadi, punya kenangan khusus dengan pria Tionghoa yang memiliki nama Ali Susanto itu. Ali Opek pernah coba menyuapnya.
Ini dibeber Mayjend Edy saat bertemu ramah dengan wartawan di Aula Kodam Jalan Gatot Subroto, Medan, tak lama setelah gudang milik Ali Opek digerebek Mabes Polri, Jumat (19/6) lalu. Pria yang suka bermain sepak bola itu bercerita tentang Ali Opek. Dia mengaku mendengar nama Ali Opek saat dia masih bertugas sebagai Komandan Bataliyon (Danyon) Linud 100/PS yang sekarang berubah nama menjadi Bataliyon 100/R di Binjai.
“Saya tahu bahwa Ali Opek itu mafia pupuk saat saya bertugas di Binjai. Bahkan, saya juga sempat mau disogok Ali Opek, agar usaha dia tidak diganggu. Tapi, saya jelas-jelas tidak menginginkan itu. Saya tolak uang dia (Ali Opek) itu,” ujarnya.
Pangdam juga berpesan kepada seluruh Dandim di bawah naungan Kodam I/BB untuk tidak memberanikan diri membackup mafia pupuk bersubsidi. “Saya pesan kepada semua Dandim yang di bawah naungan Kodam I/BB untuk tidak membackup para pengoplos pupuk, kalau tidak mau dicopot dari jabatannya,” ujarnya.
“Saya sangat heran dengan kejadian itu, bantuan pupuk bersubsidi untuk petani juga bisa hilang dari pasaran,” katanya. Raibnya pupuk bersubsidi itu, menurut dia, merupakan perbuatan tidak terpuji yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal itu semakin membuat mederita kehidupan petani. “Perbuatan tersebut merupakan pelanggaran hukum dan juga merugikan kehidupan petani,” ujar Mayjen TNI Edy Rahmayadi lagi.
Pangdam mengatakan, permasalahan seperti ini, dapat dikategorikan terjadinya dugaan penyimpangan atau ‘permainan’ dalam penyaluran pupuk tersebut. “Kalau begini terus terjadi, sampai kapanpun para petani tidak akan pernah hidup sejahtera. Dan sulit bagi mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka,” kata jenderal bintang dua itu.