25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Edy Rahmayadi Sedang Belajar jadi Sipil yang Baik

Di setiap kesempatan bertemu masyarakat, Edy memang kerap meneriakkan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat Sumut yang masih banyak jauh dari kata sejahtera. Padahal menurut Edy Provinsi Sumut merupakan surga kecil pemberian Tuhan yang seharusnya bisa mengangkat kesejahteraan rakyatnya. “Apa yang tidak ada di Sumut ini. Emas, batubara, minyak, perkebunan, hasil laut, danau salah satu terbesar di dunia pun ada. Tanah kita subur. Tapi masih banyak rakyat kita yang tak cukup makan tiga kali sehari. Pasti ada yang salah dengan kita ini. Kita tidak pernah jujur dengan diri kita sendiri,” ujarnya.

Kebiasaan lainnya yang kerap membuat simpati masyarakat adalah kecintaan Edy terhadap anak-anak. Hampir di setiap kunjungannya kemasyarakat Edy berkesempatan menggedong anak kecil. Bahkan Edy tak segan-segan memohon agar dirinya diijinkan menggendong anak kecil dari gendongan orangtuanya. Dan rasa sayang terhadap anak-anak tidak hanya ditunjukan Edi kepada masyarakat tetapi terhadap anak-anaknya di rumah. Bahkan hingga saat ini Edy masih turun tangan membelikan keperluan harian untuk putra-putrinya. Termasuk juga hobi berbelanja ke pasar tradisional untuk membeli kebutuhan dapur yang hingga saat ini masih dilakoninya.

Di balik pembawaannya yang keras, Edy memang kerap menunjukkan sisi lembutnya. Khususnya saat berhadapan dengan masyarakat-masyarakat yang secara ekonomi maupun secara fisik memiliki kekurangan. Di sejumlah kesempatan, Edy memang sering terbawa perasaan dan bahkan mudah meneteskan air mata. Seperti saat kunjungannya ke Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) di Jalan Sampul Nomor 38 Medan. Di tempat ini Edy yang hadir bersama Istri Nawal Lubis terpukau dengan suara emas penyandang tunanera bernama Srimawati br Sembiring. Karena senangnya, Edy saat itu berduet diiringi organ tunggal tak segan-segan merangkul pundak dan mencium kening Srimawati sambil matanya berkaca-kaca. “Bapak harus sayang sama kami semua di sini ya pak. Kami doakan bapak jadi gubernur,” ujar Srimawati.Tidak hanya mengekspresikan rasa sayangnya, Edy pun tak segan-segan memberikan keyboard miliknya saat si pemain keyboard yang juga penyandang tunanetra menyampaikan harapan jika Edy menjadi gubernur nantinya bisa membantu peralatan musik untuk mereka. “Kenapa harus jadi gubernur. Tidak jadi gubernur pun akan saya bantu. Saya ke sini bukan kampanye, saya mau ibadah kemari. Hari ini saya tinggalkan keyboard ini untuk dipergunakan di sini,” ujar Edy disambut tepuk tangan masyarakat yang hadir. (rel/prn)

Di setiap kesempatan bertemu masyarakat, Edy memang kerap meneriakkan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat Sumut yang masih banyak jauh dari kata sejahtera. Padahal menurut Edy Provinsi Sumut merupakan surga kecil pemberian Tuhan yang seharusnya bisa mengangkat kesejahteraan rakyatnya. “Apa yang tidak ada di Sumut ini. Emas, batubara, minyak, perkebunan, hasil laut, danau salah satu terbesar di dunia pun ada. Tanah kita subur. Tapi masih banyak rakyat kita yang tak cukup makan tiga kali sehari. Pasti ada yang salah dengan kita ini. Kita tidak pernah jujur dengan diri kita sendiri,” ujarnya.

Kebiasaan lainnya yang kerap membuat simpati masyarakat adalah kecintaan Edy terhadap anak-anak. Hampir di setiap kunjungannya kemasyarakat Edy berkesempatan menggedong anak kecil. Bahkan Edy tak segan-segan memohon agar dirinya diijinkan menggendong anak kecil dari gendongan orangtuanya. Dan rasa sayang terhadap anak-anak tidak hanya ditunjukan Edi kepada masyarakat tetapi terhadap anak-anaknya di rumah. Bahkan hingga saat ini Edy masih turun tangan membelikan keperluan harian untuk putra-putrinya. Termasuk juga hobi berbelanja ke pasar tradisional untuk membeli kebutuhan dapur yang hingga saat ini masih dilakoninya.

Di balik pembawaannya yang keras, Edy memang kerap menunjukkan sisi lembutnya. Khususnya saat berhadapan dengan masyarakat-masyarakat yang secara ekonomi maupun secara fisik memiliki kekurangan. Di sejumlah kesempatan, Edy memang sering terbawa perasaan dan bahkan mudah meneteskan air mata. Seperti saat kunjungannya ke Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) di Jalan Sampul Nomor 38 Medan. Di tempat ini Edy yang hadir bersama Istri Nawal Lubis terpukau dengan suara emas penyandang tunanera bernama Srimawati br Sembiring. Karena senangnya, Edy saat itu berduet diiringi organ tunggal tak segan-segan merangkul pundak dan mencium kening Srimawati sambil matanya berkaca-kaca. “Bapak harus sayang sama kami semua di sini ya pak. Kami doakan bapak jadi gubernur,” ujar Srimawati.Tidak hanya mengekspresikan rasa sayangnya, Edy pun tak segan-segan memberikan keyboard miliknya saat si pemain keyboard yang juga penyandang tunanetra menyampaikan harapan jika Edy menjadi gubernur nantinya bisa membantu peralatan musik untuk mereka. “Kenapa harus jadi gubernur. Tidak jadi gubernur pun akan saya bantu. Saya ke sini bukan kampanye, saya mau ibadah kemari. Hari ini saya tinggalkan keyboard ini untuk dipergunakan di sini,” ujar Edy disambut tepuk tangan masyarakat yang hadir. (rel/prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/