26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Botol Mineral Kosong ‘Disulap’ jadi Kursi

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
DAUR ULANG: Ibu rumah tangga di lingkungan 24 Medan Labuhan, saat daur ulang sampah botol mineral menjadi kursi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Zakat Medan melaksanakan pembinaan dan pelatihan masyarakat di lingkungan 24 di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, melalui program pemberdayaan masyarakat Ecobrick. Pembinaan itu melalui proses daur ulang sampah yang
memiliki nilai jual.

Ecobrick sendiri merupakan daur ulang dari sampah kemasan minuman yang dimasukkan hingga ke dalam botol mineral ukuran 600 ml. Kemudian, beberapa botol mineral tersebut digabungkan sehingga dapat menjadi sebuah perabotan seperti kursi. Ada 9 ibu rumah tangga di wilayah tersebut yang mendapat pembinaan ini.

Ecobrick ini merupakan konsep daur ulang sampah yang menarik karena mengolah sampah plastik kemasan menjadi sebuah furnitur. Dengan itu, masyarakat juga dibina untuk menjaga lingkunganya dari limbah sampah yang ada.

Branch Manager Rumah Zakat Medan, Budi Syahputra, menjelaskan, pembinaan dengan tujuan mengurai limbah sampah menjadi sampah produktif memiliki nilai ekonomi yang bisa digunakan masyarakatan untuk penambahan hasil sehari-hari.

“Kegiatan ini sangatlah kreatif dan inovatif serta mengurangi sampah yang menumpuk di sekitar Lingkungan 24 berkurang 76 kilogram sampah hingga Oktober 2018, sehingga pemukiman di sana menjadi lebih asri,” tutur Budi, Jumat (23/11) siang.

Tak hanya pelatihan daur ulang sampah saja, Rumah Zakat juga memberikan pelajaran kepada masyarakat tersebut bagaimana memasarkan hasil karya mereka kepada konsumen.

“Sampah-sampah tersebut dapat diolah menjadi sebuah barang yang berguna dan bisa menambah perekonomian warga Lingkungan 24 dengan menjual produk-produk yang mereka olah,” jelas Budi.

Untuk diketahui, Pembinaan tersebut dilakukan Rumah Zakat bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Kelompok pemberdayaan masyarakat terbentuk pada bulan Agustus 2018. Anggota program ini terdiri dari ibu rumah tangga terdiri dari para istri dari para nelayan.

“Para ibu ini mengikuti program Ecobrick untuk mengisi hari mereka dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan Ecobrick ini dilaksanakan 2 kali seminggu di salah satu rumah warga,” jelas Budi.

Kata Budi, dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar program Ecobrick ini bisa berkembang. Pelatihan yang telah dilakukan contohnya adalah Pelatihan merangkai.

“Rumah Zakat senantiasa memberikan pelatihan untuk mitra binaan termasuk untuk Ecobrick. Pelatihan yang kami berikan contohnya adalah pelatihan merangkai, agar produk-produk Ecobrick yang dihasilkan menjadi lebih cantik dan menarik minat orang untuk membeli produk tersebut,” papar Budi.

Budi mengaku, produk-produk Ecobrick telah dipesan oleh taman baca dan ada pula untuk Puskesmas di Lingkungan 24.”Ke depannya, Ecobrick juga akan diterapkan di Lingkungan 25, Kecamatan Labuhan Medan, serta program Ecobrick juga akan melakukan pelatihan mengenai pemasaran agar penjualan produk Ecobrick menjadi lebih luas,” harap nya. (gus/ila)

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
DAUR ULANG: Ibu rumah tangga di lingkungan 24 Medan Labuhan, saat daur ulang sampah botol mineral menjadi kursi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Zakat Medan melaksanakan pembinaan dan pelatihan masyarakat di lingkungan 24 di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, melalui program pemberdayaan masyarakat Ecobrick. Pembinaan itu melalui proses daur ulang sampah yang
memiliki nilai jual.

Ecobrick sendiri merupakan daur ulang dari sampah kemasan minuman yang dimasukkan hingga ke dalam botol mineral ukuran 600 ml. Kemudian, beberapa botol mineral tersebut digabungkan sehingga dapat menjadi sebuah perabotan seperti kursi. Ada 9 ibu rumah tangga di wilayah tersebut yang mendapat pembinaan ini.

Ecobrick ini merupakan konsep daur ulang sampah yang menarik karena mengolah sampah plastik kemasan menjadi sebuah furnitur. Dengan itu, masyarakat juga dibina untuk menjaga lingkunganya dari limbah sampah yang ada.

Branch Manager Rumah Zakat Medan, Budi Syahputra, menjelaskan, pembinaan dengan tujuan mengurai limbah sampah menjadi sampah produktif memiliki nilai ekonomi yang bisa digunakan masyarakatan untuk penambahan hasil sehari-hari.

“Kegiatan ini sangatlah kreatif dan inovatif serta mengurangi sampah yang menumpuk di sekitar Lingkungan 24 berkurang 76 kilogram sampah hingga Oktober 2018, sehingga pemukiman di sana menjadi lebih asri,” tutur Budi, Jumat (23/11) siang.

Tak hanya pelatihan daur ulang sampah saja, Rumah Zakat juga memberikan pelajaran kepada masyarakat tersebut bagaimana memasarkan hasil karya mereka kepada konsumen.

“Sampah-sampah tersebut dapat diolah menjadi sebuah barang yang berguna dan bisa menambah perekonomian warga Lingkungan 24 dengan menjual produk-produk yang mereka olah,” jelas Budi.

Untuk diketahui, Pembinaan tersebut dilakukan Rumah Zakat bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero). Kelompok pemberdayaan masyarakat terbentuk pada bulan Agustus 2018. Anggota program ini terdiri dari ibu rumah tangga terdiri dari para istri dari para nelayan.

“Para ibu ini mengikuti program Ecobrick untuk mengisi hari mereka dengan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan Ecobrick ini dilaksanakan 2 kali seminggu di salah satu rumah warga,” jelas Budi.

Kata Budi, dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar program Ecobrick ini bisa berkembang. Pelatihan yang telah dilakukan contohnya adalah Pelatihan merangkai.

“Rumah Zakat senantiasa memberikan pelatihan untuk mitra binaan termasuk untuk Ecobrick. Pelatihan yang kami berikan contohnya adalah pelatihan merangkai, agar produk-produk Ecobrick yang dihasilkan menjadi lebih cantik dan menarik minat orang untuk membeli produk tersebut,” papar Budi.

Budi mengaku, produk-produk Ecobrick telah dipesan oleh taman baca dan ada pula untuk Puskesmas di Lingkungan 24.”Ke depannya, Ecobrick juga akan diterapkan di Lingkungan 25, Kecamatan Labuhan Medan, serta program Ecobrick juga akan melakukan pelatihan mengenai pemasaran agar penjualan produk Ecobrick menjadi lebih luas,” harap nya. (gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/