JAKARTA,SUMUTPOS.CO – Dukungan terhadap Dahlan Iskan terus mengalir. Tadi malam (24/2) sejumlah tokoh dan simpatisan Dahlan berkumpul untuk memberikan dukungan moril di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Mereka menggelar acara yang diberi nama Dari Sahabat untuk Dahlan.
Beberapa tokoh hadir. Antara lain Jaya Suprana, Erman Rajagukguk, Adhie Massardi, Rhenald Kasali, Margarito Kamis, Lieus Sungkharisma, dan Budi S Tanuwibowo. Mereka membaur dengan para relawan dan simpatisan Dahlan. Mereka bergantian memberikan testimoni dan dukungan kepada Dahlan. Tempat itu sempat tak muat menampung para simpatisan Dahlan yang datang dari berbagai daerah.
Dalam acara tersebut, para tokoh memberikan testimoni bergantian. Masing-masing menyampaikan pandangan dari bidang yang digeluti. Erman Rajagukguk misalnya. Salah satu guru besar hukum terbaik di Indonesia itu heran karena Dahlan banyak diincar dengan perkara yang seharusnya bukan ranah pidana korupsi. ”Ini soal perdata. Soal PT (perseroan terbatas, Red) bukan pidana. Pak Dahlan itu kan tidak menggelapkan, tidak menyuap. Kalau ada sengketa atau pelanggaran, harusnya ranahnya perdata,” tegasnya dengan bersemangat.
Pengusaha sekaligus budayawan Jaya Suprana juga memberikan pandangan soal kasus yang membelit Dahlan. Dia melihat Dahlan Iskan sebagai korban pembunuhan karakter yang belakangan memang marak terjadi di negeri ini. ”Pak Dahlan ini korban pembunuhan karakter yang paling menyedihkan,” ujarnya. Menurut dia, saat ini setiap orang bisa terancam oleh pembunuhan karakter melalui fitnah. Bagi Jaya, Dahlan bukan sekadar sosok sahabat karib. Tapi juga gurunya. Kekaguman itu membuat Jaya menganugerahi Dahlan sebagai sosok yang kali pertama masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Dahlan mendapat rekor sebagai insan pertama yang bisa mengembangkan surat kabar (Jawa Pos) dalam waktu singkat.
Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali mengatakan, yang terjadi kepada Dahlan sebenarnya merupakan akibat peraturan-peraturan yang menjadi rintangan. ”Di negara ini, kesalahan prosedur dianggap korupsi. Padahal, prosedur itu sering kali menjadi rintangan benang kusut dan harus diurai. Sosok Pak Dahlan itu orang yang sangat tangkas mengurai rintangan,” ujarnya.
Rhenald menilai yang dilakukan Dahlan Iskan selama berada di eksekutif sebenarnya sangat prorakyat, prokonsumen, dan pronegara. Itu sudah dicontohkan dengan berbagai kebijakannya di PLN maupun Kementerian BUMN. ”Bayangkan soal krisis listrik, beliau sampai bersedia dipenjara agar persoalan listrik di masyarakat bisa terselesaikan,” ujarnya.