31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Sinabung Makin Bergetar, Erupsi hingga 22 Kali

Foto: Pardi Simalango/PM Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas yang sangat signifikan dan berada pada level tertinggi yakni Awas (Level IV).
Foto: Pardi Simalango/PM
Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas yang sangat signifikan dan berada pada level tertinggi yakni Awas (Level IV).

TANAH KARO, SUMUTPOS.CO – Diiringi awan panas guguran (APG) dan lava pijar yang kian tinggi, Gunung Sinabung makin bergetar. Paling tidak, kemarin erupsi awan panas hingga 22 kali terus terjadi.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, Rabu (24/8) mengatakan, dalam laporan terkini, visual di sekitar Gunung Sinabung tertutup kabut. Cuaca mendung, angin sedang-kencang ke arah timur dan suhu udara antara 16-20°C.

“Getaran gempa semakin kuat. Terjadi erupsi awan panas hingga 22 kali dalam 12 jam. Volume kubah lava semakin besar yakni mencapai 2,6 juta kubik,” jelas Armen Putra.

Dia menjelaskan, jarak dan arah luncur awan panas tidak teramati karena tertutup kabut. Seismisitas terjadi sebanyak ratusan kali guguran dengan jarak pada 5-120 mm pada data parameter seismograf. Sedangkan lama gempa mencapai kisaran 37-776 detik. Disimpulkan, gunung api Sinabung masih tetap pada level tertinggi yakni Awas (Level IV).

Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas di radius 3 Km dari puncak gunung. Masyarakat juga diminta untuk tidak berada dalam jarak 7 Km di sektor selatan-tenggara, jarak 6 Km di sektor Tenggara-Timur serta jarak 4 Km di sektor Utara-Timur Gunung Sinabung.

“Pemerintah diminta untuk mengevakuasi masyarakat ke tempat yang aman, apabila masih ada di lokasi tersebut. Masyarakat yang berada dan bermukim di sekitar sungai-sungai yang berhulu di gunung Sinabung, diminta tetap waspada terhadap bahaya banjir lahar dingin,” kata Armen.

Menurutnya, pihaknya juga sedang berupaya meminimalisir volume kubah lava dengan cara menggugurkan kubah lava tersebut dengan bantuan peralatan yang dimiliki. Meski demikian, pihaknya belum dapat merinci jumlah besaran kubik yang sudah digugurkan, karena masih tertutup kabut dan rawan akan terjadinya awan panas guguran.

“Jika kubah lava tersebut jatuh dari puncak gunung, akan mampu menutupi desa-desa yang terletak pada radius 5 Km. Hal ini sangat dikhawatirkan terjadi, mengingat aktivitas gunung Sinabung belakangan ini sangat tinggi,” jelas Armen.

Di tempat terpisah, Dandim 0205/TK Letkol (Inf) Agustatius Sitepu selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Tanggap Darurat Erupsi Sinabung mengatakan, mengantisipasi dampak meningkatnya eskalasi erupsi Gunung Sinabung, pihaknya mengajak semua instansi terkait termasuk vulkanologi dan jajaran Pemkab Karo untuk menghadiri rapat koordinasi di Makodim 0205/TK, hari ini, Kamis (25/8) pukul 09.00 WIB.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan guna mengantisipasi timbulnya korban jiwa apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi yang besar. “Kita mengajak semua pihak untuk menggelar rapat koordinasi dan sosialisasi besok (hari ini-red), untuk menghimbau agar warga tidak berada di kawasan zona merah primer,” tutupnya. (cr-9/yaa)

Foto: Pardi Simalango/PM Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas yang sangat signifikan dan berada pada level tertinggi yakni Awas (Level IV).
Foto: Pardi Simalango/PM
Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas yang sangat signifikan dan berada pada level tertinggi yakni Awas (Level IV).

TANAH KARO, SUMUTPOS.CO – Diiringi awan panas guguran (APG) dan lava pijar yang kian tinggi, Gunung Sinabung makin bergetar. Paling tidak, kemarin erupsi awan panas hingga 22 kali terus terjadi.

Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, Rabu (24/8) mengatakan, dalam laporan terkini, visual di sekitar Gunung Sinabung tertutup kabut. Cuaca mendung, angin sedang-kencang ke arah timur dan suhu udara antara 16-20°C.

“Getaran gempa semakin kuat. Terjadi erupsi awan panas hingga 22 kali dalam 12 jam. Volume kubah lava semakin besar yakni mencapai 2,6 juta kubik,” jelas Armen Putra.

Dia menjelaskan, jarak dan arah luncur awan panas tidak teramati karena tertutup kabut. Seismisitas terjadi sebanyak ratusan kali guguran dengan jarak pada 5-120 mm pada data parameter seismograf. Sedangkan lama gempa mencapai kisaran 37-776 detik. Disimpulkan, gunung api Sinabung masih tetap pada level tertinggi yakni Awas (Level IV).

Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan kepada masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas di radius 3 Km dari puncak gunung. Masyarakat juga diminta untuk tidak berada dalam jarak 7 Km di sektor selatan-tenggara, jarak 6 Km di sektor Tenggara-Timur serta jarak 4 Km di sektor Utara-Timur Gunung Sinabung.

“Pemerintah diminta untuk mengevakuasi masyarakat ke tempat yang aman, apabila masih ada di lokasi tersebut. Masyarakat yang berada dan bermukim di sekitar sungai-sungai yang berhulu di gunung Sinabung, diminta tetap waspada terhadap bahaya banjir lahar dingin,” kata Armen.

Menurutnya, pihaknya juga sedang berupaya meminimalisir volume kubah lava dengan cara menggugurkan kubah lava tersebut dengan bantuan peralatan yang dimiliki. Meski demikian, pihaknya belum dapat merinci jumlah besaran kubik yang sudah digugurkan, karena masih tertutup kabut dan rawan akan terjadinya awan panas guguran.

“Jika kubah lava tersebut jatuh dari puncak gunung, akan mampu menutupi desa-desa yang terletak pada radius 5 Km. Hal ini sangat dikhawatirkan terjadi, mengingat aktivitas gunung Sinabung belakangan ini sangat tinggi,” jelas Armen.

Di tempat terpisah, Dandim 0205/TK Letkol (Inf) Agustatius Sitepu selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Tanggap Darurat Erupsi Sinabung mengatakan, mengantisipasi dampak meningkatnya eskalasi erupsi Gunung Sinabung, pihaknya mengajak semua instansi terkait termasuk vulkanologi dan jajaran Pemkab Karo untuk menghadiri rapat koordinasi di Makodim 0205/TK, hari ini, Kamis (25/8) pukul 09.00 WIB.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan guna mengantisipasi timbulnya korban jiwa apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi yang besar. “Kita mengajak semua pihak untuk menggelar rapat koordinasi dan sosialisasi besok (hari ini-red), untuk menghimbau agar warga tidak berada di kawasan zona merah primer,” tutupnya. (cr-9/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/