26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Duh… Masdalifa Dipasung Tiga Tahun

Anggota DPRD Tapsel dari Fraksi Nasdem, Timbul Simanungkalit mengunjungi Masdalifa yang terpasung, Rabu (23/8).

TAPSEL, SUMUTPOS.CO -Kondisi Masdalifa Boru Silitonga (36) warga Desa Perdamean, Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut) sangat menyedihkan. Betapa tidak, wanita malang ini harus dipasung oleh keluarganya karena mengalami gangguan jiwa.

Masdalifa terpaksa di pasung oleh keluarganya karena kerap membuat heboh warga sekitar tempat tinggalnya. Ia pun telah terpasung selama tiga tahun terakhir terakhir dan tinggal disebuah gubuk seorang diri. Hal ini harus dilakukan keluarganya, karena sudah tidak memiliki biaya untuk mengobati wanita malang tersebut.

“Ia terpaksa dipasung, karena keluarganya sudah kehabisan akal. Masdalifa sering masuk kerumah orang, hal itu pun membuat warga resah. Mau tidak mau keluarga terpaksa memasungnya,” ujar Anggota DPRD Kota Padang Sidempuan, Timbul Simanungkalit melalui keterangan tertulis, Kamis (24/8).

Dijelaskannya, apa yang dialami oleh Masdalifa bermula ketika wanita malang ini menjadi tenaga kerja wanita ke Malaysia pada tahun 2003. Sepulangnya dari Malaysia pada tahun 2004, Masdalifa mulai mengalami depresi. Kuat dugaan ia mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya.

“Di badannya ada bekas luka. Mulai dari situ dia sudah mulai mengalami gangguan jiwa. Beberapa kali pihak keluarga sudah membawanya ke Rumah Sakit Jiwa di Jalan Sembada Medan,”jelasnya.

Pengobatan Masdalifa pun memakan biaya ratusan juta. Namun, penyakit gangguan jiwanya kerap kambuh.

“Sawah dan semua harta orang tuanya sudah habis dijual. Sekarang dia dan ibunya numpang di tempat bos kerja abangnya,” ungkap Timbul.

“Dia sempat menikah, punya anak satu. Namun karena mengalami gangguan jiwa dia ditinggal suaminya. Anaknya pun ikut dibawa suaminya,” imbuhnya.

Mirisnya lagi, Masdalifa pun pernah menjadi korban perkosaan hingga hamil. “Dia kan tinggal sendirian di gubuk itu, ibunya tinggal sekitar 20 meter dari gubuk tempat Masdalifa dipasung. Waktu diperkosa ibunya sedang dirumah. Sampai hamil dan melahirkan dia, anaknya dibawa keluarganya karena sering dicubitinya,” katanya.

Timbul sendiri mengetahui soal Masdalifa berdasarkan informasi dari Prananda Surya Paloh (PSP) Center. “Saya diminta untuk cek. Ada masyarakat yang kirim pesan melalui pesan Facebook ke Pak Prananda. Kemudian Ketua PSP Center Bang Gandi Manurung hubungi saya. Kita upayakan agar Masdalifa mendapat pengobatan dan tempat yang layak,” pungkasnya.

Saat ini, Timbul pun tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menolong Masdalifa. Sementara itu, Prananda Surya Paloh akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pertolongan kepada Masdalifa.

“Saya meminta tim PSP Center untuk mengatur operasi penyelamatan ibu malang tersebut. Semoga ini memberikan manfaat. Negara harus hadir melayani warga negaranya,” tutur Anggota Komisi I DPR RI itu.(dik/ala)

Anggota DPRD Tapsel dari Fraksi Nasdem, Timbul Simanungkalit mengunjungi Masdalifa yang terpasung, Rabu (23/8).

TAPSEL, SUMUTPOS.CO -Kondisi Masdalifa Boru Silitonga (36) warga Desa Perdamean, Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut) sangat menyedihkan. Betapa tidak, wanita malang ini harus dipasung oleh keluarganya karena mengalami gangguan jiwa.

Masdalifa terpaksa di pasung oleh keluarganya karena kerap membuat heboh warga sekitar tempat tinggalnya. Ia pun telah terpasung selama tiga tahun terakhir terakhir dan tinggal disebuah gubuk seorang diri. Hal ini harus dilakukan keluarganya, karena sudah tidak memiliki biaya untuk mengobati wanita malang tersebut.

“Ia terpaksa dipasung, karena keluarganya sudah kehabisan akal. Masdalifa sering masuk kerumah orang, hal itu pun membuat warga resah. Mau tidak mau keluarga terpaksa memasungnya,” ujar Anggota DPRD Kota Padang Sidempuan, Timbul Simanungkalit melalui keterangan tertulis, Kamis (24/8).

Dijelaskannya, apa yang dialami oleh Masdalifa bermula ketika wanita malang ini menjadi tenaga kerja wanita ke Malaysia pada tahun 2003. Sepulangnya dari Malaysia pada tahun 2004, Masdalifa mulai mengalami depresi. Kuat dugaan ia mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya.

“Di badannya ada bekas luka. Mulai dari situ dia sudah mulai mengalami gangguan jiwa. Beberapa kali pihak keluarga sudah membawanya ke Rumah Sakit Jiwa di Jalan Sembada Medan,”jelasnya.

Pengobatan Masdalifa pun memakan biaya ratusan juta. Namun, penyakit gangguan jiwanya kerap kambuh.

“Sawah dan semua harta orang tuanya sudah habis dijual. Sekarang dia dan ibunya numpang di tempat bos kerja abangnya,” ungkap Timbul.

“Dia sempat menikah, punya anak satu. Namun karena mengalami gangguan jiwa dia ditinggal suaminya. Anaknya pun ikut dibawa suaminya,” imbuhnya.

Mirisnya lagi, Masdalifa pun pernah menjadi korban perkosaan hingga hamil. “Dia kan tinggal sendirian di gubuk itu, ibunya tinggal sekitar 20 meter dari gubuk tempat Masdalifa dipasung. Waktu diperkosa ibunya sedang dirumah. Sampai hamil dan melahirkan dia, anaknya dibawa keluarganya karena sering dicubitinya,” katanya.

Timbul sendiri mengetahui soal Masdalifa berdasarkan informasi dari Prananda Surya Paloh (PSP) Center. “Saya diminta untuk cek. Ada masyarakat yang kirim pesan melalui pesan Facebook ke Pak Prananda. Kemudian Ketua PSP Center Bang Gandi Manurung hubungi saya. Kita upayakan agar Masdalifa mendapat pengobatan dan tempat yang layak,” pungkasnya.

Saat ini, Timbul pun tengah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk menolong Masdalifa. Sementara itu, Prananda Surya Paloh akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pertolongan kepada Masdalifa.

“Saya meminta tim PSP Center untuk mengatur operasi penyelamatan ibu malang tersebut. Semoga ini memberikan manfaat. Negara harus hadir melayani warga negaranya,” tutur Anggota Komisi I DPR RI itu.(dik/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/