30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Camat Medan Kota Capek Imbau Warga untuk Gotong-royong

Hujan deras yang mengguyur Kota Medan, khususnya di Kecamatan Medan Kota menjadi momok yang menakutkan bagi warga di sekitar Jalan Pelajar, Jalan Bahagia by Pass dan Jalan Turi. Pasalnya, bila hujan deras mengguyur selama 20 menit saja, jalanan menjadi banjir setinggi lutut orang dewasa.

Kejadian banjir diakibatkan guyuran hujan deras dan karena terjadinya pendangkalan drainase. Hal itu lebih dikarenakan drainase banyak sampah dan lumpur. Seperti diutarakan seorang warga, Ismail (56) warga Jalan Turi, Sabtu (22/9).
“Setiap hujan deras turun, Jalan Turi selalu banjir. Tak jarang, air masuk ke rumah. Inilah membuat kami kesal,” ucapnya.

Dia mengakui, selama ini selalu saja dilakukan membersihkan drainase, tapi dikarenakan tak dilakukan secara serentak oleh pemerintah. Maka hasilnya tak berarti, banjir tetap melanda warga.

Ismail berharap, Pemko Medan melalui Pemerintah Kecamatan Medan Kota untuk segera menyampaikan keluhan warga kepada instansi terkait. Kemudian, melakukan gerakan gotong royong massal se-Kecamatan Medan Kota. “Karena bicara drainase adalah bicara keseluruhan. Tak bisa hanya satu dua kesadaran warga, melainkan kebersamaan. Itu semua harus difasilitasi camat,” kata alumni perguruan tinggi negeri itu.
“Saya yakin bila drainase dikorek. Banjir  tak terjadi lagi,” katanya.

Menjawab itu, Camat Medan Kota, Parlindungan Nasution saat dikonfirmasikan mengenai banjir di wilayahnya yang kerap terjadi, mengatakan sejumlah ruas jalan yang sering dilanda banjir tersebut sebenarnya disebabkan banyaknya sampah dan lumpur yang ada di dalam gorong-gorong drainase. Sampah yang berada di dalam drainase diakibatkan ulah warga yang membuang sampah sembarangan ke drainase.

Dia mengakui, pihak kecamatan sudah berkali-kali memberikan imbauan kepada warga agar tak membuang sampah sembarangan ke dalam drainase. “Kami pihak kecamatan capek memberikan imbauan kepada warga agar tidak sembarangan membuang. Hasilnya apa, tetap warga membuang sampah sembarangan.Akibatnya, warga sendiri yang resah karena kebanjiran,” kesalnya.

Parlindungan menyebutkan gotong-royong di setiap kelurahan ataupun lingkungan di kecamatan Medan Kota selalu dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu. Hanya saja, gotong-royong berlangsung warga tidak ada yang ingin berpartipasi.
“Jujur saja saya katakan, kepedulian masyarakat dalam gotong-royong untuk kebersihan setiap lingkungan kurang. Padahal, kebersihan itu buat masyarakat bukan untuk pihak kecamatan,”terangnya.
Lebih lanjut, Parlindungan mengaku sudah menyampaikan persoalan banjir di sejumlah jalan di Kecamatan Medan Kota ke Dinas Bina Marga. Bahkan, surat untuk melakukan pengorekan drainase sudah disampaikan.
Tak hanya itu, dia mengimbau kepada masyarakat di Kecamatan Medan Kota agar lebih peduli dalam hal kebersihan di setiap lingkungan. Sebab, lingkungan bersih menjadikan warga menjadi sehat dan terhindar dari segala penyakit lingkungan. (omi)

Hujan deras yang mengguyur Kota Medan, khususnya di Kecamatan Medan Kota menjadi momok yang menakutkan bagi warga di sekitar Jalan Pelajar, Jalan Bahagia by Pass dan Jalan Turi. Pasalnya, bila hujan deras mengguyur selama 20 menit saja, jalanan menjadi banjir setinggi lutut orang dewasa.

Kejadian banjir diakibatkan guyuran hujan deras dan karena terjadinya pendangkalan drainase. Hal itu lebih dikarenakan drainase banyak sampah dan lumpur. Seperti diutarakan seorang warga, Ismail (56) warga Jalan Turi, Sabtu (22/9).
“Setiap hujan deras turun, Jalan Turi selalu banjir. Tak jarang, air masuk ke rumah. Inilah membuat kami kesal,” ucapnya.

Dia mengakui, selama ini selalu saja dilakukan membersihkan drainase, tapi dikarenakan tak dilakukan secara serentak oleh pemerintah. Maka hasilnya tak berarti, banjir tetap melanda warga.

Ismail berharap, Pemko Medan melalui Pemerintah Kecamatan Medan Kota untuk segera menyampaikan keluhan warga kepada instansi terkait. Kemudian, melakukan gerakan gotong royong massal se-Kecamatan Medan Kota. “Karena bicara drainase adalah bicara keseluruhan. Tak bisa hanya satu dua kesadaran warga, melainkan kebersamaan. Itu semua harus difasilitasi camat,” kata alumni perguruan tinggi negeri itu.
“Saya yakin bila drainase dikorek. Banjir  tak terjadi lagi,” katanya.

Menjawab itu, Camat Medan Kota, Parlindungan Nasution saat dikonfirmasikan mengenai banjir di wilayahnya yang kerap terjadi, mengatakan sejumlah ruas jalan yang sering dilanda banjir tersebut sebenarnya disebabkan banyaknya sampah dan lumpur yang ada di dalam gorong-gorong drainase. Sampah yang berada di dalam drainase diakibatkan ulah warga yang membuang sampah sembarangan ke drainase.

Dia mengakui, pihak kecamatan sudah berkali-kali memberikan imbauan kepada warga agar tak membuang sampah sembarangan ke dalam drainase. “Kami pihak kecamatan capek memberikan imbauan kepada warga agar tidak sembarangan membuang. Hasilnya apa, tetap warga membuang sampah sembarangan.Akibatnya, warga sendiri yang resah karena kebanjiran,” kesalnya.

Parlindungan menyebutkan gotong-royong di setiap kelurahan ataupun lingkungan di kecamatan Medan Kota selalu dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu. Hanya saja, gotong-royong berlangsung warga tidak ada yang ingin berpartipasi.
“Jujur saja saya katakan, kepedulian masyarakat dalam gotong-royong untuk kebersihan setiap lingkungan kurang. Padahal, kebersihan itu buat masyarakat bukan untuk pihak kecamatan,”terangnya.
Lebih lanjut, Parlindungan mengaku sudah menyampaikan persoalan banjir di sejumlah jalan di Kecamatan Medan Kota ke Dinas Bina Marga. Bahkan, surat untuk melakukan pengorekan drainase sudah disampaikan.
Tak hanya itu, dia mengimbau kepada masyarakat di Kecamatan Medan Kota agar lebih peduli dalam hal kebersihan di setiap lingkungan. Sebab, lingkungan bersih menjadikan warga menjadi sehat dan terhindar dari segala penyakit lingkungan. (omi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/