“Kami memandang perlu kegiatan ini sebagai usaha promosi kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit. Selain itu, kita juga melihat penting dilakukan usaha untuk memberikan pengetahuan kepada pengurus kantin sekolah dan produsen makanan untuk dapat peduli terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,” ujarnya.
Di zaman modernisasi dan industrialisasi, lanjutnya, banyak sekali zat kimia dan sebagainya, yang mungkin tidak diketahui oleh para produsen makanan sehingga bisa berakibat buruk terhadap kesehatan. “Sekarang pola penyakit sudah bergeser, dari penyakit infeksi, ke arah penyakit yang berkaitan dengan metabolisme dan kanker. Datangnya di antaranya dari zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam makanan,” kata dr Adinata.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, drg Usma Polita Nasution MKes mengatakan, kegiatan itu akan berkelanjutan. Dan akan dilihat potensi CSR dari perusahaan yang peduli dan konsen dengan lingkungan di sekitarnya. Sebab, di PP 47 Tahun 2012 dinyatakan jika perusahaan punya kewajiban untuk peduli pada sosial dan lingkungam dari dampak lingkungannya.
“Saya optimis, karena kesehatan adalah investasi bangsa. Tidak akan ada yang tidak peduli terhadap anak-anak sebagai investasi bangsa,” kata Usma.
Ditekankan Usma, kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Itu jelas tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Oleh karena itu, kesehatan harus dikerjakan bersama. “Hingga kini, dari 880 Sekokah Dasar dan Ibtidaiyah, baru 52% yang terpapar oleh promosi kesehatan,” pungkasnya. (ain/ila)