25.9 C
Medan
Friday, April 25, 2025

Kantor Cabang ’Diserbu’ Warga

Penjualan Air Isi Ulang Meningkat

Sementara hingga kemarin, warga terus memadati depot air minum isi ulang. Bahkan, beberapa tempat pengisian air isi ulang ketika didatangi Sumut Pos, langsung menyatakan “habis”. Atun, seorang penjual air isi ulang di Jalan Bromo mengaku, biasanya dalam sehari dia hanya mampu menjual seratusan galon air. Namun sejak dua atau tiga hari ini, penjualannya meningkat hingga dua ratusan galon sehari.

“Memang meningkat karena banyak yang isi ulang akibat tidak mengalirnya air PDAM. Sehari biasanya sekitar seratusan galon, sekarang jadi dua kali lipat,” tuturnya saat ditemui, Selasa (24/10).

Dikatakannya, biasanya satu tangki besar air untuk isi ulang bisa menghabiskan waktu seminggu. Kini, diperkirakan hanya tiga sampai empat hari saja. Menurutnya, kebanyakan setiap orang yang membeli air isi ulang lebih dari dua galon. Bahkan, ada yang membeli sampai lima galon. “Selain untuk minum, masyarakat menggunakan airnya untuk mandi. Termasuk juga saya sendiri, karena di rumah tidak menggunakan air sanyo atau sumur,” ucapnya.

Dia berharap, kondisi ini tidak berlangsung lama meski mendapat untung berlimpah di saat air tak mengalir. Sebab, kasihan masyarakat kecil yang kemampuan ekonominya rendah. “Semoga cepat normal kembali airnya, kasihan rakyat kecil yang sehari-harinya mencari nafkah cukup untuk makan ditambah beban lagi,” cetusnya.

Tak jauh berbeda disampaikan Andi, penjual air isi ulang di Jalan Halat, Medan Area. Kata dia, dalam sehari air isi ulang yang dijualnya bisa mencapai 250 galon. “Sebelum air PDAM mati, penjualan normalnya mencapai seratusan lebih dalam sehari. Namun, ketika air tak mengalir, pendapatan meningkat kira-kira 250 galon per hari. Satu galon biasanya saya jual Rp5.000,” ujarnya.

Sementara, Nina (50), warga yang membeli air isi ulang mengaku membeli air selain untuk minum juga untuk mandi dan mencuci. “Kalau untuk minum tidak banyak habis. Ini untuk mandi anak-anak di rumah,” ucapnya.

Ibu rumah tangga ini berharap kondisi tersebut tak berlangsung lama. “Semoga cepat normal lagi. Soalnya, kalau lama-lama kondisi seperti ini jelas menambah beban,” tuturnya. (ain/ris/prn/adz)

Penjualan Air Isi Ulang Meningkat

Sementara hingga kemarin, warga terus memadati depot air minum isi ulang. Bahkan, beberapa tempat pengisian air isi ulang ketika didatangi Sumut Pos, langsung menyatakan “habis”. Atun, seorang penjual air isi ulang di Jalan Bromo mengaku, biasanya dalam sehari dia hanya mampu menjual seratusan galon air. Namun sejak dua atau tiga hari ini, penjualannya meningkat hingga dua ratusan galon sehari.

“Memang meningkat karena banyak yang isi ulang akibat tidak mengalirnya air PDAM. Sehari biasanya sekitar seratusan galon, sekarang jadi dua kali lipat,” tuturnya saat ditemui, Selasa (24/10).

Dikatakannya, biasanya satu tangki besar air untuk isi ulang bisa menghabiskan waktu seminggu. Kini, diperkirakan hanya tiga sampai empat hari saja. Menurutnya, kebanyakan setiap orang yang membeli air isi ulang lebih dari dua galon. Bahkan, ada yang membeli sampai lima galon. “Selain untuk minum, masyarakat menggunakan airnya untuk mandi. Termasuk juga saya sendiri, karena di rumah tidak menggunakan air sanyo atau sumur,” ucapnya.

Dia berharap, kondisi ini tidak berlangsung lama meski mendapat untung berlimpah di saat air tak mengalir. Sebab, kasihan masyarakat kecil yang kemampuan ekonominya rendah. “Semoga cepat normal kembali airnya, kasihan rakyat kecil yang sehari-harinya mencari nafkah cukup untuk makan ditambah beban lagi,” cetusnya.

Tak jauh berbeda disampaikan Andi, penjual air isi ulang di Jalan Halat, Medan Area. Kata dia, dalam sehari air isi ulang yang dijualnya bisa mencapai 250 galon. “Sebelum air PDAM mati, penjualan normalnya mencapai seratusan lebih dalam sehari. Namun, ketika air tak mengalir, pendapatan meningkat kira-kira 250 galon per hari. Satu galon biasanya saya jual Rp5.000,” ujarnya.

Sementara, Nina (50), warga yang membeli air isi ulang mengaku membeli air selain untuk minum juga untuk mandi dan mencuci. “Kalau untuk minum tidak banyak habis. Ini untuk mandi anak-anak di rumah,” ucapnya.

Ibu rumah tangga ini berharap kondisi tersebut tak berlangsung lama. “Semoga cepat normal lagi. Soalnya, kalau lama-lama kondisi seperti ini jelas menambah beban,” tuturnya. (ain/ris/prn/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru