25.6 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Erry Marahi Dirut PDAM

 Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi.

SUMUTPOS.CO – Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi terus menjadi sorotan publik. Apalagi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Sumut ini kinerjanya terus mengecewakan masyarakat. Padahal, PDAM Tirtanadi Sumut telah menaikkan tarif air.

Tiga hari terakhir, pelanggan PDAM Tirtanadi di Kota Medan dan Deliserdang di sejumlah kecamatan tidak dapat menikmati air. Hal ini dipicu terjadinya kerusakan pipa induk di kawasan Delitua, beberapa hari lalu.

Menyikapi ini, Anggota Komisi C DPRD Sumut, Meilizar Latief mengaku sudah memprediksi kalau pelayanan Tirtanadi tidak akan berubah meski tarif dasar air dinaikkan. Karenanya, dia mendesak agar segera dilakukan evaluasi besar-besaran di tubuh PDAM Tirtanadi untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada pelanggan. Bukan hanya itu, kinerja para direksi di bawah kendali Sutedi Raharjo juga patut dipertanyakan.

“Segala bentuk masalah yang terjadi di Tirtanadi merupakan tanggung jawab dirut. Makanya kita minta Gubernur Sumut mengevaluasi kinerjanya,” kata Meilizar kepada wartawan di gedung dewan, Selasa (24/10).

Melizar menambahkan, persoalan kebijakan kenaikan tarif air dan masalah pecahnya pipa di Delitua menunjukkan kinerja Tirtanadi tidak profesional. “Sudah tidak pernah memberikan kontribusi PAD, Tirtanadi malah tidak bisa meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Inikan miris dan aib bagi Pemprovsu,” cibirnya.

Di sisi lain, Meilizar juga meminta agar Tirtanadi memberikan kepastian kepada masyarakat tentang penanganan masalah air.

“Harusnya besok (hari ini, Red) sudah kembali normal. Kita lihat masyarakat mengantre untuk mendapatkan air bersih, itupun bukan bantuan PDAM. Di mana sebenarnya peran PDAM?” tanya dia.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut ini pun menyatakan, masyarakat juga terpaksa membeli air isi ulang untuk keperluan mandi dan masak. “Itu juga tidak mencukupi, air kebutuhan primer masyarakat. PDAM jangan diam saja. Gangguan yang sudah lima hari ini tidak dapat ditolerir lagi,”katanya.

Kata dia, masyarakat tidak mau tahu tentang alasan yang dibuat PDAM Tirtanadi Sumut. Sebab, masyarakat hanya inginkan kebutuhan air bersih mereka terpenuhi. “Masyarakat baru saja terkena dampak kenaikan tarif air. Pelayanan kenapa tidak menjadi lebih baik, malah sebaliknya,” bilangnya.

Menyikapi keluhan warga Medan dan Deliserdang, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Erry Nuradi pun langsung bereaksi atas keluhan masyarakat terkait air ini. Erry langsung memberi teguran keras kepada Dirut PDAM Tirtanadi Sutedi Raharjo sekaligus meminta alasan, mengapa air yang merupakan kebutuhan vital masyarakat bias tidak mengalir ke rumah warga sebagaimana biasanya.

Erry juga meminta Sutedi bekerja professional, sehingga tidak membuat segenap masyarakat, khususnya pelanggan Tirtanadi di Kota Medan resah karena ketiadaan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, mencuci dan keperluan penting lainnya. “Ini tidak main-main. Air itu persoalan hajat hidup manusia, mengapa bisa macat hampir di semua bagian kota ini. Jadi, saya minta Dirut PDAM segera menjelaskan secara terang-benderang kepada masyarakat, apa sebenarnya yang terjadi,” ucap Gubsu kepada wartawan sebelum berangkat ke Sorong, Papua, Selasa (24/10).

Gubsu juga mengingatkan Sutedi, agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang. “Saya berharap, kinerja dan pelayanan PDAM dalam memenuhi kebetuhan air warga Sumut, khususnya Kota Medan, dapat lebih maksimal dan lebih baik lagi di masa mendatang. Jangan sampai membuat rakyat kecewa, apalagi marah kepada perusahaan daerah ini,” tegas Erry.

 Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi.

SUMUTPOS.CO – Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi terus menjadi sorotan publik. Apalagi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Sumut ini kinerjanya terus mengecewakan masyarakat. Padahal, PDAM Tirtanadi Sumut telah menaikkan tarif air.

Tiga hari terakhir, pelanggan PDAM Tirtanadi di Kota Medan dan Deliserdang di sejumlah kecamatan tidak dapat menikmati air. Hal ini dipicu terjadinya kerusakan pipa induk di kawasan Delitua, beberapa hari lalu.

Menyikapi ini, Anggota Komisi C DPRD Sumut, Meilizar Latief mengaku sudah memprediksi kalau pelayanan Tirtanadi tidak akan berubah meski tarif dasar air dinaikkan. Karenanya, dia mendesak agar segera dilakukan evaluasi besar-besaran di tubuh PDAM Tirtanadi untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada pelanggan. Bukan hanya itu, kinerja para direksi di bawah kendali Sutedi Raharjo juga patut dipertanyakan.

“Segala bentuk masalah yang terjadi di Tirtanadi merupakan tanggung jawab dirut. Makanya kita minta Gubernur Sumut mengevaluasi kinerjanya,” kata Meilizar kepada wartawan di gedung dewan, Selasa (24/10).

Melizar menambahkan, persoalan kebijakan kenaikan tarif air dan masalah pecahnya pipa di Delitua menunjukkan kinerja Tirtanadi tidak profesional. “Sudah tidak pernah memberikan kontribusi PAD, Tirtanadi malah tidak bisa meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Inikan miris dan aib bagi Pemprovsu,” cibirnya.

Di sisi lain, Meilizar juga meminta agar Tirtanadi memberikan kepastian kepada masyarakat tentang penanganan masalah air.

“Harusnya besok (hari ini, Red) sudah kembali normal. Kita lihat masyarakat mengantre untuk mendapatkan air bersih, itupun bukan bantuan PDAM. Di mana sebenarnya peran PDAM?” tanya dia.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut ini pun menyatakan, masyarakat juga terpaksa membeli air isi ulang untuk keperluan mandi dan masak. “Itu juga tidak mencukupi, air kebutuhan primer masyarakat. PDAM jangan diam saja. Gangguan yang sudah lima hari ini tidak dapat ditolerir lagi,”katanya.

Kata dia, masyarakat tidak mau tahu tentang alasan yang dibuat PDAM Tirtanadi Sumut. Sebab, masyarakat hanya inginkan kebutuhan air bersih mereka terpenuhi. “Masyarakat baru saja terkena dampak kenaikan tarif air. Pelayanan kenapa tidak menjadi lebih baik, malah sebaliknya,” bilangnya.

Menyikapi keluhan warga Medan dan Deliserdang, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Erry Nuradi pun langsung bereaksi atas keluhan masyarakat terkait air ini. Erry langsung memberi teguran keras kepada Dirut PDAM Tirtanadi Sutedi Raharjo sekaligus meminta alasan, mengapa air yang merupakan kebutuhan vital masyarakat bias tidak mengalir ke rumah warga sebagaimana biasanya.

Erry juga meminta Sutedi bekerja professional, sehingga tidak membuat segenap masyarakat, khususnya pelanggan Tirtanadi di Kota Medan resah karena ketiadaan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, mencuci dan keperluan penting lainnya. “Ini tidak main-main. Air itu persoalan hajat hidup manusia, mengapa bisa macat hampir di semua bagian kota ini. Jadi, saya minta Dirut PDAM segera menjelaskan secara terang-benderang kepada masyarakat, apa sebenarnya yang terjadi,” ucap Gubsu kepada wartawan sebelum berangkat ke Sorong, Papua, Selasa (24/10).

Gubsu juga mengingatkan Sutedi, agar kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang. “Saya berharap, kinerja dan pelayanan PDAM dalam memenuhi kebetuhan air warga Sumut, khususnya Kota Medan, dapat lebih maksimal dan lebih baik lagi di masa mendatang. Jangan sampai membuat rakyat kecewa, apalagi marah kepada perusahaan daerah ini,” tegas Erry.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/