29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Kantor Cabang ’Diserbu’ Warga

Foto: Tiadi/Sumut Pos
Warga mengantre mengambil air sumur milik PDAM Cabang Medan Denai di Medan, Sumatera Utara, Selasa (24/10). Gangguan aliran air bersih yang terjadi sejak tanggal 21 Oktober 2017 karena ada kebocoran pada pipa transmisi diameter 1.000 milimeter di lokasi Jalan Purwo, Delitua itu membuat pasokan air berhenti di sejumlah wilayah di kota Medan yang berdampak pada masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih.

SUMUTPOS.CO – SEJAK Selasa (24/10) pagi, kantor PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai di Jalan Garuda, Perumnas Mandala, sudah dipadati warga. Tidak hanya warga yang tinggal di Perumnas Mandala, warga yang tinggal di Kecamatan Medan Area dan Medan Denai juga turut memadati kantor itu.

Mereka datang mengendarai sepeda motor sambil membawa galon air dan ada yang datang mengendarai becak motor barang yang dipenuhi ember. Kepada Petugas, warga meminta air karena rumah mereka tidak dialiri air lagi.

Karena memang tidak ada stok air, petugas mempersilahkan warga untuk mengambil air di sumur bor yang ada di bagian samping kanan kantor. Dengan menggunakan selang yang tersambung ke kran air sumur bor, warga bergantian mengambil air, tanpa batasan.

“Namanya sumur bor. Lama kelamaan dan karena terlalu banyak yang diambil, airnya keruh. Karena tidak bisa dipakai, warga nggak mau dan meminta air ke kami lagi. Tapi bagaimana mau dibuat, kami saja nggak ada air di dalam (kantor, Red), ” ujar seorang petugas ketika ditanyai Sumut Pos di pos Satpam kantor PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai.

Karena warga terus mendesak, akhirnya mereka meminta pasokan air dari kantor pusat Tirtanadi di Jalan Sisingamangaraja. Tak lama berselang, daltanglah satu unit mobil tangki bermuatan 8.000 liter air. Kemudian dibagi-bagikan kepada warga. Namun, sekira pukul 13.00 WIB, 8.000 liter air itu habis. Sementara warga yang mengantre masih banyak. “Makanya mobil berangkat lagi ke kantor pusat. Sekitar jam 3 sampai sini lagi, ” lanjut petugas itu.

Sementara Humas PDAM Tirtanadi Zaman Mandrofa mengatakan, sembari menunggu pasokan air kembali normal, pihaknya perkenankan warga untuk mengambil air dari kantor pusat PDAM. “Jadi di titik cabang-cabang pembantu kami yang masih tersedia air, ya masyarakat bisa datang dan memanfaatkan air tersebut. Seperti di kantor pusat ini sejak semalam masyarakat datang ke mari mengambil air,” katanya.

Dia juga mengungkapkan, untuk melayani pelanggan yang terdampak kebocoran pipa induk ini seperti di Medan Amplas, Medan Denai, Medan Kota, Medan Area, Medan Timur, dan Tanjungmorawa, PDAM tidak memiliki armada yang cukup. “Ketersediaan mobil tangki kita terbatas, sementara yang mau dilayani ribuan pelanggan. Kami mohon maaf atas kejadian ini, sebab tidak ada yang bisa kami lakukan karena ini kejadian alam. Kami tetap usahakan perbaikan dan tidak lepas tanggung jawab,” ungkapnya.

Amatan Sumut Pos kemarin, banyak warga yang mengambil air dari Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Sumut. Warga tersebut datang dari sejumlah kecamatan di Kota Medan. Mereka mayoritas datang membawa wadah air isi ulang, ember dan drum tempat mengisi air yang diambil dari sana.

Amir, warga Jalan Juanda Medan mengaku sudah dua hari ini sengaja mengambil air dari Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Sumut, di Jalan SM Raja Medan. “Mau bagaimana lagi, pulanya air di rumah saya tak mengalir. Semua jadi sulit dikarenakan air mati. Untuk mandi, minum dan buang hajat pun susah,” ungkapnya.

Dia berharap masalah ini cepat diatasi oleh perusahaan plat merah milik Pemprovsu itu. “Kalau saya sebagai warga ditanya, ya tentu inginnya pasokan air kembali normal. Sudahlah tarif air mahal, listrik mahal, kalau susah lagi didapat apa gak tambah pusing,” keluhnya.

Sementara itu, Pemko Medan melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan turut membantu distribusi air bersih kepada warganya, paskamengetahui pasokan air terkendala selama tiga hari ini. “Bantuan ini merupakan perintah pak wakil wali kota, yang meminta kami menyediakan pasokan air bersih untuk membantu masyarakat,” kata Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Medan, Zulfakhri Ahmadi kepada Sumut Pos, kemarin.

Pihaknya menurunkan enam unit armada pasokan air bersih pada hari itu untuk membantu masyarakat. Diantaranya di wilayah Kecamatan Medan Amplas, Medan Area, Medan Perjuangan dan Medan. “Kita punyakan ada enam unit. Mulai dari pagi jam 9, kita kerahkan secara bergantian ke kecamatan-kecamatan yang membutuhkan sampai sore,” katanya.

Untuk di Kecamatan Amplas, sebut dia, mobil tersebut diturunkan di Jalan Garu III. Di Medan Area mobil itu diturunkan di dekat kantor camat. “Di Jalan Selamat juga ada dan di Medan Perjuangan depan Masjid Suhada. Kebetulan ada enam unit mobil kita bisa dipakai, karena sebagian dipakai untuk nyiram,” katanya.

Pihaknya berharap, dengan turunnya enam unit mobil tersebut bisa membantu kebutuhan air bersih masyarakat Kota Medan. “Ya harapannya seperti itu, bisa dapat membantu. Apalagi yang kita tahu kebocoran terjadi pada pipa induk di Delitua,” pungkasnya.

Foto: Tiadi/Sumut Pos
Warga mengantre mengambil air sumur milik PDAM Cabang Medan Denai di Medan, Sumatera Utara, Selasa (24/10). Gangguan aliran air bersih yang terjadi sejak tanggal 21 Oktober 2017 karena ada kebocoran pada pipa transmisi diameter 1.000 milimeter di lokasi Jalan Purwo, Delitua itu membuat pasokan air berhenti di sejumlah wilayah di kota Medan yang berdampak pada masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih.

SUMUTPOS.CO – SEJAK Selasa (24/10) pagi, kantor PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai di Jalan Garuda, Perumnas Mandala, sudah dipadati warga. Tidak hanya warga yang tinggal di Perumnas Mandala, warga yang tinggal di Kecamatan Medan Area dan Medan Denai juga turut memadati kantor itu.

Mereka datang mengendarai sepeda motor sambil membawa galon air dan ada yang datang mengendarai becak motor barang yang dipenuhi ember. Kepada Petugas, warga meminta air karena rumah mereka tidak dialiri air lagi.

Karena memang tidak ada stok air, petugas mempersilahkan warga untuk mengambil air di sumur bor yang ada di bagian samping kanan kantor. Dengan menggunakan selang yang tersambung ke kran air sumur bor, warga bergantian mengambil air, tanpa batasan.

“Namanya sumur bor. Lama kelamaan dan karena terlalu banyak yang diambil, airnya keruh. Karena tidak bisa dipakai, warga nggak mau dan meminta air ke kami lagi. Tapi bagaimana mau dibuat, kami saja nggak ada air di dalam (kantor, Red), ” ujar seorang petugas ketika ditanyai Sumut Pos di pos Satpam kantor PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai.

Karena warga terus mendesak, akhirnya mereka meminta pasokan air dari kantor pusat Tirtanadi di Jalan Sisingamangaraja. Tak lama berselang, daltanglah satu unit mobil tangki bermuatan 8.000 liter air. Kemudian dibagi-bagikan kepada warga. Namun, sekira pukul 13.00 WIB, 8.000 liter air itu habis. Sementara warga yang mengantre masih banyak. “Makanya mobil berangkat lagi ke kantor pusat. Sekitar jam 3 sampai sini lagi, ” lanjut petugas itu.

Sementara Humas PDAM Tirtanadi Zaman Mandrofa mengatakan, sembari menunggu pasokan air kembali normal, pihaknya perkenankan warga untuk mengambil air dari kantor pusat PDAM. “Jadi di titik cabang-cabang pembantu kami yang masih tersedia air, ya masyarakat bisa datang dan memanfaatkan air tersebut. Seperti di kantor pusat ini sejak semalam masyarakat datang ke mari mengambil air,” katanya.

Dia juga mengungkapkan, untuk melayani pelanggan yang terdampak kebocoran pipa induk ini seperti di Medan Amplas, Medan Denai, Medan Kota, Medan Area, Medan Timur, dan Tanjungmorawa, PDAM tidak memiliki armada yang cukup. “Ketersediaan mobil tangki kita terbatas, sementara yang mau dilayani ribuan pelanggan. Kami mohon maaf atas kejadian ini, sebab tidak ada yang bisa kami lakukan karena ini kejadian alam. Kami tetap usahakan perbaikan dan tidak lepas tanggung jawab,” ungkapnya.

Amatan Sumut Pos kemarin, banyak warga yang mengambil air dari Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Sumut. Warga tersebut datang dari sejumlah kecamatan di Kota Medan. Mereka mayoritas datang membawa wadah air isi ulang, ember dan drum tempat mengisi air yang diambil dari sana.

Amir, warga Jalan Juanda Medan mengaku sudah dua hari ini sengaja mengambil air dari Kantor Pusat PDAM Tirtanadi Sumut, di Jalan SM Raja Medan. “Mau bagaimana lagi, pulanya air di rumah saya tak mengalir. Semua jadi sulit dikarenakan air mati. Untuk mandi, minum dan buang hajat pun susah,” ungkapnya.

Dia berharap masalah ini cepat diatasi oleh perusahaan plat merah milik Pemprovsu itu. “Kalau saya sebagai warga ditanya, ya tentu inginnya pasokan air kembali normal. Sudahlah tarif air mahal, listrik mahal, kalau susah lagi didapat apa gak tambah pusing,” keluhnya.

Sementara itu, Pemko Medan melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan turut membantu distribusi air bersih kepada warganya, paskamengetahui pasokan air terkendala selama tiga hari ini. “Bantuan ini merupakan perintah pak wakil wali kota, yang meminta kami menyediakan pasokan air bersih untuk membantu masyarakat,” kata Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Medan, Zulfakhri Ahmadi kepada Sumut Pos, kemarin.

Pihaknya menurunkan enam unit armada pasokan air bersih pada hari itu untuk membantu masyarakat. Diantaranya di wilayah Kecamatan Medan Amplas, Medan Area, Medan Perjuangan dan Medan. “Kita punyakan ada enam unit. Mulai dari pagi jam 9, kita kerahkan secara bergantian ke kecamatan-kecamatan yang membutuhkan sampai sore,” katanya.

Untuk di Kecamatan Amplas, sebut dia, mobil tersebut diturunkan di Jalan Garu III. Di Medan Area mobil itu diturunkan di dekat kantor camat. “Di Jalan Selamat juga ada dan di Medan Perjuangan depan Masjid Suhada. Kebetulan ada enam unit mobil kita bisa dipakai, karena sebagian dipakai untuk nyiram,” katanya.

Pihaknya berharap, dengan turunnya enam unit mobil tersebut bisa membantu kebutuhan air bersih masyarakat Kota Medan. “Ya harapannya seperti itu, bisa dapat membantu. Apalagi yang kita tahu kebocoran terjadi pada pipa induk di Delitua,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/