28.9 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Guru Ini Modif Alat Peraga Klinometer dari Pipa Paralon Bekas

Kata Suprayitno, munculnya ide mengangkat alat tersebut sebagai karya ilmiah karena ingin alat itu bisa dimiliki oleh kalangan siswanya. Sebab, untuk memiliki alat itu butuh biaya yang cukup besar. Bagi siswa ekonomi lemah, kemungkinan tidak akan mau membelinya lantaran mahal harganya. Jadi, dengan harga yang murah maka siswa bisa merakitnya sendiri, sehingga secara tidak langsung memperdalam bidang ilmu matematika.

Lebih lanjut dia mengatakan, menjadi seorang guru awalnya bukan cita-cita yang sebenarnya. Karena, sewaktu mengambil kuliah dulu semula memilih jurusan teknik bukan keguruan atau bidang studi di USU tahun 1985. Namun, seiring berjalannya waktu pada semester pertama, ternyata mendapat informasi adanya bidang ilmu keguruan di USU yang membuka peluang untuk didik menjadi guru. Jurusan tersebut adalah Matematika di Fakultas MIPA USU.

“Saya akhirnya memutuskan pindah ke matematika dengan jenjang pendidikan yang sama diploma tiga (D3). Saat itu saya tertarik menjadi guru dan menyelesaikan kuliah selama 3 tahun. Matematika saya pilih karena memang sangat senang dengan berhitung,” tuturnya.

Ia melanjutkan, usai tamat kuliah, lalu melakukan ikatan dinas menjadi guru SMA di Kota Pinang tahun 1988. Setelah 8 tahun menjadi guru di daerah itu, pada 1996, mengusulkan meminta pindah tempat mengajar dengan alasan melanjutkan kuliah ke jenjang sarjana (S1). Ternyata, disetujui dan mengajar di SMA Negeri 3 Medan sembari kuliah di Unimed selama 2 tahun. Kemudian, tahun 2005 melanjutkan lagi pendidikan S2 hingga tamat di Unimed juga.

Suprayitno menambahkan, di hari guru ini dirinya berharap agar para guru meningkatkan kompetensi, dan profesionalisme masing-masing. Sebab, tuntutan zaman sekarang ini mau tidak mau menuntut guru harus mengetahui teknologi.

“Generasi sekarang serba canggih. Istilahnya, muridnya abad 21, gurunya jangan abad 19 tetapi abad 21 juga. Dengan begitu, tentunya akan menghasilkan generasi penerus yang siap bersaing secara global,” tandasnya. (ris/ril)

Kata Suprayitno, munculnya ide mengangkat alat tersebut sebagai karya ilmiah karena ingin alat itu bisa dimiliki oleh kalangan siswanya. Sebab, untuk memiliki alat itu butuh biaya yang cukup besar. Bagi siswa ekonomi lemah, kemungkinan tidak akan mau membelinya lantaran mahal harganya. Jadi, dengan harga yang murah maka siswa bisa merakitnya sendiri, sehingga secara tidak langsung memperdalam bidang ilmu matematika.

Lebih lanjut dia mengatakan, menjadi seorang guru awalnya bukan cita-cita yang sebenarnya. Karena, sewaktu mengambil kuliah dulu semula memilih jurusan teknik bukan keguruan atau bidang studi di USU tahun 1985. Namun, seiring berjalannya waktu pada semester pertama, ternyata mendapat informasi adanya bidang ilmu keguruan di USU yang membuka peluang untuk didik menjadi guru. Jurusan tersebut adalah Matematika di Fakultas MIPA USU.

“Saya akhirnya memutuskan pindah ke matematika dengan jenjang pendidikan yang sama diploma tiga (D3). Saat itu saya tertarik menjadi guru dan menyelesaikan kuliah selama 3 tahun. Matematika saya pilih karena memang sangat senang dengan berhitung,” tuturnya.

Ia melanjutkan, usai tamat kuliah, lalu melakukan ikatan dinas menjadi guru SMA di Kota Pinang tahun 1988. Setelah 8 tahun menjadi guru di daerah itu, pada 1996, mengusulkan meminta pindah tempat mengajar dengan alasan melanjutkan kuliah ke jenjang sarjana (S1). Ternyata, disetujui dan mengajar di SMA Negeri 3 Medan sembari kuliah di Unimed selama 2 tahun. Kemudian, tahun 2005 melanjutkan lagi pendidikan S2 hingga tamat di Unimed juga.

Suprayitno menambahkan, di hari guru ini dirinya berharap agar para guru meningkatkan kompetensi, dan profesionalisme masing-masing. Sebab, tuntutan zaman sekarang ini mau tidak mau menuntut guru harus mengetahui teknologi.

“Generasi sekarang serba canggih. Istilahnya, muridnya abad 21, gurunya jangan abad 19 tetapi abad 21 juga. Dengan begitu, tentunya akan menghasilkan generasi penerus yang siap bersaing secara global,” tandasnya. (ris/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/