“Tapi di Medan itu belum semua. Justru ini sangat bagus. Gagasan yang disampaikan Irfan ini sangatlah positif. Ada proyek jangka pendek, menengah dan panjang. Hanya saja masyarakat harus punya data. Mudah-mudahan Medan jadi percontohan ke depan, turut didukung kepala dinas dan stakeholder terkait,” katanya.
Endar Sutan Lubis menilai terobosan ini sangat positif dan mengapresiasi pihak penyelenggara Diklatpim yang sekarang. Di masa ia dulu mengikuti Diklatpim, tidak pernah diminta membuat karya atau inovasi seperti ini. Namun ia yakin, hal tersebut merupakan jawaban dari program nasional yang ingin menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik.
“Tentunya proyek ini masih swadaya dari peserta diklat, sehingga masih sangat sederhana. Saya menilai paling tidak sudah dimulai. Target saya (proyek perubahan) ini wajib dilaksanakan,” katanya.
Diakui dia bahwa Dinsos Medan punya tupoksi melayani masyarakat yang rezekinya belum baik. Oleh karena itu melalui sistem online seperti ini diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam pengurusan izin. “Contoh ada warga dari Belawan kalau datang ke kantor kita sudah berapa ongkosnya. Dengan sistem inikan tentu tak perlu jauh-jauh lagi datang. Tapi memang untuk membangun IT membutuhkan biaya tidak sedikit. Apalagi Dinsos ini instansi transisi,” katanya.
Tahun depan ia berjanji siap alokasikan anggaran server untuk mendukung optimalisasi proyek perubahan tersebut.
“Saya sangat senang dan bangga atas gagasan ini, karena dengan inovasi ini untuk mengurus BPJS tidak perlu lagi surat keterangan dari kita. Tidak hanya BPJS, juga untuk jenis pelayanan lainnya akan coba kita terapkan. Harapan lainnya coba dikoneksikan dengan sistem data terpadu, sehingga tidak sekadar bangun IT juga persiapkan database. Sebab apapun yang kita kerjakan tanpa data, pasti amburadul,” katanya. (*)
“Tapi di Medan itu belum semua. Justru ini sangat bagus. Gagasan yang disampaikan Irfan ini sangatlah positif. Ada proyek jangka pendek, menengah dan panjang. Hanya saja masyarakat harus punya data. Mudah-mudahan Medan jadi percontohan ke depan, turut didukung kepala dinas dan stakeholder terkait,” katanya.
Endar Sutan Lubis menilai terobosan ini sangat positif dan mengapresiasi pihak penyelenggara Diklatpim yang sekarang. Di masa ia dulu mengikuti Diklatpim, tidak pernah diminta membuat karya atau inovasi seperti ini. Namun ia yakin, hal tersebut merupakan jawaban dari program nasional yang ingin menciptakan pemerintahan yang bersih dan baik.
“Tentunya proyek ini masih swadaya dari peserta diklat, sehingga masih sangat sederhana. Saya menilai paling tidak sudah dimulai. Target saya (proyek perubahan) ini wajib dilaksanakan,” katanya.
Diakui dia bahwa Dinsos Medan punya tupoksi melayani masyarakat yang rezekinya belum baik. Oleh karena itu melalui sistem online seperti ini diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam pengurusan izin. “Contoh ada warga dari Belawan kalau datang ke kantor kita sudah berapa ongkosnya. Dengan sistem inikan tentu tak perlu jauh-jauh lagi datang. Tapi memang untuk membangun IT membutuhkan biaya tidak sedikit. Apalagi Dinsos ini instansi transisi,” katanya.
Tahun depan ia berjanji siap alokasikan anggaran server untuk mendukung optimalisasi proyek perubahan tersebut.
“Saya sangat senang dan bangga atas gagasan ini, karena dengan inovasi ini untuk mengurus BPJS tidak perlu lagi surat keterangan dari kita. Tidak hanya BPJS, juga untuk jenis pelayanan lainnya akan coba kita terapkan. Harapan lainnya coba dikoneksikan dengan sistem data terpadu, sehingga tidak sekadar bangun IT juga persiapkan database. Sebab apapun yang kita kerjakan tanpa data, pasti amburadul,” katanya. (*)