30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Cuaca Ekstrem, Medan Berpotensi Puting Beliung

Angin kencang-ilustrasi.
Angin kencang-ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan menyatakan, Kota Medan berpotensi mengalami puting beliung, dalam waktu dekat. Peristiwa alam ini diakibatkan cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan beberapa hari belakangan ini.

“Puting-beliung itu disebabkan dari cuaca hujan dan panas terik di tempat tertentu, sehingga terjadi perubahan tekanan yang ekstrem dan dampaknya merubah kecepatan angin. Namun demikian, puting beliun ini masih bersifat lokal, hanya terjadi beberapa daerah saja,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah 1 Medan, Sunardi yang dihubungi Sumut Pos, Jumat (26/2).

Dijelaskannya, peristiwa puting beliung tersebut memiliki tanda awal, salah satunya cuaca panas yang terik dengan suhu di atas 34 derajat celcius. Lalu, tiba-tiba mendung dan turun hujan.

“Selain Kota Medan, terdapat juga beberapa daerah di Sumut yang berpotensi puting beliun. Di antaranya, Langkat, Deliserdang, Serdang Bedagai, dan Pematangsiantar,” sebutnya.

Menurut Sunardi, saat ini Kota Medan sebenarnya memasuki musim kemarau. Namun begitu, bukan berarti tidak ada hujan di Sumut. Artinya, hujan tetap ada tetapi intensitasnya tidak besar melainkan ringan dan sedang. “Hujan tersebut diprediksi berlangsung secara lokal alias tidak menyeluruh. Misalnya, hanya di Medan Tembung atau Medan Tuntungan. Kondisi ini diprediksi masih akan berlangsung hingga Maret mendatang,” tambahnya.

Karena itu, Sunardi mengingatkan bahwa masa-masa cuaca ekstrem bukanlah saat yang tepat khususnya bagi petani sawah tadah hujan untuk menanam. Namun, lain halnya dengan sawah irigasi tentunya itu tidak berpengaruh.

Untuk saat ini, kecepatan angin masih terbilang rendah sekitar 10 knot. Namun, yang menjadi masalah gelombang air laut cukup tinggi terutama di wilayah lautan Samudera (Nias dan Sibolga). Ketinggiannya mencapai 1,5 meter hingga 2,5 meter.

“Kepada nelayan diminta berhati-hati apalagi yang menggunakan kapal kecil. Sebab, dengan ketinggian gelombang seperti itu jelas membahayakan keselamatan,” tukasnya. (ris)

Angin kencang-ilustrasi.
Angin kencang-ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan menyatakan, Kota Medan berpotensi mengalami puting beliung, dalam waktu dekat. Peristiwa alam ini diakibatkan cuaca ekstrem yang melanda Kota Medan beberapa hari belakangan ini.

“Puting-beliung itu disebabkan dari cuaca hujan dan panas terik di tempat tertentu, sehingga terjadi perubahan tekanan yang ekstrem dan dampaknya merubah kecepatan angin. Namun demikian, puting beliun ini masih bersifat lokal, hanya terjadi beberapa daerah saja,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi BMKG Wilayah 1 Medan, Sunardi yang dihubungi Sumut Pos, Jumat (26/2).

Dijelaskannya, peristiwa puting beliung tersebut memiliki tanda awal, salah satunya cuaca panas yang terik dengan suhu di atas 34 derajat celcius. Lalu, tiba-tiba mendung dan turun hujan.

“Selain Kota Medan, terdapat juga beberapa daerah di Sumut yang berpotensi puting beliun. Di antaranya, Langkat, Deliserdang, Serdang Bedagai, dan Pematangsiantar,” sebutnya.

Menurut Sunardi, saat ini Kota Medan sebenarnya memasuki musim kemarau. Namun begitu, bukan berarti tidak ada hujan di Sumut. Artinya, hujan tetap ada tetapi intensitasnya tidak besar melainkan ringan dan sedang. “Hujan tersebut diprediksi berlangsung secara lokal alias tidak menyeluruh. Misalnya, hanya di Medan Tembung atau Medan Tuntungan. Kondisi ini diprediksi masih akan berlangsung hingga Maret mendatang,” tambahnya.

Karena itu, Sunardi mengingatkan bahwa masa-masa cuaca ekstrem bukanlah saat yang tepat khususnya bagi petani sawah tadah hujan untuk menanam. Namun, lain halnya dengan sawah irigasi tentunya itu tidak berpengaruh.

Untuk saat ini, kecepatan angin masih terbilang rendah sekitar 10 knot. Namun, yang menjadi masalah gelombang air laut cukup tinggi terutama di wilayah lautan Samudera (Nias dan Sibolga). Ketinggiannya mencapai 1,5 meter hingga 2,5 meter.

“Kepada nelayan diminta berhati-hati apalagi yang menggunakan kapal kecil. Sebab, dengan ketinggian gelombang seperti itu jelas membahayakan keselamatan,” tukasnya. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/