25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

2.000 Kios Digratiskan Bagi eks Pedagang Sutomo

Suasana di Pasar Induk Laucih.

SUMUTPOS.CO – Pengelolaan Pasar Induk Laucih yang dikelola PD Pasar Kota Medan sepertinya masih kurang masksimal. Bagaimana tidak, dari 5.000 kios yang ada namun baru dihuni sekitar 2.000 pedagang. Artinya, tidak sampai 50 persen terisi.

Direktur Utama PD Pasar, Rusdi Sinuraya mengaku sedang menyiapkan terobosan baru untuk memaksimalkan pengelolaan pasar yang berada di kawasan Medan Tuntungan. Terobosan yang akan dilakukan dengan menggratiskan 2.000 kios kepada pedagang yang ingin berjualan di sana.

“Program ini sedang dalam kajian bagaimana dan seperti apa skema yang akan diterapkan. Kios yang bakal digratiskan tersebut diperuntukkan bagi pedagang yang sebelumnya berjualan di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya. Termasuk juga, pedagang yang kini pindah lapak ke Komplek MMTC Pancing,” kata Rusdi, Rabu (25/4).

Menurut dia, dengan digrastiskannya kios tersebut diharapkan dapat meramaikan lagi Pasar Induk. Sebab, diakuinya, jumlah pedagang di pasar tersebut dari waktu ke waktu terus mengalami pengurangan. “Jumlah stan dan kios di Pasar Induk mencapai 5.000. Namun dari jumlah itu hanya 3.000 yang dihuni pedagang, sedangkan sisanya kosong dan belakangan jumlahnya berkurang,” ujarnya.

Disebutkan Rusdi, untuk mendapatkan kios tersebut, calon pedagang tentu harus melengkapi prosedur seperti KTP dan foto diri saat mengajukan formulir permohonan. Meski gratis, pedagang akan tetap dikenakan biaya pengurusan izin dan retribusi. “Kalau biaya masuk boleh digratiskan, namun izin dan retribusi tentu tidak bisa. Kami akan sampaikan kepada pedagang, kebijakan ini untuk meramaikan Pasar Induk,” sebut dia.

Ia memastikan, pihaknya tidak begitu saja atau secara sembarangan orang mendapatkan kios gratis tersebut. Sebab, PD Pasar mempunyai data para pedagang eks Pasar Sutomo dan sekitarnya.”Memang keluhan sejumlah pedagang soal jarak yang dianggap terlalu jauh. Namun, jarak atau waktu tempuh akan semakin dekat karena? jalan tembus dari Simpang Selayang segera bisa dipergunakan,” akunya.

Dia menambahkan, selain jalan rencananya pemerintah juga akan menghadirkan terminal angkutan dan Light? Rail Transit (LRT). Dengan begitu, harapannya mampu menambah daya tarik masyarakat untuk berbelanja.”Bila sudah ramai, meski jauh dan harga murah pasti akan tetap dicari. Contohnya, seperti Pasar Induk yang ada di Jakarta,” imbuhnya.

Sementara, salah seorang pedagang kaki lima eks Pasar Sutomo, Toni, mengaku baru mengetahui rencana bakal digratiskannya sebanyak 2.000 kios. Jika memang benar dan diberlakukan, tentu akan memanfaatkan kesempatan itu.

“Pasti maulah pedagang, soalnya gratis. Tahu sendirilah harga sewa kios mahal. Kalau hanya diminta bayar pengurusan izin dan retribusi, pasti mau. Asalkan, biaya yang diminta masih wajar atau tidak mahal,” kata pedagang sayuran yang kini berjualan di Komplek MMTC. (ris/ila)

 

Suasana di Pasar Induk Laucih.

SUMUTPOS.CO – Pengelolaan Pasar Induk Laucih yang dikelola PD Pasar Kota Medan sepertinya masih kurang masksimal. Bagaimana tidak, dari 5.000 kios yang ada namun baru dihuni sekitar 2.000 pedagang. Artinya, tidak sampai 50 persen terisi.

Direktur Utama PD Pasar, Rusdi Sinuraya mengaku sedang menyiapkan terobosan baru untuk memaksimalkan pengelolaan pasar yang berada di kawasan Medan Tuntungan. Terobosan yang akan dilakukan dengan menggratiskan 2.000 kios kepada pedagang yang ingin berjualan di sana.

“Program ini sedang dalam kajian bagaimana dan seperti apa skema yang akan diterapkan. Kios yang bakal digratiskan tersebut diperuntukkan bagi pedagang yang sebelumnya berjualan di kawasan Jalan Sutomo dan sekitarnya. Termasuk juga, pedagang yang kini pindah lapak ke Komplek MMTC Pancing,” kata Rusdi, Rabu (25/4).

Menurut dia, dengan digrastiskannya kios tersebut diharapkan dapat meramaikan lagi Pasar Induk. Sebab, diakuinya, jumlah pedagang di pasar tersebut dari waktu ke waktu terus mengalami pengurangan. “Jumlah stan dan kios di Pasar Induk mencapai 5.000. Namun dari jumlah itu hanya 3.000 yang dihuni pedagang, sedangkan sisanya kosong dan belakangan jumlahnya berkurang,” ujarnya.

Disebutkan Rusdi, untuk mendapatkan kios tersebut, calon pedagang tentu harus melengkapi prosedur seperti KTP dan foto diri saat mengajukan formulir permohonan. Meski gratis, pedagang akan tetap dikenakan biaya pengurusan izin dan retribusi. “Kalau biaya masuk boleh digratiskan, namun izin dan retribusi tentu tidak bisa. Kami akan sampaikan kepada pedagang, kebijakan ini untuk meramaikan Pasar Induk,” sebut dia.

Ia memastikan, pihaknya tidak begitu saja atau secara sembarangan orang mendapatkan kios gratis tersebut. Sebab, PD Pasar mempunyai data para pedagang eks Pasar Sutomo dan sekitarnya.”Memang keluhan sejumlah pedagang soal jarak yang dianggap terlalu jauh. Namun, jarak atau waktu tempuh akan semakin dekat karena? jalan tembus dari Simpang Selayang segera bisa dipergunakan,” akunya.

Dia menambahkan, selain jalan rencananya pemerintah juga akan menghadirkan terminal angkutan dan Light? Rail Transit (LRT). Dengan begitu, harapannya mampu menambah daya tarik masyarakat untuk berbelanja.”Bila sudah ramai, meski jauh dan harga murah pasti akan tetap dicari. Contohnya, seperti Pasar Induk yang ada di Jakarta,” imbuhnya.

Sementara, salah seorang pedagang kaki lima eks Pasar Sutomo, Toni, mengaku baru mengetahui rencana bakal digratiskannya sebanyak 2.000 kios. Jika memang benar dan diberlakukan, tentu akan memanfaatkan kesempatan itu.

“Pasti maulah pedagang, soalnya gratis. Tahu sendirilah harga sewa kios mahal. Kalau hanya diminta bayar pengurusan izin dan retribusi, pasti mau. Asalkan, biaya yang diminta masih wajar atau tidak mahal,” kata pedagang sayuran yang kini berjualan di Komplek MMTC. (ris/ila)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/