Sepanjang Januari-Agustus 2012
MEDAN-Peristiwa kebakaran di Kota Medan sepanjang 2012 menunjukkan tanda peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data dari Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Pemerintah Kota Medan, peningkatan frekuensi kebakaran di Medan tahun ini meningkat 20 persen dibanding periode yang sama 2011.
Sepanjang 2011 ada 154 kali peristiwa kebakaran di 21 Kecamatan di Kota Medan. Tahun ini selama periode Januari sampai Agustus, musibah kebakaran sudah mencapai 167 kali dengan korban luka-luka 7 orang, meninggal 16 orang dan kerugian materil sekitar Rp 31,722 miliar.
Faktor penyebabnya diindikasikan karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang keamanan menggunakan perangkat listrik dan gas serta kurangnya pendidikan mengatasi kebakaran ketika api masih kecil.
Hal ini disampaikan Kadis Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) Pemerintah Kota Medan, Marihot Tampubolon saat ditemui dikantornya, Selasa (25/09).
“Melihat data itu, perlu adanya peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk mengantisipasi dan menanggulangi bahaya kebakaran,” ujar Marihot Tampubolon.
Untuk mengurangi risiko kebakaran, P2K kini terus melakukan sosialisasi berupa pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat melalui kecamatan dan kelurahan.
Selain masyarakat, tiap-tiap perusahaan diberi peringatan keras agar memiliki dan memelihara hidran. “Kami juga menganjurkan kepada perusahaan agar memiliki Hidran, namun terkadang karena ada asuransi, mereka tidak peduli itu,” ujarnya.
Ia juga memberi tips kepada masyarakat untuk mengatasi kompor gas meledak atau korsleting listrik. Diingatkannya, menjerit hanya akan membuat panik. Padahal, api itu awalnya kecil, tidak mungkin langsung besar.
“Makanya, pertama ambil handuk tebal atau kain lainnya, basahi dengan air. Kemudian tutup api tersebut. Kalau korsleting listrik, segera matikan sakelar. Kalau tidak bisa diatasi, cepat hubungi pemadam 4515356 atau kepling, lurah atau camatnya,” ujarnya.
Marihot menyoroti sikap masyarakat yang malah menyulitkan kerja petugas pemadam setiap kali ada musibah kebakaran. “Mereka paling banyak ngaturnya, seolah-olah mereka paling tahu (menanggulangi kebakaran, Red)
Kelakuan pengguna jalan pun sering tak membantu member jalan mobil pemadam . “Apalagi di jalan, ada saja kendaraan yang tidak peduli, tidak mau minggir,” ujarnya.
Selama ini kendala pihak P2K adalah akses menuju ke lokasi musibah kebakaran. “Kendala kita kemacetan, keramaian masyarakat yang menonton sehingga pemadam lama sampai di lokasi. Akibatnya, api makin besar dan makin sulit dipadamkan,” katanya.
Saat ini P2K memiliki 27 unit mobil pemadam yang siap dioperasikan sewaktu-waktu. Untuk memudahkan akses jaringan pelayanan, direncanakan menambah pos dan dua unit armada tahun depan. “Kita ada 4 pos. Di sini, Terminal Terpadu Amplas, KIM dan Pos Belawan. Rencananya diambah pos di Medan Denai dan Medan Selayang, dua lokasi rawan kebakaran,” katanya.
Untuk menjamin pasokan air, P2K berencana membuat beberapa sumur bor. “Kita akan terus meningkatkan pelayanan,” katanya pasti. (mag-19)