25.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Wanita Cenderung Tak Didukung Partai

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski waktu Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) masih setahun lagi. Tapi, sejumlah nama sudah mulai melakukan sosialisasi agar dapat menaikkan hasil survey dan memikat hati masyarakat. Namun, dari sejumlah nama yang muncul tidak ada satupun sosok dari kalangan wanita.

Seperti diakui anggota DPRD Sumut, Jenny Riany Luci Berutu kepada Sumut Pos, akhir pekan kemarin. Dia berharap agar seluruh parpol dapat mempertimbangkan sosok wanita untuk dapat diusung.

Jenny meyakini peluang untuk menarik suara dari kalangan wanita akan lebih terbuka jika yang diusung adalah wanita. “Secara kinerja wanita pasti lebih teliti. Jadi ketika ada perpaduan antara Cagub laki-laki dan cawagub perempuan ataupun sebaliknya akan saling melengkapi,”ujarnya.

Dia menyebutkan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang wanita. “Kita ada pahlawan wanita, Cut Nyak Dien. Wanita saja bisa jadi pahlawan di negeri ini, apalagi hanya sekedar cagub atau cawagub,” katanya.

Pengamat Politik, Warjio menilai kecil kemungkinan akan ada sosok dari kalangan wanita yang akan maju di Pilgubsu 2018. Sejumlah pimpinan partai baik di tingkat Sumut dipegang oleh sosok lelaki. Untuk memunculkan sosok wanita pada ajang sekelas Pilgubsu, perlu ada intervensi dari petinggi partai ditingkat DPP.

“Apalagi keputusan akhir mengenai siapa yang akan diusung berada di tangan masing-masing Ketua Umum partai, jadi ini membuat sulit wanita mendapatkan tempat menjadi kandidat,” katanya.

Dia menyebutkan, ada anggapan bahwa wanita tidak akan maksimal ketika menjadi seorang kepala daerah, karena harus membelah konsentrasi antara rumah tangga, mengurus anak, serta mengurus rakyatnya.

“Pendapat itu ada benarnya, hanya saja di era demokrasi seperti ini, alasan itu sudah tidak tepat. Kita bisa lihat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang sudah dua priode terpilih. Kota terbesar kedua di Indonesia itu juga banyak berkembang di bawah kendali Risma,”ucapnya.

Warjio meyakini di Sumut banyak sosok wanita yang cukup mumpuni untuk bisa bertarung di Pilgubsu 2018. “Saya kira banyak sosok dari Perguruan Tinggi (PT) yang mampu, cuma belum terekspos. Saya ini tidak subjektif, tapi Evi Novida Ginting (Komisioner KPUD Sumut) cukup mumpuni, buktinya dia mampu maju sampai tahap akhir seleksi anggota KPU RI,”sebutnya.

Akan tetapi, sosok wanita saat ini lebih berpeluang untuk menjadi pendamping. “Paling mungkin itu sosok wanita menjadi Cawagubsu,”tambahnya. (dik/ril)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Meski waktu Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) masih setahun lagi. Tapi, sejumlah nama sudah mulai melakukan sosialisasi agar dapat menaikkan hasil survey dan memikat hati masyarakat. Namun, dari sejumlah nama yang muncul tidak ada satupun sosok dari kalangan wanita.

Seperti diakui anggota DPRD Sumut, Jenny Riany Luci Berutu kepada Sumut Pos, akhir pekan kemarin. Dia berharap agar seluruh parpol dapat mempertimbangkan sosok wanita untuk dapat diusung.

Jenny meyakini peluang untuk menarik suara dari kalangan wanita akan lebih terbuka jika yang diusung adalah wanita. “Secara kinerja wanita pasti lebih teliti. Jadi ketika ada perpaduan antara Cagub laki-laki dan cawagub perempuan ataupun sebaliknya akan saling melengkapi,”ujarnya.

Dia menyebutkan, banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang wanita. “Kita ada pahlawan wanita, Cut Nyak Dien. Wanita saja bisa jadi pahlawan di negeri ini, apalagi hanya sekedar cagub atau cawagub,” katanya.

Pengamat Politik, Warjio menilai kecil kemungkinan akan ada sosok dari kalangan wanita yang akan maju di Pilgubsu 2018. Sejumlah pimpinan partai baik di tingkat Sumut dipegang oleh sosok lelaki. Untuk memunculkan sosok wanita pada ajang sekelas Pilgubsu, perlu ada intervensi dari petinggi partai ditingkat DPP.

“Apalagi keputusan akhir mengenai siapa yang akan diusung berada di tangan masing-masing Ketua Umum partai, jadi ini membuat sulit wanita mendapatkan tempat menjadi kandidat,” katanya.

Dia menyebutkan, ada anggapan bahwa wanita tidak akan maksimal ketika menjadi seorang kepala daerah, karena harus membelah konsentrasi antara rumah tangga, mengurus anak, serta mengurus rakyatnya.

“Pendapat itu ada benarnya, hanya saja di era demokrasi seperti ini, alasan itu sudah tidak tepat. Kita bisa lihat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang sudah dua priode terpilih. Kota terbesar kedua di Indonesia itu juga banyak berkembang di bawah kendali Risma,”ucapnya.

Warjio meyakini di Sumut banyak sosok wanita yang cukup mumpuni untuk bisa bertarung di Pilgubsu 2018. “Saya kira banyak sosok dari Perguruan Tinggi (PT) yang mampu, cuma belum terekspos. Saya ini tidak subjektif, tapi Evi Novida Ginting (Komisioner KPUD Sumut) cukup mumpuni, buktinya dia mampu maju sampai tahap akhir seleksi anggota KPU RI,”sebutnya.

Akan tetapi, sosok wanita saat ini lebih berpeluang untuk menjadi pendamping. “Paling mungkin itu sosok wanita menjadi Cawagubsu,”tambahnya. (dik/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/