26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sumut Ekspor 819,36 Ton Biji Kopi

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Sumut, berharap kegiatan ekspor tidak hanya menguntungkan bagi eksportir, tetapi juga petani karena selama ini menurut pengamatannya beberapa petani malah tidak terlalu berdampak walau ekspornya tinggi.

“Kita tentu bisa berbangga karena ekspor dari Sumatera Utara berjalan dengan baik. Kali ini kita akan melepas komoditas pertanian, sebelumnya Gubernur, Pak Edy melepas kol di Tanah Karo. Saya juga sebelum ini melepas ekspor sarang burung wallet di Bandara Internasional Kualanamu. Jadi ini, yang ketiga itu prestasi yang sangat luar biasa,” katanya saat memberi kata sambutan di PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri.

Begitupun, menurut Wagub Sumut ada hal yang perlu diperhatikan. Khususnya untuk petani. Sebab beberapa petani sudah mengeluhkan harga komoditas mereka. “Saya kemarin ke kebun dan setelah salat subuh saya berbincang dengan pengumpul lidi. Dia tidak mengumpulkan lidi lagi karena harganya tidak masuk lagi. Padahal kalau saya lihat di data ekspor lidi cukup bagus. Jadi, saya berpikir ini di mana salahnya, mungkin ini karena mereka menjual ke tengkulak atau semacamnya,” ujar Wagub Sumut.

Oleh karena itulah, lanjut dia, petani perlu diberi informasi mengenai harga komoditas mereka saat diekspor. Sehingga mereka tidak dipermainkan oleh tengkulak, dan mereka juga bisa diajari untuk memenuhi standar ekspor. “Ini perlu kita perhatikan khususnya dinas-dinas di Pemerintah Sumut, nanti kita akan cari solusinya bersama-sama,” tegas Wagub Sumut.

Sedangkan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian RI, Sumarjo Gatot Irianto menekankan agar ekspor dari Sumatera Utara harus meningkat satu level lagi karena selama ini kita lebih sering mengekspor bahan-bahan mentah dan setengah jadi. Dia ingin kedepannya dinaikkan ke ekspor bahan olahan.

“Saya berharap kita bisa mengintensifkan ekspor kita dan naik satu kasta lagi, kita mengekspor olahannya, bukan bahan mentahnya lagi karena harganya akan lebih tinggi lagi nantinya. Selain itu, agar lebih banyak melakukan pelatihan kepada pengusaha eksportir muda agar nanti eksportir kita lebih banyak lagi karena bila pelaku lebih banyak harga akan makin baik,” katanya saat memberikan sambutan.

Selain itu, di juga mengatakan nantinya Indonesia akan mencari pasar-pasar ekspor negara lain karena persaingan di negara-negara Eropa atau negara yang sudah biasa menjadi target impor semakin sulit persaingannya.

“Jadi, untuk memperlancar ekspor, kita akan mencari negara-negara yang tidak biasa karena misalnya Eropa sudah menjadi pengimpor besar karena banyak yang ingin memasukkan barang ke sana semakin ketat peraturannya. Jadi, lebih baik kita mencari pasar lain yang peraturannya tidak serumit dan setinggi mereka,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian RI, Ali Jamil memperkenalkan aplikasi yang dibermi nama imace, aplikasi yang update secara real time yang menyediakan data ekspor komoditas pertandian. Aplikasi ini diberikan kepada Wakil Gubernur Sumut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian RI. Menurut keterangannya, aplikasi ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan Pemerintah Sumut dalam mengambil kebijakan soal komoditas tanaman pangan. (rel/mea)

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Sumut, berharap kegiatan ekspor tidak hanya menguntungkan bagi eksportir, tetapi juga petani karena selama ini menurut pengamatannya beberapa petani malah tidak terlalu berdampak walau ekspornya tinggi.

“Kita tentu bisa berbangga karena ekspor dari Sumatera Utara berjalan dengan baik. Kali ini kita akan melepas komoditas pertanian, sebelumnya Gubernur, Pak Edy melepas kol di Tanah Karo. Saya juga sebelum ini melepas ekspor sarang burung wallet di Bandara Internasional Kualanamu. Jadi ini, yang ketiga itu prestasi yang sangat luar biasa,” katanya saat memberi kata sambutan di PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri.

Begitupun, menurut Wagub Sumut ada hal yang perlu diperhatikan. Khususnya untuk petani. Sebab beberapa petani sudah mengeluhkan harga komoditas mereka. “Saya kemarin ke kebun dan setelah salat subuh saya berbincang dengan pengumpul lidi. Dia tidak mengumpulkan lidi lagi karena harganya tidak masuk lagi. Padahal kalau saya lihat di data ekspor lidi cukup bagus. Jadi, saya berpikir ini di mana salahnya, mungkin ini karena mereka menjual ke tengkulak atau semacamnya,” ujar Wagub Sumut.

Oleh karena itulah, lanjut dia, petani perlu diberi informasi mengenai harga komoditas mereka saat diekspor. Sehingga mereka tidak dipermainkan oleh tengkulak, dan mereka juga bisa diajari untuk memenuhi standar ekspor. “Ini perlu kita perhatikan khususnya dinas-dinas di Pemerintah Sumut, nanti kita akan cari solusinya bersama-sama,” tegas Wagub Sumut.

Sedangkan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian RI, Sumarjo Gatot Irianto menekankan agar ekspor dari Sumatera Utara harus meningkat satu level lagi karena selama ini kita lebih sering mengekspor bahan-bahan mentah dan setengah jadi. Dia ingin kedepannya dinaikkan ke ekspor bahan olahan.

“Saya berharap kita bisa mengintensifkan ekspor kita dan naik satu kasta lagi, kita mengekspor olahannya, bukan bahan mentahnya lagi karena harganya akan lebih tinggi lagi nantinya. Selain itu, agar lebih banyak melakukan pelatihan kepada pengusaha eksportir muda agar nanti eksportir kita lebih banyak lagi karena bila pelaku lebih banyak harga akan makin baik,” katanya saat memberikan sambutan.

Selain itu, di juga mengatakan nantinya Indonesia akan mencari pasar-pasar ekspor negara lain karena persaingan di negara-negara Eropa atau negara yang sudah biasa menjadi target impor semakin sulit persaingannya.

“Jadi, untuk memperlancar ekspor, kita akan mencari negara-negara yang tidak biasa karena misalnya Eropa sudah menjadi pengimpor besar karena banyak yang ingin memasukkan barang ke sana semakin ketat peraturannya. Jadi, lebih baik kita mencari pasar lain yang peraturannya tidak serumit dan setinggi mereka,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian RI, Ali Jamil memperkenalkan aplikasi yang dibermi nama imace, aplikasi yang update secara real time yang menyediakan data ekspor komoditas pertandian. Aplikasi ini diberikan kepada Wakil Gubernur Sumut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian RI. Menurut keterangannya, aplikasi ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan Pemerintah Sumut dalam mengambil kebijakan soal komoditas tanaman pangan. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/