27 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Lagi, Lion Air Gagal Terbang dari Kualanamu

Sebelumnya, petugas principal maintenance inspektorat dirjen perhubungan Fahrur Rozi yang ditemui di landasan terminal kargo tempat pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan diparkirkan, mengaku tiba-tiba terdengar suara dari turbin.

Dijelaskannya bahwa terjadinya pembakaran ada tiga faktor yaitu teknision , fuel (minyak) dan udara yang rasionya harus tepat. “Jika rasionya tidak tepat  akan terjadi letupan. Kalau terjadi pembakaran, masih terjadi di dalam engine, masih normal. Kalau kesalahan teknis itu biasa, tapi kalau sudah keluar dari APU atau engine maka akan terjadi fire yang sebenarnya,” tegasnya.

Lanjutnya, saat dilakukan pengecekan ternyata fire warning tidak bunyi yang artinya tidak terjadi fire actual di luar mesin itu. Diterangkannya bahwa APU merupakan auto start untuk melindungi sampai jangan terjadi kondisi yang berbahaya dan tidak diinginkan yang bisa terjadi karena misalnya temparatur tinggi yang mati tiba-tiba.

Lanjutnya bahwa sistem kelistrikan dan elektrikal di pesawat mati termasuk lampu dan AC  saat terjadi letupan APU sehingga para penumpang panik. “Sejauh investigasi, pelaksanaan maintenance dijalankan dengan baik oleh Lion Air. Kita ingin mengetahui apa penyebab utamanya supaya kedepan jangan terjadi lagi,” ungkapnya.

Diterangkannya APU itu sendiri merupakan katagori C, dimana pesawat masih bisa beroperasi( terbang)  selama 10 hari tanpa menggunakan APU. Saat ditanya berapa lama perbaikan dilakukan diungkapkannya itu relatif tergantung man power dan peralatannya sudah ada maka bisa diganti.

Sementara itu sebelumnya  GM PT  AP II cabang bandara Kuala Namu  Jaya Tahoma Sirait mengungkapkan kodisi pesawat pasca insiden itu masih diparkirkan di landasan terminal kargo KNIA, menunggu tindak lanjut dari Otban dan KNKT untuk proses penyelidikan. “Tapi diminta kepada media agar tidak membesar-besarkan insiden ini, karena memang masuk kategori minor problem, itu berarti dibawah masalah kecil. Tidak sampai mayor problem atau masalah besar. Jadi biar penumpang dan masyarakat dapat mengetahuinya,” tuturnya.(cr1/trg)

Sebelumnya, petugas principal maintenance inspektorat dirjen perhubungan Fahrur Rozi yang ditemui di landasan terminal kargo tempat pesawat Lion Air yang mengalami kerusakan diparkirkan, mengaku tiba-tiba terdengar suara dari turbin.

Dijelaskannya bahwa terjadinya pembakaran ada tiga faktor yaitu teknision , fuel (minyak) dan udara yang rasionya harus tepat. “Jika rasionya tidak tepat  akan terjadi letupan. Kalau terjadi pembakaran, masih terjadi di dalam engine, masih normal. Kalau kesalahan teknis itu biasa, tapi kalau sudah keluar dari APU atau engine maka akan terjadi fire yang sebenarnya,” tegasnya.

Lanjutnya, saat dilakukan pengecekan ternyata fire warning tidak bunyi yang artinya tidak terjadi fire actual di luar mesin itu. Diterangkannya bahwa APU merupakan auto start untuk melindungi sampai jangan terjadi kondisi yang berbahaya dan tidak diinginkan yang bisa terjadi karena misalnya temparatur tinggi yang mati tiba-tiba.

Lanjutnya bahwa sistem kelistrikan dan elektrikal di pesawat mati termasuk lampu dan AC  saat terjadi letupan APU sehingga para penumpang panik. “Sejauh investigasi, pelaksanaan maintenance dijalankan dengan baik oleh Lion Air. Kita ingin mengetahui apa penyebab utamanya supaya kedepan jangan terjadi lagi,” ungkapnya.

Diterangkannya APU itu sendiri merupakan katagori C, dimana pesawat masih bisa beroperasi( terbang)  selama 10 hari tanpa menggunakan APU. Saat ditanya berapa lama perbaikan dilakukan diungkapkannya itu relatif tergantung man power dan peralatannya sudah ada maka bisa diganti.

Sementara itu sebelumnya  GM PT  AP II cabang bandara Kuala Namu  Jaya Tahoma Sirait mengungkapkan kodisi pesawat pasca insiden itu masih diparkirkan di landasan terminal kargo KNIA, menunggu tindak lanjut dari Otban dan KNKT untuk proses penyelidikan. “Tapi diminta kepada media agar tidak membesar-besarkan insiden ini, karena memang masuk kategori minor problem, itu berarti dibawah masalah kecil. Tidak sampai mayor problem atau masalah besar. Jadi biar penumpang dan masyarakat dapat mengetahuinya,” tuturnya.(cr1/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/