26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Batalkan Kenaikan Tarif Air

Sementara, pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, menjual kebutuhan dasar masyarakat seperti air, jelas merupakan sebuah industri yang difensif. Artinya, tidak akan ada matinya menjadi penyedia air bersih yang disalurkan ke masyarakat. Termasuk, dengan apa yang dilakukan PDAM Tirtanadi selama ini. Karena, masyarakat sangat membutuhkan pasokan air bersih, dan sudah barang pasti masyarakat bergantung di dalamnya.

“Memang sempat berhentinya saluran air bersih di Kota Medan baru-baru ini sangat meresahkan masyarakat. Sebab, masyarakat harus merogoh uang lebih banyak untuk menggantikan kebutuhan air bersih yang sempat terputus,” ujar Gunawan Benjamin kepada Sumut Pos, Kamis (26/10).

Namun, lanjutnya, kerugian bukan hanya dirasakan dari pengeluaran. Kerugian lain seperti terganggunya aktivitas masyarakat yang tidak bisa dihitung secara materiil juga tidak kalah besar. “Padahal, sebelumnya tarif air PDAM telah dinaikkan. Dengan terputusnya saluran air tersebut tentunya membuat masyarakat kecewa,” cetus Gunawan.

Menurut dia, dengan tidak mengalirnya air tentu nama baik PDAM tercoreng. Akan tetapi, tidak akan serta merta kehilangan konsumennya. Karena, masyarakat tidak punya pilihan lain selain terus menggunakan jasa PDAM. “Mudah sebenarnya untuk membalikkan citra PDAM yang sudah tercoreng, yaitu perbaiki saja kualitas layanan ke masyarakat. Misalnya, memastikan tidak ada masalah lain yang muncul terkait dengan kebutuhan air bersih. Seperti, terputusnya saluran air, kualitas air yang buruk hingga jasa layanan administratif maupun teknis yang bisa diperbaiki oleh PDAM,” imbuhnya. (ris/dek/adz)

Sementara, pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menilai, menjual kebutuhan dasar masyarakat seperti air, jelas merupakan sebuah industri yang difensif. Artinya, tidak akan ada matinya menjadi penyedia air bersih yang disalurkan ke masyarakat. Termasuk, dengan apa yang dilakukan PDAM Tirtanadi selama ini. Karena, masyarakat sangat membutuhkan pasokan air bersih, dan sudah barang pasti masyarakat bergantung di dalamnya.

“Memang sempat berhentinya saluran air bersih di Kota Medan baru-baru ini sangat meresahkan masyarakat. Sebab, masyarakat harus merogoh uang lebih banyak untuk menggantikan kebutuhan air bersih yang sempat terputus,” ujar Gunawan Benjamin kepada Sumut Pos, Kamis (26/10).

Namun, lanjutnya, kerugian bukan hanya dirasakan dari pengeluaran. Kerugian lain seperti terganggunya aktivitas masyarakat yang tidak bisa dihitung secara materiil juga tidak kalah besar. “Padahal, sebelumnya tarif air PDAM telah dinaikkan. Dengan terputusnya saluran air tersebut tentunya membuat masyarakat kecewa,” cetus Gunawan.

Menurut dia, dengan tidak mengalirnya air tentu nama baik PDAM tercoreng. Akan tetapi, tidak akan serta merta kehilangan konsumennya. Karena, masyarakat tidak punya pilihan lain selain terus menggunakan jasa PDAM. “Mudah sebenarnya untuk membalikkan citra PDAM yang sudah tercoreng, yaitu perbaiki saja kualitas layanan ke masyarakat. Misalnya, memastikan tidak ada masalah lain yang muncul terkait dengan kebutuhan air bersih. Seperti, terputusnya saluran air, kualitas air yang buruk hingga jasa layanan administratif maupun teknis yang bisa diperbaiki oleh PDAM,” imbuhnya. (ris/dek/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/