28 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Stop Bullying, Ingat… Jarimu Bisa Membunuh

Pemain-pemain film AIB #Cyberbully – Shoumaya Tazkiyyah, Harris Illano, Michael Lie, Ade Ayu –, bersama Komisioner KPAI Retno Listyarti (kiri) dalam Meet and Greet di Medan, Jumat (27/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Jumlah siswa yang berani muncul dan berbicara langsung menyampaikan kisah bullying yang pernah mereka alami, terus meningkat. Sebagian cerita mereka saat mengalami bullying, persekusi, intimidasi, maupun ancaman, cukup membuat miris.

“Bahkan kami para pemain film AIB #Cyberbully dulu pernah menjadi korban bully. Rasanya menyakitkan. Karena itu kita ingin kasus bully dihentikan,” kata pemain-pemain film AIB #Cyberbully – Shoumaya Tazkiyyah, Harris Illano, Michael Lie, Ade Ayu –, dalam Meet and Greet di Medan, Jumat (27/7).

Sebelumnya pada hari yang sama, para pemain film ini mendatangi sekolah-sekolah di Medan dan Binjai, Sumatera Utara. Selain mempromosikan film AIB, mereka juga berkampanye #StopBullying, bersama komisioner KPAI.

Selain di Medan, para pemain film AIB #Cyberbully bersama KPAI sudah mendatangi 26 sekolah yang tersebar di Jabodetabek, Semarang, Solo, Semarang, Yogya, Palembang. Tak kurang dari 11 ribu siswa bersepakat mendeklarasikan dan membuat petisi untuk menghentikan segala bentuk perundungan (bullying).

“Komunikasi dua arah ini positif, penjelasan dan contoh-contoh bullying yang terjadi cukup membuat anak-anak ini akan berpikir tentang dampak dan akibat bullying,” jelas komisioner KPAI, Retno Listyarti, yang mendampingi pemain-pemain film AIB #Cyberbully ke sekolah-sekolah.

Retno mengatakan, kasus cyber bully yang ditangani KPAI meningkat hingga 300 persen sejak 2016. Yakni sejak anak sekolah akrab dengan gadget. Bahkan tahun ini, 200 kasus cyber bully diadukan ke KPAI.

“Kampanye untuk menghentikan kasus-kasus bullying dan mengajak siswa-siswa agar tidak menjadi pelaku atau pun korban pembullyan ini, cukup efektif. Para siswa berfikir lebih positif tentang dampak cyber bully. Kampanye ini harus intens dilakukan,” katanya.

Film AIB #CyberBully dibintangi oleh Baron Wildchut, Harris Illano, Damita Argobie, Wendy Wilson dan beberapa pemeran lainnya.

Film Aib #Cyberbully akan dirilis pada tanggal 2 Agustus 2018. Kisah film ini diangkat berdasarkan riset-riset yang dilakukan sutradara Amar Mukhi. Di antaranya adalah siswa bunuh diri di Bekasi, Jawa Barat. Juga korban pembullyan di SMU di Jatinegara, Jakarta Pusat. Ada juga diambil dari belasan ribu catatan korban dan laporan korban bullying yang diterima KPAI.

Surya Films dan Anami Films, rumah produksi pembuat film AIB #Cyberbully berharap bahwa filmnya tidak hanya menjadi hiburan di dalam bioskop. Tapi moral story film bisa dipahami penontonnya. “Memang kami kemas sebagai film horor. Tapi ini bentuk metafora. Bahwa hantunya hadir dan melakukan balas dendam. Kami ingin mengatakan bahwa bullying, persekusi, intimidasi atau perbuatan jahat lain, akan dapat balasan. Karma atau balasan sekarang ini datangnya lebih cepat lho!” ungkap Amar.

Yang jelas film AIB #Cyberbully dikemas sangat unik, sangat rumit dalam proses produksi dan cerita dengan twist cerita menarik akan menjadi daya tarik film horor ini.

Mau tahu lengkapnya, nantikan rilis film AIB #Cyberbully di 2 Agustus 2018 nanti. Siapa tahu kisah korban bullying di film ini juga seperti kalian. Atau perbuatan bullying yang pernah kalian hentikan. So, hentikan bullying, jangan dianggap remeh dan mudah melakukan bullying. Ingat jari kalian bisa membunuh. (Rel/mea)

Pemain-pemain film AIB #Cyberbully – Shoumaya Tazkiyyah, Harris Illano, Michael Lie, Ade Ayu –, bersama Komisioner KPAI Retno Listyarti (kiri) dalam Meet and Greet di Medan, Jumat (27/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO –  Jumlah siswa yang berani muncul dan berbicara langsung menyampaikan kisah bullying yang pernah mereka alami, terus meningkat. Sebagian cerita mereka saat mengalami bullying, persekusi, intimidasi, maupun ancaman, cukup membuat miris.

“Bahkan kami para pemain film AIB #Cyberbully dulu pernah menjadi korban bully. Rasanya menyakitkan. Karena itu kita ingin kasus bully dihentikan,” kata pemain-pemain film AIB #Cyberbully – Shoumaya Tazkiyyah, Harris Illano, Michael Lie, Ade Ayu –, dalam Meet and Greet di Medan, Jumat (27/7).

Sebelumnya pada hari yang sama, para pemain film ini mendatangi sekolah-sekolah di Medan dan Binjai, Sumatera Utara. Selain mempromosikan film AIB, mereka juga berkampanye #StopBullying, bersama komisioner KPAI.

Selain di Medan, para pemain film AIB #Cyberbully bersama KPAI sudah mendatangi 26 sekolah yang tersebar di Jabodetabek, Semarang, Solo, Semarang, Yogya, Palembang. Tak kurang dari 11 ribu siswa bersepakat mendeklarasikan dan membuat petisi untuk menghentikan segala bentuk perundungan (bullying).

“Komunikasi dua arah ini positif, penjelasan dan contoh-contoh bullying yang terjadi cukup membuat anak-anak ini akan berpikir tentang dampak dan akibat bullying,” jelas komisioner KPAI, Retno Listyarti, yang mendampingi pemain-pemain film AIB #Cyberbully ke sekolah-sekolah.

Retno mengatakan, kasus cyber bully yang ditangani KPAI meningkat hingga 300 persen sejak 2016. Yakni sejak anak sekolah akrab dengan gadget. Bahkan tahun ini, 200 kasus cyber bully diadukan ke KPAI.

“Kampanye untuk menghentikan kasus-kasus bullying dan mengajak siswa-siswa agar tidak menjadi pelaku atau pun korban pembullyan ini, cukup efektif. Para siswa berfikir lebih positif tentang dampak cyber bully. Kampanye ini harus intens dilakukan,” katanya.

Film AIB #CyberBully dibintangi oleh Baron Wildchut, Harris Illano, Damita Argobie, Wendy Wilson dan beberapa pemeran lainnya.

Film Aib #Cyberbully akan dirilis pada tanggal 2 Agustus 2018. Kisah film ini diangkat berdasarkan riset-riset yang dilakukan sutradara Amar Mukhi. Di antaranya adalah siswa bunuh diri di Bekasi, Jawa Barat. Juga korban pembullyan di SMU di Jatinegara, Jakarta Pusat. Ada juga diambil dari belasan ribu catatan korban dan laporan korban bullying yang diterima KPAI.

Surya Films dan Anami Films, rumah produksi pembuat film AIB #Cyberbully berharap bahwa filmnya tidak hanya menjadi hiburan di dalam bioskop. Tapi moral story film bisa dipahami penontonnya. “Memang kami kemas sebagai film horor. Tapi ini bentuk metafora. Bahwa hantunya hadir dan melakukan balas dendam. Kami ingin mengatakan bahwa bullying, persekusi, intimidasi atau perbuatan jahat lain, akan dapat balasan. Karma atau balasan sekarang ini datangnya lebih cepat lho!” ungkap Amar.

Yang jelas film AIB #Cyberbully dikemas sangat unik, sangat rumit dalam proses produksi dan cerita dengan twist cerita menarik akan menjadi daya tarik film horor ini.

Mau tahu lengkapnya, nantikan rilis film AIB #Cyberbully di 2 Agustus 2018 nanti. Siapa tahu kisah korban bullying di film ini juga seperti kalian. Atau perbuatan bullying yang pernah kalian hentikan. So, hentikan bullying, jangan dianggap remeh dan mudah melakukan bullying. Ingat jari kalian bisa membunuh. (Rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/