30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tingkat Kesembuhan Pasien Menurun Drastis, BOR di Medan Capai 70%

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Medan mengalami penurunan drastis. Kondisi ini mengakibatkan, persentase keterisian tempat tidur rawat inap atau Bed Occupancy Rate (BOR) meningkatkan tajam. Bahkan saat ini, sudah menyentuh angka 70 persen dari kapasitas yang ada.

TINJAU: Wali Kota Medan Bobby Nasution didampingi Sekda Wiriya Alrahman meninjau eks Hotel Soechi, beberapa hari lalu.

HAL ini diakui Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution kepada wartawan usai menghadiri rapat paripurna DPRD Medan, Selasa (27/7). “BOR di Kota Medan betul ada peningkatan. Sebenarnya, peningkatannya sudah dari kemarin-kemarin. Saya katakan, stag kita dari satu bulan yang lalu. Itu saya katakan (BOR) hanya di 36 sampai 38 persen. Per hari ini, BOR kita untuk isolasi itu 69 persen, dan ICU 68 persen ini angka yang sangat tinggi, sudah mendekati 70 persen,” kata Bobby.

Dikatakannya, angka tersebut memang terbilang krusial. Namun, Bobby juga menyinggung positivity rate di Kota Medan, menurutnya hal itu juga penting untuk diperhatikan. Sebab bila masyarakat telah positif Covid-19, namun dengan gejala sedang sampai berat, maka orang tersebut akan menempatin

tempat tidur pasien Covid di rumah sakit. Sedangkan saat ini, positivity rate di Kota Medan dapat dikatakan menurun dan stabil. “Dari kemarin itu 28 persen, naik ke 30, turun lagi ke 28, naik lagi 30 dan hari ini 31 (persen). Itu untuk positivity rate,” ujar Bobby.

Sementara, berdasarkan data harian milik Kemenkes RI yang disampaikan BNPB, Selasa (27/7), adapun BOR Covid-19 di Kota Medan saat ini mencapai 73 persen. Lantas, mengapa angka BOR di Kota Medan bisa meningkat cukup tinggi, padahal posotivity rate-nya terbilang stabil? Bobby menjelaskan, jika saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Medan yang menurun sangat drastis. “Ini karena tingkat kesembuhan kita yang sangat-sangat turun drastis. Dari 90,01 persen, sekarang hanya tinggal 78 persen tingkat kesembuhan. Ini membuktikan bahwasanya semakin banyak yang mengisi (tempat tidur RS), namun yang sembuh semakin sedikit. Makanya BOR kita terus meningkat, yang sudah di dalam tidak keluar, yang masuk makin banyak,” jawabnya.

Namun memang, kata Bobby, saat ini angka penularan Covid-19 di Kota Medan mulai menunjukkan penurunan. Bila sebelumnya rata-rata di angka 500-an, saat ini berada di angka 300-an bahkan 200-an kasus per harinya. Untuk itu, Bobby kembali mengajak seluruh masyarakat Kota Medan untuk kembali menerapkan protokol kesehatan secara ketat, meskipun saat ini pemerintah mulai memberikan beberapa kelonggaran kegiatan, khususnya kegiatan ekonomi. “Tapi yang dilonggarkan itu adalah kegiatannya, bukan prokesnya. Jadi mohon prokesnya harus tetap ketat. Namun kalau kedepannya prokesnya tidak diketatkan, kemungkinan pengetatan kedepannya ini harus kita lakukan lagi. Jadi kita tak mau mengorbankan ekonomi demi memutus mata rantai Covid, atau Covid dikorbankan untuk menyelamatkan perekonomian. Ini gak boleh, harus ada titik pertemuannya agar ekonominya berjalan, Covidnya menurun,” katanya.

Eks Hotel Soechi Difungsikan

Menyikapi tingginya tingkat keterpakaian tempat tidur atau ruang rawat inap dan ICU pasien Covid-19 di Kota Medan, saat ini Pemko Medan sedang mempersiapkan lokasi alternatif isolasi pasien Covid-19. Bahkan dalam waktu dekat, gedung eks Hotel Soechi akan segera difungsikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. “Ini (lokasi alternatif isolasi) sudah bisa kita fungsikan, isolasi terpusat kita secara fisik, sarana dan prasarananya sudah bisa,” jawab Bobby.

Namun yang harus diperhatikan saat ini, terang Bobby, adalah terkait pelayanan. Bobby tidak mau, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan tersebut belum dibarengi dengan sumber daya manusia (SDM) yang layak. “Ini personel nya harus betul-betul kita pastikan, yang terlatih, jangan karena itu bekas hotel Soechi, maka standar hotel saja tapi harus standar pelayanan kesehatan. Ini sedang benar-benar kita pastikan,” terangnya.

Bobby kembali menegaskan, secara fisik, gedung eks Hotel Soechi telah siap untuk beroperasi. Untuk itu, Pemko Medan tengah berusaha agar Eks Hotel Soechi bisa beroperasi dalam waktu dekat, bahkan ditargetkan bisa digunakan dalam minggu ini juga. “Mudah-mudahan dalam minggu ini, hanya tinggal melihat beberapa poin lagi, (gedung Eks Hotel Soechi) ini akan kita aktifkan,” tegasnya.

Berdasarkan amatan langsung di eks Hotel Soechi, renovasi masih dilakukan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (DPKPPR) Kota Medan. Menurut Plt Kadis Kesehatan Kota Medan Syamsul Arifin Nasution, renovasi tengah berjalan dan kemungkinan akan dilakukan uji coba, Senin (2/8). “Sebenarnya kemarin sudah kita uji coba, namun masih belum siap dan harus dilakukan sejumlah prbaikan lagi, terutama masalah mesin pendingin ruangan (AC),” kata Syamsul.

Akibat satu tahun lebih tidak beroperasi, jelas Syamsul, menyebabkan harus dilakukan sejumlah perbaikan, terutama AC. Meski demikian, Syamsul optimis dalam empat hari ke depan, renovasi yang dilakukan rampung sehingga ex Hotl Soechi dapat dioperasikan menjadi lokasi isoman bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejalan ringan.

“Insya Alah, Senin depan akan kita uji coba lagi. Mudah-mudahn tidak ada masalah lagi dan eks Hotel Soechi dapat kita opertasikan untuk isoman. Kita gunakan kamar di lantai 6, 7 dan 8 untuk isoman. Di tiga lantai itu terdapat 120 bed, pertama-tama kita pakai lantai 6 yang sudah siap dengan jumlah 30 bed. Kemudian menyusul lantai 7 dan 8,”ungkapnya.

Di RSUD Pirngadi Medan, renovasi juga tengah dilakukan. Pengerjaan dilakukan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan serta dibantu Kementrian Kesehatan RI. Dikatakan Syamsul, RSUD Dr Pirngadi akan menjadi teman isoman bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala berat. “Kemenkes RI membantu 130 bed, 25 bed untuk ICU. Direncanakan, renovasi akan brlangsung selama dua Minggu,” jelasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Medan mengalami penurunan drastis. Kondisi ini mengakibatkan, persentase keterisian tempat tidur rawat inap atau Bed Occupancy Rate (BOR) meningkatkan tajam. Bahkan saat ini, sudah menyentuh angka 70 persen dari kapasitas yang ada.

TINJAU: Wali Kota Medan Bobby Nasution didampingi Sekda Wiriya Alrahman meninjau eks Hotel Soechi, beberapa hari lalu.

HAL ini diakui Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution kepada wartawan usai menghadiri rapat paripurna DPRD Medan, Selasa (27/7). “BOR di Kota Medan betul ada peningkatan. Sebenarnya, peningkatannya sudah dari kemarin-kemarin. Saya katakan, stag kita dari satu bulan yang lalu. Itu saya katakan (BOR) hanya di 36 sampai 38 persen. Per hari ini, BOR kita untuk isolasi itu 69 persen, dan ICU 68 persen ini angka yang sangat tinggi, sudah mendekati 70 persen,” kata Bobby.

Dikatakannya, angka tersebut memang terbilang krusial. Namun, Bobby juga menyinggung positivity rate di Kota Medan, menurutnya hal itu juga penting untuk diperhatikan. Sebab bila masyarakat telah positif Covid-19, namun dengan gejala sedang sampai berat, maka orang tersebut akan menempatin

tempat tidur pasien Covid di rumah sakit. Sedangkan saat ini, positivity rate di Kota Medan dapat dikatakan menurun dan stabil. “Dari kemarin itu 28 persen, naik ke 30, turun lagi ke 28, naik lagi 30 dan hari ini 31 (persen). Itu untuk positivity rate,” ujar Bobby.

Sementara, berdasarkan data harian milik Kemenkes RI yang disampaikan BNPB, Selasa (27/7), adapun BOR Covid-19 di Kota Medan saat ini mencapai 73 persen. Lantas, mengapa angka BOR di Kota Medan bisa meningkat cukup tinggi, padahal posotivity rate-nya terbilang stabil? Bobby menjelaskan, jika saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Medan yang menurun sangat drastis. “Ini karena tingkat kesembuhan kita yang sangat-sangat turun drastis. Dari 90,01 persen, sekarang hanya tinggal 78 persen tingkat kesembuhan. Ini membuktikan bahwasanya semakin banyak yang mengisi (tempat tidur RS), namun yang sembuh semakin sedikit. Makanya BOR kita terus meningkat, yang sudah di dalam tidak keluar, yang masuk makin banyak,” jawabnya.

Namun memang, kata Bobby, saat ini angka penularan Covid-19 di Kota Medan mulai menunjukkan penurunan. Bila sebelumnya rata-rata di angka 500-an, saat ini berada di angka 300-an bahkan 200-an kasus per harinya. Untuk itu, Bobby kembali mengajak seluruh masyarakat Kota Medan untuk kembali menerapkan protokol kesehatan secara ketat, meskipun saat ini pemerintah mulai memberikan beberapa kelonggaran kegiatan, khususnya kegiatan ekonomi. “Tapi yang dilonggarkan itu adalah kegiatannya, bukan prokesnya. Jadi mohon prokesnya harus tetap ketat. Namun kalau kedepannya prokesnya tidak diketatkan, kemungkinan pengetatan kedepannya ini harus kita lakukan lagi. Jadi kita tak mau mengorbankan ekonomi demi memutus mata rantai Covid, atau Covid dikorbankan untuk menyelamatkan perekonomian. Ini gak boleh, harus ada titik pertemuannya agar ekonominya berjalan, Covidnya menurun,” katanya.

Eks Hotel Soechi Difungsikan

Menyikapi tingginya tingkat keterpakaian tempat tidur atau ruang rawat inap dan ICU pasien Covid-19 di Kota Medan, saat ini Pemko Medan sedang mempersiapkan lokasi alternatif isolasi pasien Covid-19. Bahkan dalam waktu dekat, gedung eks Hotel Soechi akan segera difungsikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. “Ini (lokasi alternatif isolasi) sudah bisa kita fungsikan, isolasi terpusat kita secara fisik, sarana dan prasarananya sudah bisa,” jawab Bobby.

Namun yang harus diperhatikan saat ini, terang Bobby, adalah terkait pelayanan. Bobby tidak mau, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan tersebut belum dibarengi dengan sumber daya manusia (SDM) yang layak. “Ini personel nya harus betul-betul kita pastikan, yang terlatih, jangan karena itu bekas hotel Soechi, maka standar hotel saja tapi harus standar pelayanan kesehatan. Ini sedang benar-benar kita pastikan,” terangnya.

Bobby kembali menegaskan, secara fisik, gedung eks Hotel Soechi telah siap untuk beroperasi. Untuk itu, Pemko Medan tengah berusaha agar Eks Hotel Soechi bisa beroperasi dalam waktu dekat, bahkan ditargetkan bisa digunakan dalam minggu ini juga. “Mudah-mudahan dalam minggu ini, hanya tinggal melihat beberapa poin lagi, (gedung Eks Hotel Soechi) ini akan kita aktifkan,” tegasnya.

Berdasarkan amatan langsung di eks Hotel Soechi, renovasi masih dilakukan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (DPKPPR) Kota Medan. Menurut Plt Kadis Kesehatan Kota Medan Syamsul Arifin Nasution, renovasi tengah berjalan dan kemungkinan akan dilakukan uji coba, Senin (2/8). “Sebenarnya kemarin sudah kita uji coba, namun masih belum siap dan harus dilakukan sejumlah prbaikan lagi, terutama masalah mesin pendingin ruangan (AC),” kata Syamsul.

Akibat satu tahun lebih tidak beroperasi, jelas Syamsul, menyebabkan harus dilakukan sejumlah perbaikan, terutama AC. Meski demikian, Syamsul optimis dalam empat hari ke depan, renovasi yang dilakukan rampung sehingga ex Hotl Soechi dapat dioperasikan menjadi lokasi isoman bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejalan ringan.

“Insya Alah, Senin depan akan kita uji coba lagi. Mudah-mudahn tidak ada masalah lagi dan eks Hotel Soechi dapat kita opertasikan untuk isoman. Kita gunakan kamar di lantai 6, 7 dan 8 untuk isoman. Di tiga lantai itu terdapat 120 bed, pertama-tama kita pakai lantai 6 yang sudah siap dengan jumlah 30 bed. Kemudian menyusul lantai 7 dan 8,”ungkapnya.

Di RSUD Pirngadi Medan, renovasi juga tengah dilakukan. Pengerjaan dilakukan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan serta dibantu Kementrian Kesehatan RI. Dikatakan Syamsul, RSUD Dr Pirngadi akan menjadi teman isoman bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala berat. “Kemenkes RI membantu 130 bed, 25 bed untuk ICU. Direncanakan, renovasi akan brlangsung selama dua Minggu,” jelasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/