26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Keluarga Sebut Kematian Tak Wajar

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Keluarga balita yang meninggal dunia setelah dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang Balita meninggal dunia setelah dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Pihak keluarga menilai, kematian Balita bernama Jessica Katelib Br Sianipar itu tidak wajar dan meminta kebenaran diungkap.

Hal itu disampaikan Piter Simbolon selaku Kakek dari Jessica kepada Wartawan, Rabu (27/9) siang. Diceritakam Piter, pada 23 Agustus 2017 lalu, sekira pukul 09.00 WIB, Jessica Katelieb dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan lantaran mengalami sesak nafas dan batuk. Setibanya di RSUP H Adam Malik, Balita itu langsung dibawa ke IGD untuk mendapat perawatan.

“Di ruang IGD, cucu saya dipasangi infus pada kakinya. Alasan dokter, tidak bisa dipasangi infus di tangan karena badan cucu saya gemuk. Saat itu dokter menyarankan agar cucu saya dipasangi alat bernama CVC (central vena catether),” ungkap Piter di rumahnya, di Jalan Sei Asahan, Medan Sunggal.

Lebih lanjut, disebut Piter, keluarganya sempat mempertanyakan, apakah ada cara selain memasang alat CVC pada Jessica. Bahkan keluarga, kata Piter, sempat mempertanyakan kepada dokter apa resiko jika alat itu dipasang. Namun saat itu dokter memastikan jika mereka sudah biasa memakai alat tersebut.

“Saya tanya resikonya apa jika dipasang alat itu. Tapi dari pihak dokter bilang, mereka sudah biasa tangani ini dan tidak pernah gagal. Kalau pun ada resikonya, dokter bisa mengatasi,” tambah Piter.

Kemudian, di saat bersamaan, disebut Piter kalau tim medis RS Adam Malik menyodorkan kepada keluarga pasien untuk menandatangani berkas, tanpa menjelaskan isi dari berkas terebut. Bahkan, dikatakan Piter jika tim medis mendesak orangtua pasien untuk segera menandatangani berkas itu sebab pasien harus langsung dipasangi alat CVC.

“Kesempatan untuk membaca berkas itu pun tidak ada. Hanya disuruh teken, karena alat itu mau cepat dipasang. Setelah diteken, jam 12.00 WIB ternyata alatnya tidak ada. Saat itu cucu saya masih bisa bermain, main handphone dan berdoa pun bisa,” sambungnya.

Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Keluarga balita yang meninggal dunia setelah dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang Balita meninggal dunia setelah dirawat beberapa jam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Pihak keluarga menilai, kematian Balita bernama Jessica Katelib Br Sianipar itu tidak wajar dan meminta kebenaran diungkap.

Hal itu disampaikan Piter Simbolon selaku Kakek dari Jessica kepada Wartawan, Rabu (27/9) siang. Diceritakam Piter, pada 23 Agustus 2017 lalu, sekira pukul 09.00 WIB, Jessica Katelieb dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan lantaran mengalami sesak nafas dan batuk. Setibanya di RSUP H Adam Malik, Balita itu langsung dibawa ke IGD untuk mendapat perawatan.

“Di ruang IGD, cucu saya dipasangi infus pada kakinya. Alasan dokter, tidak bisa dipasangi infus di tangan karena badan cucu saya gemuk. Saat itu dokter menyarankan agar cucu saya dipasangi alat bernama CVC (central vena catether),” ungkap Piter di rumahnya, di Jalan Sei Asahan, Medan Sunggal.

Lebih lanjut, disebut Piter, keluarganya sempat mempertanyakan, apakah ada cara selain memasang alat CVC pada Jessica. Bahkan keluarga, kata Piter, sempat mempertanyakan kepada dokter apa resiko jika alat itu dipasang. Namun saat itu dokter memastikan jika mereka sudah biasa memakai alat tersebut.

“Saya tanya resikonya apa jika dipasang alat itu. Tapi dari pihak dokter bilang, mereka sudah biasa tangani ini dan tidak pernah gagal. Kalau pun ada resikonya, dokter bisa mengatasi,” tambah Piter.

Kemudian, di saat bersamaan, disebut Piter kalau tim medis RS Adam Malik menyodorkan kepada keluarga pasien untuk menandatangani berkas, tanpa menjelaskan isi dari berkas terebut. Bahkan, dikatakan Piter jika tim medis mendesak orangtua pasien untuk segera menandatangani berkas itu sebab pasien harus langsung dipasangi alat CVC.

“Kesempatan untuk membaca berkas itu pun tidak ada. Hanya disuruh teken, karena alat itu mau cepat dipasang. Setelah diteken, jam 12.00 WIB ternyata alatnya tidak ada. Saat itu cucu saya masih bisa bermain, main handphone dan berdoa pun bisa,” sambungnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/