MEDAN, SUMUTPOS.CO – Minggu (28/5), pagi menjadi hari terakhir bagi Indra Subahan Purba membawa anak-anaknya jalan-jalan. Pedagang ikan di Pasar Sei Sikambing ini tewas bersama dua orang anaknya Arisa Salwa Purba (13), dan Anas Majid Purba (8), setelah truk bermuatan alat berat melindas sepeda motor mereka yang berhenti di traffic light persimpangan Jalan Ringroad dan Jalan Amal, Medan Sunggal.
Suasana duka menyelimuti kediaman Indra di Jalan Masjid, Helvetia. Ratusan warga terlihat datang bertakjiah. Kebanyakan warga yang datang mengaku mengetahui kecelakaan itu dari rekaman video yang viral di media sosial.
Istri korban, Ida Parwitasari mengaku tak menyangka kalau suami dan dua anaknya akan pergi selama-lamanya. Terduduk, dia menangisi jasad ketiga orang yang disayanginya itu. “Tidak ada fisarat apapun. Saya tidak menyangka,” katanya terisak.
Menurut Ida, pagi itu suaminya memang mengajak tiga anaknya Arisa Salwa, Anas Majid dan Afia Zahro Purba untuk jalan-jalan mengendarai sepeda motor. Apalagi pagi itu, suasana Pasar Sei Sikambing tempat dia berjualan masih sepi.
Saat melintas di Jalan Ringroad, tepatnya di persimpangan Jalan Amal, traffic light menunjukkan lampu sedang merah. Sembari menunggu lampu hijau menyala, ternyata dari arah belakang sebuah truk bermuatan alat berat melaju tanpa bisa dihentikan. Menurut rekaman kamera ATCS Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, terlihat sebelum menabrak lima sepeda motor yang berhenti di lampu merah, sopir truk berusaha menghindari mobil yang ada di depannya dengan membanting kemudi ke kiri, kemudian ‘menyapu’ sepeda motor yang berhenti, termasuk yang dikendarai Indra dan ketiga anaknya. Akibatnya, Indra bersama dua anaknya Arisa dan Anas tewas. Sedangkan Afia Zahro Purba selamat dari maut, namun kakinya patah karena terlindas truk.
Atas kejadian yang menimpa suami dan anak-anaknya ini, Ida berharap Polisi memberikan hukuman setimpal kepada sopir truk itu, hukuman yang berlaku di negeri ini. “Nyawa diganti nyawa. Saya minta pelaku diberikan hukuman berat,” kata Ida yang saat itu didampingi anak sulungnya, Arinal (14).
Remaja berkaca mata ini tampak lebih tegar menghadapi kejadian yang menimpa ayah dan adik-adiknya itu. Tak banyak bicara, Arinal mengaku bisa terima dan pasrah dengan kejadian tersebut. Saat ditanyai bagaimana perasaannya, dia memilih diam.