SUMUTPOS.CO – Pekerjaan revitalisasi Pasar Kampunglalang terus dikebut pembangunannya. Pekerjaan akan dirampungkan paling lama Agustus mendatang. “Ya, masih terus dikerjakan oleh kontraktor PT Budi Mangun KSO. Agustus harus sudah siap pembangunannya,” ujar Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Medan, Rusdi Sinuraya kepada Sumut Pos, Kamis (28/6).
Dikatakan Rusdi, PD Pasar akan terus mengawal pengerjaan pasar yang terletak di Jalan Klambir V, Kecamatan Medan Sunggal itu. Apalagi, mengingat besarnya anggaran Pemko yang digelontorkan untuk revitalisasi Pasar Kampunglalang. “Tentu akan kita kawal terus supaya tidak lagi molor pengerjaannya. Kasihan pedagang sudah lama kali menunggu pasar itu selesai,” papar Rusdi.
Diketahui, pedagang Pasar Kampunglalang sejak 23 Maret 2017 sudah direlokasi oleh Pemko Medan untuk mempermudah pengerjaan revitalisasi. Apalagi kucuran APBD untuk revitalisasi pasar itu terbilang fantastis jumlahnya, yakni Rp23 miliar. Namun hingga kini nasib pedagang masih belum jelas, lantaran pasar tradisional tersebut tak tuntas dibangun.
PT Budi Mangun KSO selaku pihak kontraktor berulangkali didesak agar diganti karena dianggap tidak becus mengerjakan pasar itu, akhirnya diberi mandat lagi oleh Pemko untuk membangunnya.
Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (Perkim-PR) Kota Medan, Benny Iskandar mengakui bahwa PT Budi Mangun KSO masih dipercaya untuk menyelesaikan pekerjaan revitalisasi Pasar Kampunglalang. Hanya soal kapan tenggat waktu pihak kontraktor itu menyelesaikannya, ia kurang mengetahui. “Kebetulan teknisnya dibagian perumahan dan permukiman, bidangnya Pak Rawal. Belum ada laporan ke saya soal itu,” katanya.
Ketua Forum Pedagang Pasar Kampung Lalang, Erwina Pinem berharap pasar mereka segera selesai dibangun karena sudah terlalu lama mereka menunggu untuk bisa kembali berjualan di sana. “Kami sudah cukup-cukuplah makan janji, sudah capek. Kami mau segera diselesaikanlah pembangunan pasar kami,” katanya.
Apalagi saat ini, lanjut dia, kondisi ekonomi pedagang sudah semakin sulit disebabkan tidak adanya lapak berjualan permanen. “Sudah terlalu lama kami menunggu. Dijanjikan bulan depan akan selesai tapi belum ada yang dikerjakan. Pemko harus tepati janjinya,” kata Pinem.
Ia juga mengaku, bahwa pekerja di areal proyek sudah kembali melanjutkan pembangunan. “Tadi ada saya tengok mereka sudah ngecor-ngecor. Itu setelah tiga minggu fakum karena ada masalah nonteknis. Sebab tukang yang lama menuntut upah mereka yang belum dibayar,” pungkasnya. (prn/ila)