30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Mulai 1 Agustus 2022, Nakes di Sumut Divaksin Dosis 4

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginstruksikan seluruh pemerintah daerah (Pemda) menyuntikkan vaksinasi Covid-19 dosis 4 atau booster kedua kepada masyarakat. Instruksi itu tertuang dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Nomor HK.02.02/C.3615/2022, dimana vaksinasi booster kedua dimulai 29 Juli 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis, mengatakan, Pemprov Sumut sudah bersiap melaksanakan vaksinasi booster kedua tersebut. Tahapannya dimulai pada Senin (1/8/2022) pekan depan. “Kita mulai Senin pekan depan, 1 Agustus ya,” ujar Ismail Lubis kepada wartawan di sela vaksinasi booster DPD IPK Sumut di Lapangan Benteng Medan, Jumat (29/7/2022).

Ismail Lubis mengatakan, tahap awal yang difokuskan menerima vaksinasi booster kedua itu adalah para tenaga kesehatan (Nakes) di Sumut yang jumlahnya sekitar 71.000 orang. Setelah nakes, kemudian disusul kepada masyarakat. “Kalau dari sisi kesiapan ya kita sudah siap. Vaksinnya ada, vaksinatornya dan lainnya siap ya. Para nakes kita yang duluan, habis itu kepada masyarakat umum,” ujarnya.

Ia menyebutkan untuk melaksanakan vaksinasi booster kedua harus mengacu pada regulasi Kementerian Kesehatan. Pertama harus terbuka di P-Care. Kedua soal dosis atau jenis vaksin yang digunakan untuk vaksin ke empat. “Kalau dulu kan moderna. Sekarang kita kasih apa vaksin-nya, ya kita harus ikutin itu,” ujarnya

Namun secara umum, kata Ismail, sama seperti vaksinasi dosis-dosis sebelumnya. Pelaksanaan vaksinasi booster kedua secara umum tidak ada kendala. “Tinggal kesediaan masyarakat saja,” lanjutnya.

Sebelumnya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi di sela vaksinasi booster IPK Sumut itu mengatakan telah menginstruksikan dinas kesehatan untuk menyuntikkan vaksin booster kedua.

“Inilah dia orang sudah melakukan yang ke 4, kita ke 3 saja masih 27 persen. Ini yang dikejar. Kita harapkan segera, daerah-daerah lain, provinsi lain, begitu tertib dan mau. Sumut memang cukup agak sulit, makanya perlu adanya edukasi dan sosialisasi,” ujar Edy.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, sudah ada penelitian resmi tentang manfaat vaksinasi boster 2 atau vaksin Covid-19 dosis keempat. “Studi dari COV-Boost yang menunjukkan penyuntikkan dosis keempat vaksin mRNA efektif meningkatkan level antibodi dan imunitas seluler tanpa menimbulkan KIPI yang berat,” Wiku Kamis (28/7/2022).

Lalu penelitian lainnya, EMA’s Covid-19 task force (ETF) dan the European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), menyampaikan rekomendasi pemberian vaksinasi boster 2 atau vaksin Covid-19 dosis keempat yaitu harus dilakukan sesuai prioritas risiko penularan. Khususnya orang dengan gangguan imunitas dengan jenis vaksin yang sesuai dengan kemampuan penerimaan tubuh, barulah bertahap kepada seluruh populasi. “Hal ini juga sesuai dengan apa yang akan dilakukan pemerintah Indonesia sebagai langkah lanjutan,” lanjut Wiku.

Dan perlu dipahami terkait mutasi virus, Covid-19 adalah virus yang sangat mudah bermutasi. Karenanya, kemunculan varian maupun sub varian baru terus terjadi. Secara tidak langsung, hal ini mengindikasikan bahwa manusia sebagai host atau target virus memberikan peluang yang lebih besar bagi virus untuk memperluas penularannya.

“Walau mutasi virus bersifat alamiah namun intensitasnya akan meningkat jika dibarengi laju penularannya yang juga meningkat di masyarakat,” jelas Wiku.

Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dominansi varian dari delta di tahun 2021 menjadi varian Omicron sejak awal tahun 2022 ini. Bahkan karena tingginya mutasi varian Omicron ini, WHO menetapkan pemantauan khusus Omicron Sub Variant Under Monitoring, diantaranya BA.4, BA.5, BA.2.12.1, BA. 2.9.1, BA. 2.11, BA.2.13. Dan terbaru varian BA.2.75 yang ditemukan Mei lalu di India, dan telah terimportasi ke Indonesia berdasarkan pemantauan Kementerian Kesehatan.

“Dinamika kenaikan maupun penurunan baik angka kasus positif, kesembuhan, maupun kematian akan terus bergulir jika kita semua tidak konsisten menjalankan upaya pencegahan. Baik menjalankan protokol kesehatan 3M maupun vaksinasi secara optimal,” pungkas Wiku. (mbc/ktn/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menginstruksikan seluruh pemerintah daerah (Pemda) menyuntikkan vaksinasi Covid-19 dosis 4 atau booster kedua kepada masyarakat. Instruksi itu tertuang dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Nomor HK.02.02/C.3615/2022, dimana vaksinasi booster kedua dimulai 29 Juli 2022.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis, mengatakan, Pemprov Sumut sudah bersiap melaksanakan vaksinasi booster kedua tersebut. Tahapannya dimulai pada Senin (1/8/2022) pekan depan. “Kita mulai Senin pekan depan, 1 Agustus ya,” ujar Ismail Lubis kepada wartawan di sela vaksinasi booster DPD IPK Sumut di Lapangan Benteng Medan, Jumat (29/7/2022).

Ismail Lubis mengatakan, tahap awal yang difokuskan menerima vaksinasi booster kedua itu adalah para tenaga kesehatan (Nakes) di Sumut yang jumlahnya sekitar 71.000 orang. Setelah nakes, kemudian disusul kepada masyarakat. “Kalau dari sisi kesiapan ya kita sudah siap. Vaksinnya ada, vaksinatornya dan lainnya siap ya. Para nakes kita yang duluan, habis itu kepada masyarakat umum,” ujarnya.

Ia menyebutkan untuk melaksanakan vaksinasi booster kedua harus mengacu pada regulasi Kementerian Kesehatan. Pertama harus terbuka di P-Care. Kedua soal dosis atau jenis vaksin yang digunakan untuk vaksin ke empat. “Kalau dulu kan moderna. Sekarang kita kasih apa vaksin-nya, ya kita harus ikutin itu,” ujarnya

Namun secara umum, kata Ismail, sama seperti vaksinasi dosis-dosis sebelumnya. Pelaksanaan vaksinasi booster kedua secara umum tidak ada kendala. “Tinggal kesediaan masyarakat saja,” lanjutnya.

Sebelumnya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi di sela vaksinasi booster IPK Sumut itu mengatakan telah menginstruksikan dinas kesehatan untuk menyuntikkan vaksin booster kedua.

“Inilah dia orang sudah melakukan yang ke 4, kita ke 3 saja masih 27 persen. Ini yang dikejar. Kita harapkan segera, daerah-daerah lain, provinsi lain, begitu tertib dan mau. Sumut memang cukup agak sulit, makanya perlu adanya edukasi dan sosialisasi,” ujar Edy.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, sudah ada penelitian resmi tentang manfaat vaksinasi boster 2 atau vaksin Covid-19 dosis keempat. “Studi dari COV-Boost yang menunjukkan penyuntikkan dosis keempat vaksin mRNA efektif meningkatkan level antibodi dan imunitas seluler tanpa menimbulkan KIPI yang berat,” Wiku Kamis (28/7/2022).

Lalu penelitian lainnya, EMA’s Covid-19 task force (ETF) dan the European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), menyampaikan rekomendasi pemberian vaksinasi boster 2 atau vaksin Covid-19 dosis keempat yaitu harus dilakukan sesuai prioritas risiko penularan. Khususnya orang dengan gangguan imunitas dengan jenis vaksin yang sesuai dengan kemampuan penerimaan tubuh, barulah bertahap kepada seluruh populasi. “Hal ini juga sesuai dengan apa yang akan dilakukan pemerintah Indonesia sebagai langkah lanjutan,” lanjut Wiku.

Dan perlu dipahami terkait mutasi virus, Covid-19 adalah virus yang sangat mudah bermutasi. Karenanya, kemunculan varian maupun sub varian baru terus terjadi. Secara tidak langsung, hal ini mengindikasikan bahwa manusia sebagai host atau target virus memberikan peluang yang lebih besar bagi virus untuk memperluas penularannya.

“Walau mutasi virus bersifat alamiah namun intensitasnya akan meningkat jika dibarengi laju penularannya yang juga meningkat di masyarakat,” jelas Wiku.

Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dominansi varian dari delta di tahun 2021 menjadi varian Omicron sejak awal tahun 2022 ini. Bahkan karena tingginya mutasi varian Omicron ini, WHO menetapkan pemantauan khusus Omicron Sub Variant Under Monitoring, diantaranya BA.4, BA.5, BA.2.12.1, BA. 2.9.1, BA. 2.11, BA.2.13. Dan terbaru varian BA.2.75 yang ditemukan Mei lalu di India, dan telah terimportasi ke Indonesia berdasarkan pemantauan Kementerian Kesehatan.

“Dinamika kenaikan maupun penurunan baik angka kasus positif, kesembuhan, maupun kematian akan terus bergulir jika kita semua tidak konsisten menjalankan upaya pencegahan. Baik menjalankan protokol kesehatan 3M maupun vaksinasi secara optimal,” pungkas Wiku. (mbc/ktn/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/