27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ayah Pengacara, Ibu PNS, Ivan Pernah Coba Ledakkan Bom Pipa

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Polisi menggeledah rumah orangtua Ivan Armadi Hasugian (18), di Jalan Setia Budi Medan. Di kamarnya ditemukan detonator rakitan dan berbagai benda mencurigakan lainnya.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Polisi menggeledah rumah orangtua Ivan Armadi Hasugian (18), di Jalan Setia Budi Medan. Di kamarnya ditemukan detonator rakitan dan berbagai benda mencurigakan lainnya.

MEDAN SUMUTPOS.CO – Teror bom Misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep membawa kejutan bagi keluarga pelaku dan tetangganya. Betapa tidak, anak pendiam dan ramah ke para tetangga itu menggemparkan kediamannya di Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Medan Selayang.

Di rumah permanen pagar berwarna hijau tua kombinasi kuning susu, di halaman rumahnya ditanam pohon coklat dan dibawahnya terparkir mobil Mercy Biru Tua. Rumah itu merupakan kediaman dari Ivan Armadi Hasugian (18) pelaku teror bom misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang.

Ivan sapaan akrabnya di sekitar rumah diketahui anak, yang jarang bergaul ke luar rumah. Bahkan, pasca tamat dari SMA Negeri 4 Medan, Ivan lebih banyak di rumah. Sekali-sekali tampak berjalan kaki ke luar rumah.

Bungsu dari tiga bersaudara buah pasangan, Makmur S Hasugian berprofesi sebagai pengacara, terakhir kasus yang ditanganinya adalah kasus bantuan sosial Pemprovsu dengan terdakwa Raja Anita Elisyah dan ibunya, Arista Purba adalah PNS di Dinas Kesehatan Pemko Medan.

Lahir dari keluarga terdidik, Ivan yang sering berlatih taekwondo tumbuh besar menjadi anak yang pendiam, dan cenderung tertutup kepada tetangga dan keluarganya. Bahkan, Ivan sering berbeda pendapat dengan saudara kandungnya dalam hal persoalan akidah dan hubungan antar sesama manusia.

Di rumah itu, Ivan tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang kakak kandungnya, Eva Hasugian, sedangkan seorang kakak lainnya, Ivo Andika Hasugian sudah menikah dan tak tinggal di rumah tersebut. Kediaman yang sudah ditempati keluarganya sejak 20 tahun silam itu, kini sudah dipasang police line dan penghuninya terpaksa menjalani pemeriksaan.

Ivan mulai menunjukkan perubahan dirinya pada dua bulan lalu, sering menyendiri dan selalu menolak kalau dinasehati. Bahkan, saat-saat diberikan pendapat tentang berhubungan dengan orang lain, selalu saja marah. Khususnya saat menyalami keluarga dari pihak ibunya, selalu saja menolak.

Kepala Lingkungan XI, Yulike mengatakan keluarga pelaku sudah menetap di Jalan Setia Budi Gang Sehati No. 26 sejak lama, sekitar 20 tahun silam. Selama ini, hubungan dengan para warga sangat baik dan belum pernah ada masalah apapun.

“Dari kecil-kecil mereka sudah di sini. Tidak ada yang mencurigakan. Saya pun terkejut mendengar kabar gini,” katanya.

Dia menyebutkan, keluarga Ivan dikenal tertutup, sehingga sejumlah warga di lingkungan sekitar rumah pelaku menilai, mereka kurang bergaul. “Tertutup semua keluarganya. Bertegur pun enggak pernah. Tapi sering pergi ke masjid,” ujarnya.

Selain itu, pelaku Ivan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. “Abangnya sudah menikah. Jadi tinggal dengan kakaknya dan orangtuanya juga. Mereka semuanya penutup,” kata Kepling.

Informasi yang diperoleh, pelaku Ivan merupakan baru tamat dari SMAN 4 Medan, tapi sudah mendaftar untuk kuliah di salahsatu universitas. Disebutkan lagi, kalau pelaku dua bulan belakangan ini, suka menyendiri.

Hasil penggeledahan di kamar Ivan, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya, detonator rakitan, trafo, pipa, semen, alumunium foil, baterai, paspor atas nama Ivan, kartu tanda siswa, kabel-kabel, pupuk urea dan buku-buku robotik.

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos Polisi menggeledah rumah orangtua Ivan Armadi Hasugian (18), di Jalan Setia Budi Medan. Di kamarnya ditemukan detonator rakitan dan berbagai benda mencurigakan lainnya.
Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Polisi menggeledah rumah orangtua Ivan Armadi Hasugian (18), di Jalan Setia Budi Medan. Di kamarnya ditemukan detonator rakitan dan berbagai benda mencurigakan lainnya.

MEDAN SUMUTPOS.CO – Teror bom Misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep membawa kejutan bagi keluarga pelaku dan tetangganya. Betapa tidak, anak pendiam dan ramah ke para tetangga itu menggemparkan kediamannya di Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Medan Selayang.

Di rumah permanen pagar berwarna hijau tua kombinasi kuning susu, di halaman rumahnya ditanam pohon coklat dan dibawahnya terparkir mobil Mercy Biru Tua. Rumah itu merupakan kediaman dari Ivan Armadi Hasugian (18) pelaku teror bom misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang.

Ivan sapaan akrabnya di sekitar rumah diketahui anak, yang jarang bergaul ke luar rumah. Bahkan, pasca tamat dari SMA Negeri 4 Medan, Ivan lebih banyak di rumah. Sekali-sekali tampak berjalan kaki ke luar rumah.

Bungsu dari tiga bersaudara buah pasangan, Makmur S Hasugian berprofesi sebagai pengacara, terakhir kasus yang ditanganinya adalah kasus bantuan sosial Pemprovsu dengan terdakwa Raja Anita Elisyah dan ibunya, Arista Purba adalah PNS di Dinas Kesehatan Pemko Medan.

Lahir dari keluarga terdidik, Ivan yang sering berlatih taekwondo tumbuh besar menjadi anak yang pendiam, dan cenderung tertutup kepada tetangga dan keluarganya. Bahkan, Ivan sering berbeda pendapat dengan saudara kandungnya dalam hal persoalan akidah dan hubungan antar sesama manusia.

Di rumah itu, Ivan tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang kakak kandungnya, Eva Hasugian, sedangkan seorang kakak lainnya, Ivo Andika Hasugian sudah menikah dan tak tinggal di rumah tersebut. Kediaman yang sudah ditempati keluarganya sejak 20 tahun silam itu, kini sudah dipasang police line dan penghuninya terpaksa menjalani pemeriksaan.

Ivan mulai menunjukkan perubahan dirinya pada dua bulan lalu, sering menyendiri dan selalu menolak kalau dinasehati. Bahkan, saat-saat diberikan pendapat tentang berhubungan dengan orang lain, selalu saja marah. Khususnya saat menyalami keluarga dari pihak ibunya, selalu saja menolak.

Kepala Lingkungan XI, Yulike mengatakan keluarga pelaku sudah menetap di Jalan Setia Budi Gang Sehati No. 26 sejak lama, sekitar 20 tahun silam. Selama ini, hubungan dengan para warga sangat baik dan belum pernah ada masalah apapun.

“Dari kecil-kecil mereka sudah di sini. Tidak ada yang mencurigakan. Saya pun terkejut mendengar kabar gini,” katanya.

Dia menyebutkan, keluarga Ivan dikenal tertutup, sehingga sejumlah warga di lingkungan sekitar rumah pelaku menilai, mereka kurang bergaul. “Tertutup semua keluarganya. Bertegur pun enggak pernah. Tapi sering pergi ke masjid,” ujarnya.

Selain itu, pelaku Ivan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. “Abangnya sudah menikah. Jadi tinggal dengan kakaknya dan orangtuanya juga. Mereka semuanya penutup,” kata Kepling.

Informasi yang diperoleh, pelaku Ivan merupakan baru tamat dari SMAN 4 Medan, tapi sudah mendaftar untuk kuliah di salahsatu universitas. Disebutkan lagi, kalau pelaku dua bulan belakangan ini, suka menyendiri.

Hasil penggeledahan di kamar Ivan, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya, detonator rakitan, trafo, pipa, semen, alumunium foil, baterai, paspor atas nama Ivan, kartu tanda siswa, kabel-kabel, pupuk urea dan buku-buku robotik.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/