25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Waspada Longsor dan Banjir

Beberapa Daerah di Sumut Dilanda Bencana

MEDAN-Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho mengimbau para bupati dan wali kota agar mengantisipasi longsor mengingat curah hujan yang tinggi. Gatot juga meminta para bupati dan wali kota saling koordinasi antarwilayah untuk mendukung alat berat dan personel di titik-titik longsor.

JEBOL: Tanggul penahan air Aeknatonang  Kabupaten Samosir jebol dihantam banjir Jumat dinihari kemarin.//teti tambunan/sumut pos
JEBOL: Tanggul penahan air Aeknatonang di Kabupaten Samosir jebol dihantam banjir Jumat dinihari kemarin.//teti tambunan/sumut pos

Imbauan itu disampaikan melalui Sekdaprovsu, Nurdin Lubis, yang juga Pelaksana Harian (Plh) Gubsu kepada wartawan di Medan, Minggu (28/10). Dilaporkan pada Sabtu, 27 Oktober 2012, terjadi longsor pada kilometer (Km) 130+500 di Pahae ruas Tarutung-Sipirok pada pukul 19.00 WIB, bukit sebelah kanan dari Medan longsor. Jalan terputus selama dua jam. Kira-kira pukul 22.00 WIB, lalu lintas sudah lancar kembali. Alat yang ada di lapangan 2 DT 1 Loader, 1 escavator, 1 pikup dan tidak ada korban jiwa.

Dilaporkan juga bencana longsor dan banjir terjadi pada Kamis, 26 Okt 2012 malam. Longsor dan banjir terjadi di wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Tapanuli Selatan (Tapsel).

Pada Jumat (26/10) terjadi banjir di ruas jalan nasional link batas kota Sibolga-Batangtoru, di desa Sibuluan Tapteng Km 5+500, dengan kedalaman rata-rata 70 centimeter sepanjang 250 meter.

Hal ini disebabkan intensitas curah hujan pada jam tertentu sangat tinggi. Hujan terjadi mulai dari pagi hingga malam hari sehingga saluran yang ada tidak dapat menampung air. Banjir terjadi antara pukul 19. 00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB.

Terjadi longsor dan pohon tumbang pada Km 4+ 00 , Km 15 dan Km 17 batas Sibolga-Taput. Sebelumnya, pada Selasa (23/10), akibat hujan terus menerus menyebabkan kerusakan pada jembatan Aekpanobasan Km 66+450 batas Tapteng-Padangsidimpuan (Psp), sebagian pondasi jembatan sepanjang 1,5 meter ( extension) anjlok mengakibatkan lantai dan trotoar sebelah kanan patah dan jatuh. Sisa lantai yang bisa dilalui 4 meter.

Jembatan Aekangkola Km 73+600 terjadi gerusan pada abutmen menyebabkan timbulnya lubang pada oprit. Tindakan yang telah diambil (koordinasi dengan APBN) Untuk longsor dan pohon tumbang telah dibersihkan sehingga lalu lintas Sibolga-Tarutung sudah open traffic dihari yang sama.

Terhadap jembatan yang anjlok telah dipasang rambu. Terhadap oprit jembatan yang berlubang dilakukan penimbunan. Telah diusulkan agar kedua jembatan kritis tersebut dapat dilakukan penggantian pada tahun 2013 melalui APBN.

Sementara di Samosir, lebih kurang 50 hektar lahan pertanian dan 2 unit jembatan dan rumah penduduk berada di seputaran waduk Aeknatonang hancur dihantam banjir, setelah waduk Aeknatonang jebol, Jumat (26/10) dini hari sekira pukul 00.30.

Informasi yang dihimpun wartawan, kondisi 2 desa yakni Parbalohan Kecamatan Simanindo dan Desa Silimalombu Kecamatan Onanrunggu  hingga saat ini, masih dalam operasi tanggap bencana. Dinas Pengerjaan Umum (PU) Kabupaten Samosir hingga personel dari Kantor Kecamatan Simanindo dan Onanrunggu, tampak siaga di lokasi waduk, menjaga kemungkinan banjir susulan.

Camat Simanindo Viktor Sidabutar mengatakan, sebelum peristiwa jebolnya waduk Aeknatonang, hujan deras terus mengguyur Pulau Samosir secara keseluruhan. Sehingga waduk yang seharusnya mampu menampung air untuk mengairi lahan pertanian amblas diduga karena tidak mampu menampung debit air. Akibatnya, tanaman seperti padi, kopi, coklat hingga jagung yang siap panen rusak dihantam air yang datang dengan deras.

“Air datang secara tiba-tiba menghantam puluhan hektar pertanian warga, merusak rumah penduduk bahkan menghancurkan dua jembatan penghubung desa. Sehingga, kerugian sendiri ditaksir mencapai milyaran rupiah,” ujar Viktor.

Viktor juga menyampaikan pihak kecamatan sendiri telah memerintahkan semua perangkat desa untuk terus waspada dan meminta kepada semua masyarakat yang berada di pinggiran sungai untuk mengungsi menghindari bahaya longsor dan air bah susulan.

Kepala Desa Parbalohan Tomy Nainggolan kepada Sumut Pos menyampaikan, hingga saat ini warganya masih merasa panik dan cemas atas peristiwa tersebut. Dia berharap Pemerintah Kabupaten Samosir segera membenahi waduk Aeknatonang yang amblas.

“Kami hanya berharap waduk itu segera dibenahi, sebab jika tembok waduk Aeknatonang tidak segera diperbaiki, bisa-bisa akan amblas dan mungkin akan memakan korban jiwa,” sebutnya

Seorang tokoh masyarakat Simanindo A Marpaung kepada wartawan menyesalkan pembangunan waduk Aeknatonang diduga pengerjaannya asal jadi. Buktinya, anggaran miliaran rupiah untuk membangun waduk seharusnya bisa menahan debit air. Namun, baru beberapa jam saja diguyur hujan, waduk telah amblas dan merusak lahan pertanian, dua jembatan dan rumah-rumah penduduk.(ari/mag 20)

Beberapa Daerah di Sumut Dilanda Bencana

MEDAN-Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho mengimbau para bupati dan wali kota agar mengantisipasi longsor mengingat curah hujan yang tinggi. Gatot juga meminta para bupati dan wali kota saling koordinasi antarwilayah untuk mendukung alat berat dan personel di titik-titik longsor.

JEBOL: Tanggul penahan air Aeknatonang  Kabupaten Samosir jebol dihantam banjir Jumat dinihari kemarin.//teti tambunan/sumut pos
JEBOL: Tanggul penahan air Aeknatonang di Kabupaten Samosir jebol dihantam banjir Jumat dinihari kemarin.//teti tambunan/sumut pos

Imbauan itu disampaikan melalui Sekdaprovsu, Nurdin Lubis, yang juga Pelaksana Harian (Plh) Gubsu kepada wartawan di Medan, Minggu (28/10). Dilaporkan pada Sabtu, 27 Oktober 2012, terjadi longsor pada kilometer (Km) 130+500 di Pahae ruas Tarutung-Sipirok pada pukul 19.00 WIB, bukit sebelah kanan dari Medan longsor. Jalan terputus selama dua jam. Kira-kira pukul 22.00 WIB, lalu lintas sudah lancar kembali. Alat yang ada di lapangan 2 DT 1 Loader, 1 escavator, 1 pikup dan tidak ada korban jiwa.

Dilaporkan juga bencana longsor dan banjir terjadi pada Kamis, 26 Okt 2012 malam. Longsor dan banjir terjadi di wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Tapanuli Selatan (Tapsel).

Pada Jumat (26/10) terjadi banjir di ruas jalan nasional link batas kota Sibolga-Batangtoru, di desa Sibuluan Tapteng Km 5+500, dengan kedalaman rata-rata 70 centimeter sepanjang 250 meter.

Hal ini disebabkan intensitas curah hujan pada jam tertentu sangat tinggi. Hujan terjadi mulai dari pagi hingga malam hari sehingga saluran yang ada tidak dapat menampung air. Banjir terjadi antara pukul 19. 00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB.

Terjadi longsor dan pohon tumbang pada Km 4+ 00 , Km 15 dan Km 17 batas Sibolga-Taput. Sebelumnya, pada Selasa (23/10), akibat hujan terus menerus menyebabkan kerusakan pada jembatan Aekpanobasan Km 66+450 batas Tapteng-Padangsidimpuan (Psp), sebagian pondasi jembatan sepanjang 1,5 meter ( extension) anjlok mengakibatkan lantai dan trotoar sebelah kanan patah dan jatuh. Sisa lantai yang bisa dilalui 4 meter.

Jembatan Aekangkola Km 73+600 terjadi gerusan pada abutmen menyebabkan timbulnya lubang pada oprit. Tindakan yang telah diambil (koordinasi dengan APBN) Untuk longsor dan pohon tumbang telah dibersihkan sehingga lalu lintas Sibolga-Tarutung sudah open traffic dihari yang sama.

Terhadap jembatan yang anjlok telah dipasang rambu. Terhadap oprit jembatan yang berlubang dilakukan penimbunan. Telah diusulkan agar kedua jembatan kritis tersebut dapat dilakukan penggantian pada tahun 2013 melalui APBN.

Sementara di Samosir, lebih kurang 50 hektar lahan pertanian dan 2 unit jembatan dan rumah penduduk berada di seputaran waduk Aeknatonang hancur dihantam banjir, setelah waduk Aeknatonang jebol, Jumat (26/10) dini hari sekira pukul 00.30.

Informasi yang dihimpun wartawan, kondisi 2 desa yakni Parbalohan Kecamatan Simanindo dan Desa Silimalombu Kecamatan Onanrunggu  hingga saat ini, masih dalam operasi tanggap bencana. Dinas Pengerjaan Umum (PU) Kabupaten Samosir hingga personel dari Kantor Kecamatan Simanindo dan Onanrunggu, tampak siaga di lokasi waduk, menjaga kemungkinan banjir susulan.

Camat Simanindo Viktor Sidabutar mengatakan, sebelum peristiwa jebolnya waduk Aeknatonang, hujan deras terus mengguyur Pulau Samosir secara keseluruhan. Sehingga waduk yang seharusnya mampu menampung air untuk mengairi lahan pertanian amblas diduga karena tidak mampu menampung debit air. Akibatnya, tanaman seperti padi, kopi, coklat hingga jagung yang siap panen rusak dihantam air yang datang dengan deras.

“Air datang secara tiba-tiba menghantam puluhan hektar pertanian warga, merusak rumah penduduk bahkan menghancurkan dua jembatan penghubung desa. Sehingga, kerugian sendiri ditaksir mencapai milyaran rupiah,” ujar Viktor.

Viktor juga menyampaikan pihak kecamatan sendiri telah memerintahkan semua perangkat desa untuk terus waspada dan meminta kepada semua masyarakat yang berada di pinggiran sungai untuk mengungsi menghindari bahaya longsor dan air bah susulan.

Kepala Desa Parbalohan Tomy Nainggolan kepada Sumut Pos menyampaikan, hingga saat ini warganya masih merasa panik dan cemas atas peristiwa tersebut. Dia berharap Pemerintah Kabupaten Samosir segera membenahi waduk Aeknatonang yang amblas.

“Kami hanya berharap waduk itu segera dibenahi, sebab jika tembok waduk Aeknatonang tidak segera diperbaiki, bisa-bisa akan amblas dan mungkin akan memakan korban jiwa,” sebutnya

Seorang tokoh masyarakat Simanindo A Marpaung kepada wartawan menyesalkan pembangunan waduk Aeknatonang diduga pengerjaannya asal jadi. Buktinya, anggaran miliaran rupiah untuk membangun waduk seharusnya bisa menahan debit air. Namun, baru beberapa jam saja diguyur hujan, waduk telah amblas dan merusak lahan pertanian, dua jembatan dan rumah-rumah penduduk.(ari/mag 20)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/