30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Rencana Revitalisasi Pasar Timah, Pedagang Demo Menolak

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Ratusan pedagang Pasar Timah kembali melakukan aksi unjuk rasa melakukan untuk menolak rencana Pemerintah Kota (Pemko) Medan melakukan revitalisasi gedung pasar di Balai Kota, Selasa (28/10). Pembangunan gedung atau kios permanen dinilai akan memberatkan keuangan para pedagang.

Yeni, pedagang sembako di Pasar Timah yang ikut dalam aksi unjuk rasa itu menjelaskan, rencana Pemko Medan serta PD Pasar membuat gedung pasar secara permanen akan memberatkan keuangan para pedagang. Pasalnya, setiap pedagang diwajibkan membeli kios seharga Rp50 juta.”Bayangkan kalau pedagang memiliki 3 kios, berapa uang yang harus dikeluarkannya, mana ada duit segitu banyak,” kata Yeni dengan nada kesal.

Selama ini, lanjut dia, para pedagang sudah nyaman dengan biaya yang dikeluarkan untuk PD Pasar selama berjualan di Pasar Timah. “Kontribusi dan uang sampah tiap bulan hanya Rp120 ribu, uang jaga malam Rp40 ribu setiap kios perbulan. Jadi hanya Rp160 ribu biaya yang dikeluarkan pedagang,”cetusnya.

Pedagang lainnya, Ahok mengeluhkan lokasi kios penampungan sementara yang berada di belakang pusat perbelanjaan moderen. “Pasar tradisional tidak bisa dibandingkan dengan pasar modren, pasar modren bisa memberikan potongan harga, sehingga pembeli lebih memilih datang kepasar modren,” jelasnya.

Ahok yang tinggal di Jalan Besi menambahkan, bahwa banyak warga di Jalan Timah yang keberatan dengan rencana pembangunan gedung permanen untuk pedagang.”Rumah warga akan tertutup dengan gedung pasar, tentu masyarakat tidak bisa menerima itu dan menolak pembangunan itu secara tegas,”ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Dirut PD Pasar Kota Medan, Benny Sihotang mengaku terkejut dengan tindakan para pedagang.  Dan pihaknya akan tetap melakukan revitalisasi pasar, untuk memajukan pasar tradisional di Medan. ”Kami PD Pasar akan tetap melakukan revitalisasi pasar, jangan nanti ditunggangi oknum untuk mengambil keuntungan di situ. Pikirkan 400 pedagang di situ. Jangan berusaha menunggangi orang lain,” katanya. (dik/ila)
”Sebagai PD Pasar, kami terkejut ada pedagang yang mengatakan itu. Padahal kami memikirkan gimana Pasar Timah  itu kita minta persetujuan dari DPRD Medan, dijadikan pasar secara resmi. Walaupun sudah ada penyerahan ke kami, itu hanya bangunannya saja. Dan dari Dinas PU sendiri, sudah tidak ada nama Jalan Timah itu, “ katanya.

Namun, kata Benny, pihaknya akan tetap melakukan revitalisasi pasar, untuk memajukan pasar tradisional di Medan.”Kami PD Pasar akan tetap melakukan revitalisasi pasar, jangan nanti ditunggangi oknum untuk mengambil keuntungan di situ. Pikirkan 400 pedagang di situ. Jangan berusaha menunggangi orang lain,” katanya.(dik/ila)

Teks Foto : Pedagang Pasar Timah Demonstrasi di Balai Kota dan di depan kantor DPRD Medan, Selasa (28/10)

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Ratusan pedagang Pasar Timah kembali melakukan aksi unjuk rasa melakukan untuk menolak rencana Pemerintah Kota (Pemko) Medan melakukan revitalisasi gedung pasar di Balai Kota, Selasa (28/10). Pembangunan gedung atau kios permanen dinilai akan memberatkan keuangan para pedagang.

Yeni, pedagang sembako di Pasar Timah yang ikut dalam aksi unjuk rasa itu menjelaskan, rencana Pemko Medan serta PD Pasar membuat gedung pasar secara permanen akan memberatkan keuangan para pedagang. Pasalnya, setiap pedagang diwajibkan membeli kios seharga Rp50 juta.”Bayangkan kalau pedagang memiliki 3 kios, berapa uang yang harus dikeluarkannya, mana ada duit segitu banyak,” kata Yeni dengan nada kesal.

Selama ini, lanjut dia, para pedagang sudah nyaman dengan biaya yang dikeluarkan untuk PD Pasar selama berjualan di Pasar Timah. “Kontribusi dan uang sampah tiap bulan hanya Rp120 ribu, uang jaga malam Rp40 ribu setiap kios perbulan. Jadi hanya Rp160 ribu biaya yang dikeluarkan pedagang,”cetusnya.

Pedagang lainnya, Ahok mengeluhkan lokasi kios penampungan sementara yang berada di belakang pusat perbelanjaan moderen. “Pasar tradisional tidak bisa dibandingkan dengan pasar modren, pasar modren bisa memberikan potongan harga, sehingga pembeli lebih memilih datang kepasar modren,” jelasnya.

Ahok yang tinggal di Jalan Besi menambahkan, bahwa banyak warga di Jalan Timah yang keberatan dengan rencana pembangunan gedung permanen untuk pedagang.”Rumah warga akan tertutup dengan gedung pasar, tentu masyarakat tidak bisa menerima itu dan menolak pembangunan itu secara tegas,”ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Dirut PD Pasar Kota Medan, Benny Sihotang mengaku terkejut dengan tindakan para pedagang.  Dan pihaknya akan tetap melakukan revitalisasi pasar, untuk memajukan pasar tradisional di Medan. ”Kami PD Pasar akan tetap melakukan revitalisasi pasar, jangan nanti ditunggangi oknum untuk mengambil keuntungan di situ. Pikirkan 400 pedagang di situ. Jangan berusaha menunggangi orang lain,” katanya. (dik/ila)
”Sebagai PD Pasar, kami terkejut ada pedagang yang mengatakan itu. Padahal kami memikirkan gimana Pasar Timah  itu kita minta persetujuan dari DPRD Medan, dijadikan pasar secara resmi. Walaupun sudah ada penyerahan ke kami, itu hanya bangunannya saja. Dan dari Dinas PU sendiri, sudah tidak ada nama Jalan Timah itu, “ katanya.

Namun, kata Benny, pihaknya akan tetap melakukan revitalisasi pasar, untuk memajukan pasar tradisional di Medan.”Kami PD Pasar akan tetap melakukan revitalisasi pasar, jangan nanti ditunggangi oknum untuk mengambil keuntungan di situ. Pikirkan 400 pedagang di situ. Jangan berusaha menunggangi orang lain,” katanya.(dik/ila)

Teks Foto : Pedagang Pasar Timah Demonstrasi di Balai Kota dan di depan kantor DPRD Medan, Selasa (28/10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/