28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tolak Kepres Tenaga Kerja Asing

Sementara Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Agus Willy Utomo menolak acara seremonial yang dilaksanakan Pemprov Sumut pada peringatan May Day. Bagi FSPMI, acara tersebut diibaratkan untuk ‘menina bobokkan’ buruh saja. “Karena kami menganggap, untuk apa kita bergandengan tangan hanya saat seremonial May Day saja. Faktanya di Indonesia, Sumatera Utara khususnya, kasus perburuhan dan kesejahteraan Buruh tidak tercapai, ” ungkap Willy, Minggu (29/4) sore.

Selain itu, kata Willy, Hari Buruh bukan perayaan, melainkan peringatan. Menurutnya, hari buruh penuh sejarah, untuk mewujudkan kesejahteraan bagi buruh. Oleh karena itu, ditegaskannya sudah selayaknya Buruh menyuarakan itu di momentum peringatan Hari Buruh. ” Kita juga mungkin bergabung dengan serikat buruh yang lain melakukan aksi. Kita apresiasi yang turun ke jalan, ” sambungnya.

Untuk aksi, sebut Willy, pihaknya akan mengerahkan massa 2.000 orang. Massa tersebut dikatakan Willy datang dari Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Tebingtinggi dan juga Batubara. Dijelaskannya, mereka akan berkumpul di Lapangan Merdeka, lalu long march ke bundaran di Jalan Gatot Subroto, kemudian berakhir di kantor Gubernur Sumatera Utara.

“Tuntutan buruh secara Nasional Tritura Plus. Pertama, turunkan harga beras, BBM, listrik agar Pemerintah menjamin ketersediaan pangan dan energi. Kedua, cabut PP 78 Tahun 2015 tentang pengupahan, naikkan kebutuhan hidup layak buruh menjadi 84 item KHL. Dan ketiga, tolak tenaga kerja asing, cabut Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing, hapus outsorcing dan Buruh akan pilih Presiden Pro Buruh Tahun 2019, ” tambahnya.

Untuk tuntutan daerah, Willy meminta agar Gubernur Sumatera Buruh, pro pada buruh yang selama ini upahnya murah dan kesejahteraannya tidak ada. Kedua, Willy meminta Gubernur Sumatera Utara agar mencopot Direktur PT Perkebunan Sumatera Utara yang melanggar aturan dan sewenang-wenang, karena telah melakukan PHK terhadap anggota FSPMI.

“Untuk aksi besok, kepada masyarakat kami memohon maaf apabila jalan-jalan masyarakat akan terganggu. Kami akan tetap aksi dengan kondusif, damai dan tidak menggangu ketertiban umum. Bagi Kepolisian kami meminta bersikap arif, penuh pertemanan, jangan cara yang arogan, ” tandas Willy mengakhiri.

Sementara Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Agus Willy Utomo menolak acara seremonial yang dilaksanakan Pemprov Sumut pada peringatan May Day. Bagi FSPMI, acara tersebut diibaratkan untuk ‘menina bobokkan’ buruh saja. “Karena kami menganggap, untuk apa kita bergandengan tangan hanya saat seremonial May Day saja. Faktanya di Indonesia, Sumatera Utara khususnya, kasus perburuhan dan kesejahteraan Buruh tidak tercapai, ” ungkap Willy, Minggu (29/4) sore.

Selain itu, kata Willy, Hari Buruh bukan perayaan, melainkan peringatan. Menurutnya, hari buruh penuh sejarah, untuk mewujudkan kesejahteraan bagi buruh. Oleh karena itu, ditegaskannya sudah selayaknya Buruh menyuarakan itu di momentum peringatan Hari Buruh. ” Kita juga mungkin bergabung dengan serikat buruh yang lain melakukan aksi. Kita apresiasi yang turun ke jalan, ” sambungnya.

Untuk aksi, sebut Willy, pihaknya akan mengerahkan massa 2.000 orang. Massa tersebut dikatakan Willy datang dari Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Tebingtinggi dan juga Batubara. Dijelaskannya, mereka akan berkumpul di Lapangan Merdeka, lalu long march ke bundaran di Jalan Gatot Subroto, kemudian berakhir di kantor Gubernur Sumatera Utara.

“Tuntutan buruh secara Nasional Tritura Plus. Pertama, turunkan harga beras, BBM, listrik agar Pemerintah menjamin ketersediaan pangan dan energi. Kedua, cabut PP 78 Tahun 2015 tentang pengupahan, naikkan kebutuhan hidup layak buruh menjadi 84 item KHL. Dan ketiga, tolak tenaga kerja asing, cabut Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing, hapus outsorcing dan Buruh akan pilih Presiden Pro Buruh Tahun 2019, ” tambahnya.

Untuk tuntutan daerah, Willy meminta agar Gubernur Sumatera Buruh, pro pada buruh yang selama ini upahnya murah dan kesejahteraannya tidak ada. Kedua, Willy meminta Gubernur Sumatera Utara agar mencopot Direktur PT Perkebunan Sumatera Utara yang melanggar aturan dan sewenang-wenang, karena telah melakukan PHK terhadap anggota FSPMI.

“Untuk aksi besok, kepada masyarakat kami memohon maaf apabila jalan-jalan masyarakat akan terganggu. Kami akan tetap aksi dengan kondusif, damai dan tidak menggangu ketertiban umum. Bagi Kepolisian kami meminta bersikap arif, penuh pertemanan, jangan cara yang arogan, ” tandas Willy mengakhiri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/