26.7 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Warga Lingga Marah, Beko dan Pos Polisi Dibakar, Satu Warga Meninggal

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos Warga Desa Lingga Karo membakar alat berat milik pengembang, dalam aksi protes karena pagar jalan pintas ke desa mereka dibongkar, Jumat (29/7/2016).
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Warga Desa Lingga Karo membakar alat berat milik pengembang, dalam aksi protes karena pagar jalan pintas ke desa mereka dibongkar, Jumat (29/7/2016).

KARO, SUMUTPOS.CO – Konflik lahan Relokasi Mandiri tahap II pengungsi Sinabung di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo berlanjut, Jumat (29/7/2016). Warga Desa Lingga marah karena pagar jalan pintas ke desa merek dibongkar pengembang. Alhasil, warga membakar beko/eskapator merek Hitachi milik pengembang dan tenda Pos Polisi yg dibangun untuk mengantisipasi bentrok.

Bentrok berawal saat pengembang yang dipandu Verawenta br Surbakti, membongkar pagar jalan yang dibangun warga desa menggunakan 1 unit alat berat pada pukul 12.30 Wib. Jalan itu adalah jalan pintas ke desa Lingga.

Pembongkaran pagar selesai pukul 14.20 Wib.

Namun 10 menit usai pembongkaran, Sekdes Lingga, Lotta Sinulingga, mendatangi Pos Polisi memprotes tindakan pengembang yang dibiarkan polisi.

Sekitar 15 menit kemudian, warga Desa Lingga sekitar 150 oran terdiri dari kaum ibu-ibu dan laki laki dewasa, memblokir  jalan umum di depan tenda Pos Polisi,  mengakibatkan jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total.

Pukul 15.30 Wib, massa membuka jalan dan bersama-sama menuju ke lokasi pagar yang sudah dibongkar dan berencana akan melakukan pemagaran kembali.

Dua jam kemudian, sejumlah ibu-ibu berkisar 70 orang mendatangi tenda Pengamanan polisi yang ada di lokasi dan menanyakan siapa pelaku yang membongkar pagar yang mereka buat. Karena tidak mendapat jawaban memuaskan dari polisi, warga komplain dan melaporkannya ke kaum bapak- bapaknya.

Pukul 18.00 Wib, warga desa yang hadir makin banyak berkisar 400 orang dari arah lokasi pemagaran menuju ke arah tenda Pos Polisi sambil berkata “Serang, bunuh, bakar, anggota Polri yg ada di tenda berkisar 15 org lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan,

Sayang, massa yang datang tak mendapatkan jawaban memuaskan. Alhasil, massa komplain dan melaporkan hasil tak memuaskan tersebut kepada kaum bapak-bapak.

Tepat pukul 18.00 WIB, ratusan masyarakat dari arah lokasi pemagaran menyambangi ke arah tenda pos polisi, sembari menyebutkan kata-kata membakar emosi massa.

“Di tenda pos polisi, anggota Polri yang ada sekitar 15 orang. Kemudian mereka lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan,” tambah Rina.

Ketika itulah, massa kesempatan membakar tenda Pos Polisi dan eskapator merek Hitachi warna kuning tersebut. Hampir setengahnya, eskavator itu mengalami terbakar.

“Personel bantuan pun datang ke TKP beko dan tenda polisi telah terbakar. Sehingga diminta bantuan ke Pemadam Kebakaran untuk memadamkannya,” sebut Rina.

Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos Warga Desa Lingga Karo membakar alat berat milik pengembang, dalam aksi protes karena pagar jalan pintas ke desa mereka dibongkar, Jumat (29/7/2016).
Foto: Moral Sitepu/Sumut Pos
Warga Desa Lingga Karo membakar alat berat milik pengembang, dalam aksi protes karena pagar jalan pintas ke desa mereka dibongkar, Jumat (29/7/2016).

KARO, SUMUTPOS.CO – Konflik lahan Relokasi Mandiri tahap II pengungsi Sinabung di Desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo berlanjut, Jumat (29/7/2016). Warga Desa Lingga marah karena pagar jalan pintas ke desa merek dibongkar pengembang. Alhasil, warga membakar beko/eskapator merek Hitachi milik pengembang dan tenda Pos Polisi yg dibangun untuk mengantisipasi bentrok.

Bentrok berawal saat pengembang yang dipandu Verawenta br Surbakti, membongkar pagar jalan yang dibangun warga desa menggunakan 1 unit alat berat pada pukul 12.30 Wib. Jalan itu adalah jalan pintas ke desa Lingga.

Pembongkaran pagar selesai pukul 14.20 Wib.

Namun 10 menit usai pembongkaran, Sekdes Lingga, Lotta Sinulingga, mendatangi Pos Polisi memprotes tindakan pengembang yang dibiarkan polisi.

Sekitar 15 menit kemudian, warga Desa Lingga sekitar 150 oran terdiri dari kaum ibu-ibu dan laki laki dewasa, memblokir  jalan umum di depan tenda Pos Polisi,  mengakibatkan jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total.

Pukul 15.30 Wib, massa membuka jalan dan bersama-sama menuju ke lokasi pagar yang sudah dibongkar dan berencana akan melakukan pemagaran kembali.

Dua jam kemudian, sejumlah ibu-ibu berkisar 70 orang mendatangi tenda Pengamanan polisi yang ada di lokasi dan menanyakan siapa pelaku yang membongkar pagar yang mereka buat. Karena tidak mendapat jawaban memuaskan dari polisi, warga komplain dan melaporkannya ke kaum bapak- bapaknya.

Pukul 18.00 Wib, warga desa yang hadir makin banyak berkisar 400 orang dari arah lokasi pemagaran menuju ke arah tenda Pos Polisi sambil berkata “Serang, bunuh, bakar, anggota Polri yg ada di tenda berkisar 15 org lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan,

Sayang, massa yang datang tak mendapatkan jawaban memuaskan. Alhasil, massa komplain dan melaporkan hasil tak memuaskan tersebut kepada kaum bapak-bapak.

Tepat pukul 18.00 WIB, ratusan masyarakat dari arah lokasi pemagaran menyambangi ke arah tenda pos polisi, sembari menyebutkan kata-kata membakar emosi massa.

“Di tenda pos polisi, anggota Polri yang ada sekitar 15 orang. Kemudian mereka lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan,” tambah Rina.

Ketika itulah, massa kesempatan membakar tenda Pos Polisi dan eskapator merek Hitachi warna kuning tersebut. Hampir setengahnya, eskavator itu mengalami terbakar.

“Personel bantuan pun datang ke TKP beko dan tenda polisi telah terbakar. Sehingga diminta bantuan ke Pemadam Kebakaran untuk memadamkannya,” sebut Rina.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/