30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Gempa 6,4 SR Guncang NTB, 15 Orang Tewas

Foto: Fatih/Lombok Post/JPG
Rusak Parah: Inilah salah satu rumah warga Dusun Lauk Rurung Baret yang ambruk akibat Gempa, di dusun Lauk Rurung Baret, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Minggu (29/7/2018).

MATARAM – Nusa Tenggara Barat (NTB)berduka. Gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) memporak-porandakan sebagian Lombok dan Pulau Sumbawa. Sebanyak 15 orang meninggal dunia, 162 lainnya luka-luka dan ribuan rumah warga rusak. Gubernur NTB pun menetapkan status tanggap darurat selama lima hari.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB H Muhammad Rum menjelaskan, selama tanggap darurat, semua proses evakuasi dan pengiriman bantuan logistik akan dilakukan. Tim BPBD akan membantu korban bersama tim dari kepolisian, TNI, Dinas Sosial, pemerintah kapaten dan lainnya.

Sore kemarin, tiga truk BPBD berisi logistik bantuan dikirim ke lokasi bencana di Lombok Timur. Semua peralatan bencana, seperti dapur umum, tenda pengungsian, makanan siap saji, pakaian anak-anak, selimut dan sebagainya diangkut ke lokasi bencana. ”Kami kosongkan semua gudang BPBD,” katanya.

Bila tanggap darurat lima hari belum cukup, bisa diperpanjang lagi sesuai kondisi di lapangan. Setelah itu, baru masuk masa transisi menuju pemulihan. ”Sampai benar-benar normal,” kata Kepala Bidang Kedaruatan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja.

Rum menyebutkan, jumlah korban hingga sore kemarin 15 orang, empat orang dari Lombok Utara, dan 11 orang dari Lombok Timur. Satu orang diantaranya merupakan warga negra Malaysia yang sedang melancong di Sembalun.

Korban meninggal tersebar di Kecamatan Sambelia sembilan orang, yakni Papuk Bambang, 60 Tahun asal Desa Sugin. Zahra, 3 tahun asal Dusun Batu Sila, Desa Dara Kunci,  Adiatul Aini, 27 tahun asal Desa Medain. Herniati, 35 tahun dari Desa Medain. Firdaus, 7 tahun Desa Obel-obel. Mapatul Akherah, 7 thun asal Desa Obel-obel. Baiq Nila Wati, 19 tahun asal Desa Madain. Herli, 9 tahun asal Desa Madain. Fatmirani, 27 tahun juga dari Desa Medain.

Untuk korban luka berat dan ringan di Sambelia dirawat di Lapangan Desa Obel-obel 51 orang, Puskesmas Belanting 62 orang, dan Puskesmas Sambelia 9 orang.

Dua orang korban meninggal lainnya berasal dari Kecamatan Sambalun, yakni Isma, 30 tahun, mahasiswa pendaki gunung asal Ampang, Malaysia serta Inaq Marah, 80 tahun asal Dusun Kokok Putek, Desa Sajang. ”Korban luka di Sembalun 29 orang,” kata Rum.

Empat korban meninggal lainnya berasal dari Kabupaten Lombok Utara, yakni Janiarto 8 tahun asal Dusun Pademare, Desa Sambi Elen, Kecamatan Bayan. Rusdin 34 tahun asal Desa Loloan, Kecamatan Bayan. Sandi, 20 tahun asal Sumbawan meninggal di lokasi kejadian Senaru, dan Natrinep, 11 tahun asal Desa Senaru, Kecamatan Bayan. ”Lainnya 34 orang warga di Bayan mengalami luka ringan,” ungkap Rum.

Foto: Fatih/Lombok Post/JPG
Rusak Parah: Inilah salah satu rumah warga Dusun Lauk Rurung Baret yang ambruk akibat Gempa, di dusun Lauk Rurung Baret, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Minggu (29/7/2018).

MATARAM – Nusa Tenggara Barat (NTB)berduka. Gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) memporak-porandakan sebagian Lombok dan Pulau Sumbawa. Sebanyak 15 orang meninggal dunia, 162 lainnya luka-luka dan ribuan rumah warga rusak. Gubernur NTB pun menetapkan status tanggap darurat selama lima hari.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB H Muhammad Rum menjelaskan, selama tanggap darurat, semua proses evakuasi dan pengiriman bantuan logistik akan dilakukan. Tim BPBD akan membantu korban bersama tim dari kepolisian, TNI, Dinas Sosial, pemerintah kapaten dan lainnya.

Sore kemarin, tiga truk BPBD berisi logistik bantuan dikirim ke lokasi bencana di Lombok Timur. Semua peralatan bencana, seperti dapur umum, tenda pengungsian, makanan siap saji, pakaian anak-anak, selimut dan sebagainya diangkut ke lokasi bencana. ”Kami kosongkan semua gudang BPBD,” katanya.

Bila tanggap darurat lima hari belum cukup, bisa diperpanjang lagi sesuai kondisi di lapangan. Setelah itu, baru masuk masa transisi menuju pemulihan. ”Sampai benar-benar normal,” kata Kepala Bidang Kedaruatan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja.

Rum menyebutkan, jumlah korban hingga sore kemarin 15 orang, empat orang dari Lombok Utara, dan 11 orang dari Lombok Timur. Satu orang diantaranya merupakan warga negra Malaysia yang sedang melancong di Sembalun.

Korban meninggal tersebar di Kecamatan Sambelia sembilan orang, yakni Papuk Bambang, 60 Tahun asal Desa Sugin. Zahra, 3 tahun asal Dusun Batu Sila, Desa Dara Kunci,  Adiatul Aini, 27 tahun asal Desa Medain. Herniati, 35 tahun dari Desa Medain. Firdaus, 7 tahun Desa Obel-obel. Mapatul Akherah, 7 thun asal Desa Obel-obel. Baiq Nila Wati, 19 tahun asal Desa Madain. Herli, 9 tahun asal Desa Madain. Fatmirani, 27 tahun juga dari Desa Medain.

Untuk korban luka berat dan ringan di Sambelia dirawat di Lapangan Desa Obel-obel 51 orang, Puskesmas Belanting 62 orang, dan Puskesmas Sambelia 9 orang.

Dua orang korban meninggal lainnya berasal dari Kecamatan Sambalun, yakni Isma, 30 tahun, mahasiswa pendaki gunung asal Ampang, Malaysia serta Inaq Marah, 80 tahun asal Dusun Kokok Putek, Desa Sajang. ”Korban luka di Sembalun 29 orang,” kata Rum.

Empat korban meninggal lainnya berasal dari Kabupaten Lombok Utara, yakni Janiarto 8 tahun asal Dusun Pademare, Desa Sambi Elen, Kecamatan Bayan. Rusdin 34 tahun asal Desa Loloan, Kecamatan Bayan. Sandi, 20 tahun asal Sumbawan meninggal di lokasi kejadian Senaru, dan Natrinep, 11 tahun asal Desa Senaru, Kecamatan Bayan. ”Lainnya 34 orang warga di Bayan mengalami luka ringan,” ungkap Rum.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/