25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Gempa di Lombok Rusak 1.454 Rumah

Foto: Fatih/Lombok Post/JPG
Rusak Parah: Inilah salah satu rumah warga Dusun Lauk Rurung Baret yang ambruk akibat Gempa, di dusun Lauk Rurung Baret, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Minggu (29/7/2018).

LOMBOK, SUMUTPOS.CO – Setidaknya 16 orang tewas akibat gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat hingga Senin, (30/7). Dari gempa tersebut, yang paling parah terkena dampak adalah wilayah Lombok Timur dan Utara.

Dari 16 korban tersebut, 11 orang di Lombok Timur, 4 di Lombok Utara, dan 1 orang di Gunung Rinjani. Selain korban tewas, ada 355 jiwa luka-luka, dan 5.141 orang yang mengungsi.

Akibat gempa di Lombok, seorang meninggal di Gunung Rinjani merupakan mahasiswa Makassar bernama Muhammad Ainul Taksim, 26 tahun. Hingga saat ini diketahui korban tewas akibat tertimpa batu longsoran.

Bangunan yang paling berdampak parah akibat gempa di Lombok adalah rumah-rumah roboh. Menurut Kepala Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho banyak rumah yang belum dibangun dengan standar tahan gempa.

“Ada 1.454 rumah yang rusak parah hingga roboh, namun fasilitas publik tidak terlalu berdampak. Hal ini karena, banyak rumah-rumah yang belum dibangun dengan konstruksi tahan gempa,” kata Sutopo pada Senin, (30/7).

Selain itu, hingga Senin (30/7) pagi masih terjadi gempa susulan dengan total dari kejadian adalah 276 gempa susulan. Oleh karena itu, menurut Sutopo, masih banyak yang mengungsi karena belum berani masuk rumah akibat gempa di Lombok.

Gempa di Lombok terjadi pada Minggu, (29/7), berkekuatan 6,4 SR. Pusat gempa berada di daratan dengan kedalaman 10 km sehingga guncangan terasa keras dan terjadi sekitar 10 detik.

Namun gempa kemarin tidak memicu adanya aktivasi Tsunami. Sebab Tsunami akan diaktivasi ketika gempa diatas 7 SR dan kedalaman kurang dari 20 km dan berada di laut. (iml/JPC)

Foto: Fatih/Lombok Post/JPG
Rusak Parah: Inilah salah satu rumah warga Dusun Lauk Rurung Baret yang ambruk akibat Gempa, di dusun Lauk Rurung Baret, Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Minggu (29/7/2018).

LOMBOK, SUMUTPOS.CO – Setidaknya 16 orang tewas akibat gempa yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat hingga Senin, (30/7). Dari gempa tersebut, yang paling parah terkena dampak adalah wilayah Lombok Timur dan Utara.

Dari 16 korban tersebut, 11 orang di Lombok Timur, 4 di Lombok Utara, dan 1 orang di Gunung Rinjani. Selain korban tewas, ada 355 jiwa luka-luka, dan 5.141 orang yang mengungsi.

Akibat gempa di Lombok, seorang meninggal di Gunung Rinjani merupakan mahasiswa Makassar bernama Muhammad Ainul Taksim, 26 tahun. Hingga saat ini diketahui korban tewas akibat tertimpa batu longsoran.

Bangunan yang paling berdampak parah akibat gempa di Lombok adalah rumah-rumah roboh. Menurut Kepala Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho banyak rumah yang belum dibangun dengan standar tahan gempa.

“Ada 1.454 rumah yang rusak parah hingga roboh, namun fasilitas publik tidak terlalu berdampak. Hal ini karena, banyak rumah-rumah yang belum dibangun dengan konstruksi tahan gempa,” kata Sutopo pada Senin, (30/7).

Selain itu, hingga Senin (30/7) pagi masih terjadi gempa susulan dengan total dari kejadian adalah 276 gempa susulan. Oleh karena itu, menurut Sutopo, masih banyak yang mengungsi karena belum berani masuk rumah akibat gempa di Lombok.

Gempa di Lombok terjadi pada Minggu, (29/7), berkekuatan 6,4 SR. Pusat gempa berada di daratan dengan kedalaman 10 km sehingga guncangan terasa keras dan terjadi sekitar 10 detik.

Namun gempa kemarin tidak memicu adanya aktivasi Tsunami. Sebab Tsunami akan diaktivasi ketika gempa diatas 7 SR dan kedalaman kurang dari 20 km dan berada di laut. (iml/JPC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/