25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Abang-Adik Tewas Berpelukan, Ibu Hamil Melepuh

Foto: Hotman/PM Salahsatu dari tiga rumah yang terbakar di Batangkuis, Senin (30/3/2015).
Foto: Hotman/PM
Salahsatu dari tiga rumah yang terbakar di Batangkuis, Senin (30/3/2015).

Seluruh isi rumah Ilman hangus. Dia dan warga lalu mencari keberadaan Deni dan Safrida. Ilman lemas. Dia histeris sejadinya saat melihat kedua buah hatinya tewas gosong dalam kondisi berpelukan di bawah jendela, di depan tv.

Jasad Deni dan Safrida pun langsung dibawa ke rumah keluarga Ilman yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sementara itu petugas kepolisian dari Polsek Batang Kuis langsung melakukan olah TKP dan memasang garis polisi.

Kanit Reskrim Polsek Batangkuis, Ipda O P Sihombing menegaskan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidkan. Ditegaskannya, berdasarkan pengakuan Ilman kepada petugas bahwa saat menuangkan bensin Imlan tidak merokok atau menghidupkan lilin.

“Sehingga dugaan asal percikan api berasal dari stop kontak kipas maupun tv yang tidak terpasang dengan baik. Kita masih melakukan penyilidikan untuk mengetahui asal api,” tegasnya.

Terpisah, Heru Prabowo (19), anak pertama Sahrudin, mengaku Munawaroh sedang hamil. “Ibu itu sedang hamil, kasihan juga melihatnya. Dia sempat teriak kalau kedua anaknya di dalam kamar. Aku dan warga lainnya pun berusaha masuk lewat pintu belakang. Tapi ternyata keduanya tidak ada di dalam kamar. Kami sempat mendengan jeritan Deni dan Safrida dari dalam rumah memanggil orangtuanya ,” jelas Heru yang bekerja di pabrik kayu PT Land Wind itu.

Sebelumnya, dia memang melihat Ilman sedang menuangkan besin untuk diecer lagi. Selesai makan malam, dirinya pun keluar dari rumah dan duduk di gang yang tak jauh dari rumahnya. Namun tak berapa lama dirinya melihat gumpalan asap dari arah rumahnya.

Melihat itu, Heru pun langsung berlari ke arah rumah kontrakan yang mereka tempati. Heru pun dikejutkan kobaran api yang sudah membesar dirumah Ilman. Tanpa berpikir lama dirinya pun membangunkan ayah dan adiknya yang ada di dalam rumah.

”Ada ledakan dua kali aku dengar, mungkin ledakan jerigen bensin sama ledakan tv,” ungkapnya, mengaku tidak tahu apa penyebab terjadinya kebakaran. Selain menewaskan Deni dan Safrida , kebakaran ini pun mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Amatan kru koran ini, Senin (30/3) pagi, terlihat warga sekitar masih memadati rumah yang terbakar. Sementara itu keluarga Sahruddin dan Boiman terlihat sibuk membersihkan rumahnya dari sisa-sisa kebakaran.(cr1/trg)

Foto: Hotman/PM Salahsatu dari tiga rumah yang terbakar di Batangkuis, Senin (30/3/2015).
Foto: Hotman/PM
Salahsatu dari tiga rumah yang terbakar di Batangkuis, Senin (30/3/2015).

Seluruh isi rumah Ilman hangus. Dia dan warga lalu mencari keberadaan Deni dan Safrida. Ilman lemas. Dia histeris sejadinya saat melihat kedua buah hatinya tewas gosong dalam kondisi berpelukan di bawah jendela, di depan tv.

Jasad Deni dan Safrida pun langsung dibawa ke rumah keluarga Ilman yang tak jauh dari lokasi kejadian. Sementara itu petugas kepolisian dari Polsek Batang Kuis langsung melakukan olah TKP dan memasang garis polisi.

Kanit Reskrim Polsek Batangkuis, Ipda O P Sihombing menegaskan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidkan. Ditegaskannya, berdasarkan pengakuan Ilman kepada petugas bahwa saat menuangkan bensin Imlan tidak merokok atau menghidupkan lilin.

“Sehingga dugaan asal percikan api berasal dari stop kontak kipas maupun tv yang tidak terpasang dengan baik. Kita masih melakukan penyilidikan untuk mengetahui asal api,” tegasnya.

Terpisah, Heru Prabowo (19), anak pertama Sahrudin, mengaku Munawaroh sedang hamil. “Ibu itu sedang hamil, kasihan juga melihatnya. Dia sempat teriak kalau kedua anaknya di dalam kamar. Aku dan warga lainnya pun berusaha masuk lewat pintu belakang. Tapi ternyata keduanya tidak ada di dalam kamar. Kami sempat mendengan jeritan Deni dan Safrida dari dalam rumah memanggil orangtuanya ,” jelas Heru yang bekerja di pabrik kayu PT Land Wind itu.

Sebelumnya, dia memang melihat Ilman sedang menuangkan besin untuk diecer lagi. Selesai makan malam, dirinya pun keluar dari rumah dan duduk di gang yang tak jauh dari rumahnya. Namun tak berapa lama dirinya melihat gumpalan asap dari arah rumahnya.

Melihat itu, Heru pun langsung berlari ke arah rumah kontrakan yang mereka tempati. Heru pun dikejutkan kobaran api yang sudah membesar dirumah Ilman. Tanpa berpikir lama dirinya pun membangunkan ayah dan adiknya yang ada di dalam rumah.

”Ada ledakan dua kali aku dengar, mungkin ledakan jerigen bensin sama ledakan tv,” ungkapnya, mengaku tidak tahu apa penyebab terjadinya kebakaran. Selain menewaskan Deni dan Safrida , kebakaran ini pun mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Amatan kru koran ini, Senin (30/3) pagi, terlihat warga sekitar masih memadati rumah yang terbakar. Sementara itu keluarga Sahruddin dan Boiman terlihat sibuk membersihkan rumahnya dari sisa-sisa kebakaran.(cr1/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/