25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pulang… Eks Gafatar Sumut Kembali ke Nol

Mantan Ketua Gafatar Sumut, Dadang Darmawan yang ditemui di dalam Bus Trans Mebidang menyebutkan, 60 hari mereka berada di penampungan Asrama Nurul Huda, Solo. Dia mengaku bersyukur atas kepulangan yang difasilitasi oleh Pemprovsu ini.

“Hal akan yang dilakukan tentu sosialisasi kepada masyarakat Sumut. Kami ikuti aturan kami dan yang diberlakukan kepada kami,” kata Dadang.

Menurut dia, banyak tugas ke depan yang harus dilakukan. Mengingat, beberapa diantara bekas anggota Gafatar ini sudah meninggalkan kampung halamannya masing-masing hingga satu tahun.

“Kalau saya baru lima bulan. Saya mau lapor ke kampus dulu, karena saya cuti sekolah. Bagaimana kebijakan kampus, nanti akan saya terima,” akunya.

Mantan Ketua Gafatar Sumut, Dadang Darmawan (kanan) bersama Dirpamobvit Poldasu, Kombes Heri Subiansauri.
Mantan Ketua Gafatar Sumut, Dadang Darmawan (kanan) bersama Dirpamobvit Poldasu, Kombes Heri Subiansauri.

Menurut Dadang, seluruh bekas anggota Gafatar Sumut tak langsung dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. Melainkan, mereka ditempatkan di penampungan yang disebar di tujuh titik, yakni Batalyon Kaveleri 6/Serbu, Batalyon Artileri Medan 2/105, Batalyon Infanteri 121/Macan Kumbang, Batalyon Arhanudse 11, Datasemen A Satuan Brimob Poldasu di Binjai, SPN Sampali Polda Sumut dan Lantamal I Belawan.

Menurut Dadang, selama 8 hari mereka ditampung dulu di penampungan. “Gafatar ini ’kan dalam tanda petik sangat negatif, tentu kita butuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menghargai kami. Saya kira ini penting. Kita tidak mungkin mengurung dan mengunci diri. Kita butuh upaya dari berbagai pihak untuk memahami situasi yang ada saat ini,” ungkapnya.

Dia mengaku, perekonomian menjadi konsentrasi paling penting. Artinya, hampir seluruh anggota bekas Gafatar Sumut telah menjual rumah. Bahkan, bilang dia, beberapa di antara bekas anggota Gafatar Sumut juga telah meninggalkan barang-barang mereka di Kalimantan.

“Kami harap pemerintah bisa menjaganya. Ya pasti kami akan berdagang karena itu hal yang paling memungkinkan,” sebutnya.

Mantan Ketua Gafatar Sumut, Dadang Darmawan yang ditemui di dalam Bus Trans Mebidang menyebutkan, 60 hari mereka berada di penampungan Asrama Nurul Huda, Solo. Dia mengaku bersyukur atas kepulangan yang difasilitasi oleh Pemprovsu ini.

“Hal akan yang dilakukan tentu sosialisasi kepada masyarakat Sumut. Kami ikuti aturan kami dan yang diberlakukan kepada kami,” kata Dadang.

Menurut dia, banyak tugas ke depan yang harus dilakukan. Mengingat, beberapa diantara bekas anggota Gafatar ini sudah meninggalkan kampung halamannya masing-masing hingga satu tahun.

“Kalau saya baru lima bulan. Saya mau lapor ke kampus dulu, karena saya cuti sekolah. Bagaimana kebijakan kampus, nanti akan saya terima,” akunya.

Mantan Ketua Gafatar Sumut, Dadang Darmawan (kanan) bersama Dirpamobvit Poldasu, Kombes Heri Subiansauri.
Mantan Ketua Gafatar Sumut, Dadang Darmawan (kanan) bersama Dirpamobvit Poldasu, Kombes Heri Subiansauri.

Menurut Dadang, seluruh bekas anggota Gafatar Sumut tak langsung dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing. Melainkan, mereka ditempatkan di penampungan yang disebar di tujuh titik, yakni Batalyon Kaveleri 6/Serbu, Batalyon Artileri Medan 2/105, Batalyon Infanteri 121/Macan Kumbang, Batalyon Arhanudse 11, Datasemen A Satuan Brimob Poldasu di Binjai, SPN Sampali Polda Sumut dan Lantamal I Belawan.

Menurut Dadang, selama 8 hari mereka ditampung dulu di penampungan. “Gafatar ini ’kan dalam tanda petik sangat negatif, tentu kita butuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk menghargai kami. Saya kira ini penting. Kita tidak mungkin mengurung dan mengunci diri. Kita butuh upaya dari berbagai pihak untuk memahami situasi yang ada saat ini,” ungkapnya.

Dia mengaku, perekonomian menjadi konsentrasi paling penting. Artinya, hampir seluruh anggota bekas Gafatar Sumut telah menjual rumah. Bahkan, bilang dia, beberapa di antara bekas anggota Gafatar Sumut juga telah meninggalkan barang-barang mereka di Kalimantan.

“Kami harap pemerintah bisa menjaganya. Ya pasti kami akan berdagang karena itu hal yang paling memungkinkan,” sebutnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/