26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Angkutan Massal Solusi Atasi Kemacetan, LRT Medan Segera Dibangun

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan, ternyata masih komit untuk membangun infrastruktur Lintas Rel Terpadu (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Medan. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengaku sengaja datang ke Kota Medan guna melihat secara langsung kondisi ibukota Provinsi Sumatera Utara itu, agar rencana tersebut dapat segera terwujud.

PAPARAN: Menhub Budi Karya Sumadi didampingi Gubsu Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution mendengarkan paparan tentang proyek pembangunan jalur layang kereta api Medan-Binjai, Sabtu (29/5).

BUDI Karya mengaku sudah berdiskusi dengan Gubernur Sumut, Edi Rahmayadi dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution tentang hal itu. Sebab, keberadaan transportasi massal dapat dijadikan sebagai angkutan masa depan di Kota Medan sekaligus untuk mengurai kemacetan yang terjadi selama ini.

“Saya sebagai seorang yang konsen tentang angkutan massal, tentunya keinginan tersebut luar biasa. Malah di kesempatan ini, saya sampaikan bahas kereta api adalah masa depan Kota Medan,” kata Budi Karya saat meninjau Stasiun Kereta Api Medan, Sabtu (29/5).

Budi Karya juga mengatakan, perlintasan kereta api di Stasiun Kereta Api yang saat ini hanya 2 track akan ditambah 4 track, menjadi 6 track. Sehingga nantinya, ada track yang disiapkan menuju Binjai dan Belawan. Dengan demikian, masyarakat dari Binjai dan Belawan bisa langsung menuju ke Bandara Kualanamu dan menjadikan kereta api sebagai salah satu pilihan masyarakat untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

“Kita memang sedang merencanakan LRT dan memilih Medan sebagai salah satu pilihan untuk dikembangkan selain Bandung. Kami akan finalisasi, tentu membangun LRT harus komplementari dengan jalur kereta yang ada. Tetapi ada jurusan lain, sehingga antar kota, LRT dengan kereta api itu saling melengkapi. Dalam waktu dekat ini, Pak Wali Kota sudah membuat surat kepada kami agar BRT ditingkatkan,” kata Budi Karya.

Diterangkan Budi, dalam mengembangkan LRT ini, pihaknya telah menjalin berbagai kerja sama untuk mewujudkannya, termasuk dengan World Bank (Bank Dunia). Kabar baiknya, Bank Dunia telah menunjuk Kota Medan sebagai salah satu kota mengembangkan alat transportasi tersebut.”Kami akan finalisasi ini. Tentu membangun LRT harus complementary dengan jalur kereta yang ada. Sehingga antarmoda LRT dengan kereta api itu saling melengkapi,” terangnya.

Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki 2 LRT yang telah beroperasi, yakni LRT Palembang dan LRT Jakarta. Sementara itu, LRT Jabodebek sampai saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Budi Karya pun mengucapkan terimakasihnya kepada Gubernur, Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution atas atensi dan kerjasa manya. “Semoga cita-cita kita untuk menjadikan angkutan massal menjadi angkutan utama jadi suatu kebanggaan dan dapat terwujud,” ungkapnya.

Diketahui, Lintas Rel Terpadu atau Light Rapid Transit disingkat LRT adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus, disebut juga trem. Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

Sementara, untuk keberadaan BRT yang kini sudah berjalan di Kota Medan, Budi mengaku akan diupayakan pemberian tambahan bus. Hal ini mengingat informasi dari Wali Kota Medan, Bobby Nasution bahwa arus penumpang dari Belawan ke pusat kota cukup padat. “Karenanya saya sengaja melihat fakta yang ada di sini. Karena kami tadi diskusi, kalau hari biasa ini katanya macet sekali,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menhub Budi tak sungkan memuji antusias kedua pemimpin daerah tersebut untuk menjadikan angkutan massal sebagai angkutan masa depan. “Jadi mereka adalah orang yang konsen tentang angkutan massal, itu luar biasa sekali,” tuturnya.

Terkait pembangunan transportasi massal, Gubsu Edy Rahmayadi menyebutkan hal itu sangat penting, karena setiap tahun pertambahan penduduk mencapai 0,3 persen, di mana saat ini jumlahnya di Sumut sekitar 15 juta jiwa. Jika dilihat dari data, kawasan Medan-Binjai-Deliserdang-Karo (Mebidangro) mecapai 5,6 juta jiwa.

“Kalau kita lihat di kawasan Mebidangro jumlahnya padat. Jika semua pakai mobil pribadi, ini (lalulintas) bisa stagnan. Karena itu kami terus sampaikan kepada bapak menteri perhubungan (permohonan pembangunan fasilitas transportasi massal),” katanya didampingi Kadishub Sumut Alfi Syahriza, Kadis Kominfo Irman Oemar dan pejabat lainnya.

Meskipun memahami bahwa pembangunan dimaksud membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Edy berkeyakinan bahwa memang transportasi massal merupakan jawaban akan keinginan rakyat, dengan suasana yang bersih dan nyaman untuk ditumpangi. Dengan begitu, kendaraan umum menjadi pilihan utama untuk beraktivitas.

Senada dengan itu, Wali Kota, Bobby Nasution menyambut baik kedatangan Menhub RI ke Medan. Pihaknya berharap transportasi umum di tempatnya bisa difungsikan dengan optimal. Karena itu mereka akan menyelaraskan program pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, terutama untuk pembangunan sarana transportasi massal.

“Kami berharap, tentunya transportasi umum di Kota Medan ini akan lebih bisa kita fungsikan dan optimalkan. Tadi sudah disampaikan Bapak Menteri bagaimana Kementerian Perhubungan akan ada banyak program yang akan dibangun di Kota Medan dan Sumut. Oleh karena itu kami menyambut baik dan berterimakasih, tentunya segala program ini akan kami selaraskan dan akan kami jalankan dengan program Pemko Medan,” kata Bobby Nasution.

Selanjutnya, Bobby Nasution juga berkomitmen untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Medan agar menggunakan transportasi massal. Bahkan, akan diterapkan beberapa kebijakan seperti penertiban parkir guna mengurangi pemakaian alat transportasi pribadi. “Kami yakini ini akan mensupport bagaimana pembangunan yang dilakukan nanti dapat memperbaiki fasilitas perkertaapian dan fasilitas BRT yang saat ini sudah ada di Kota Medan agar dapat berjalan dengan baik,” lanjutnya.

Selain itu, Bobby Nasution juga menambahkan, pengoptimalan ini akan terus diimbangi dengan kebijakan-kebijakan agar masyarakat Kota Medan bisa lebih menikmati pembangunan dan bisa menikmati transportasi massal. Terkhusus transportasi massal, Pemko Medan akan berupaya mengurangi kemacetan di Kota Medan secar signifikan.

“Tadi sudah saya sampaikan kepada Bapak Menteri agar kiranya simpangan sempadan antara kereta api dan pengguna lalu lintas lainnya seperti roda dua dan roda empat ini bisa diatasi, agar kiranya kemacetan di Kota Medan akibat simpangan sempadan berkurang dengan optimal. Kami berharap kunjungan Pak Menteri kesini membawa keberkahan bagi masyarakat Kota Medan,” ungkapnya.

Bobby berkomitmen, Pemko Medan akan menyelaraskan program-program yang ada pada pemerintah pusat dengan program Pemko Medan.

Pantuan awak media, di hadapan Menhub, Gubsu, dan Wali Kota Medan, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri, juga menyampaikan ekpose tentang Proyek Pembangunan Jalur Layang Kereta Api Medan-Binjai.

Zulfikri menyebutkan, lingkup pekerjaan merupakan pembangunan elevated track sepanjang 3,3 km, pembangunan jalur ganda at-grade sepanjang 3,5 km, pembangunan 2 stasiun baru, pengembangan Elevated Emplasmen Medan Tahap II, dan pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi.

Outcome dari proyek ini, adalah untuk meningkatkan aksebilitas dan mobilitas angkutan perkotaan Mebidang dengan mengurangi kemacetan pada lintas Medan-Binjai, khususnya pada 5 perlintasan yakni Jalan Prof HM Yamin, Perintis Kemerdekaan, Putri Hijau, Adam Malik, dan Sekip Medan. (prn/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan, ternyata masih komit untuk membangun infrastruktur Lintas Rel Terpadu (LRT) dan Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Medan. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengaku sengaja datang ke Kota Medan guna melihat secara langsung kondisi ibukota Provinsi Sumatera Utara itu, agar rencana tersebut dapat segera terwujud.

PAPARAN: Menhub Budi Karya Sumadi didampingi Gubsu Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution mendengarkan paparan tentang proyek pembangunan jalur layang kereta api Medan-Binjai, Sabtu (29/5).

BUDI Karya mengaku sudah berdiskusi dengan Gubernur Sumut, Edi Rahmayadi dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution tentang hal itu. Sebab, keberadaan transportasi massal dapat dijadikan sebagai angkutan masa depan di Kota Medan sekaligus untuk mengurai kemacetan yang terjadi selama ini.

“Saya sebagai seorang yang konsen tentang angkutan massal, tentunya keinginan tersebut luar biasa. Malah di kesempatan ini, saya sampaikan bahas kereta api adalah masa depan Kota Medan,” kata Budi Karya saat meninjau Stasiun Kereta Api Medan, Sabtu (29/5).

Budi Karya juga mengatakan, perlintasan kereta api di Stasiun Kereta Api yang saat ini hanya 2 track akan ditambah 4 track, menjadi 6 track. Sehingga nantinya, ada track yang disiapkan menuju Binjai dan Belawan. Dengan demikian, masyarakat dari Binjai dan Belawan bisa langsung menuju ke Bandara Kualanamu dan menjadikan kereta api sebagai salah satu pilihan masyarakat untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

“Kita memang sedang merencanakan LRT dan memilih Medan sebagai salah satu pilihan untuk dikembangkan selain Bandung. Kami akan finalisasi, tentu membangun LRT harus komplementari dengan jalur kereta yang ada. Tetapi ada jurusan lain, sehingga antar kota, LRT dengan kereta api itu saling melengkapi. Dalam waktu dekat ini, Pak Wali Kota sudah membuat surat kepada kami agar BRT ditingkatkan,” kata Budi Karya.

Diterangkan Budi, dalam mengembangkan LRT ini, pihaknya telah menjalin berbagai kerja sama untuk mewujudkannya, termasuk dengan World Bank (Bank Dunia). Kabar baiknya, Bank Dunia telah menunjuk Kota Medan sebagai salah satu kota mengembangkan alat transportasi tersebut.”Kami akan finalisasi ini. Tentu membangun LRT harus complementary dengan jalur kereta yang ada. Sehingga antarmoda LRT dengan kereta api itu saling melengkapi,” terangnya.

Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki 2 LRT yang telah beroperasi, yakni LRT Palembang dan LRT Jakarta. Sementara itu, LRT Jabodebek sampai saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Budi Karya pun mengucapkan terimakasihnya kepada Gubernur, Edy Rahmayadi dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution atas atensi dan kerjasa manya. “Semoga cita-cita kita untuk menjadikan angkutan massal menjadi angkutan utama jadi suatu kebanggaan dan dapat terwujud,” ungkapnya.

Diketahui, Lintas Rel Terpadu atau Light Rapid Transit disingkat LRT adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus, disebut juga trem. Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

Sementara, untuk keberadaan BRT yang kini sudah berjalan di Kota Medan, Budi mengaku akan diupayakan pemberian tambahan bus. Hal ini mengingat informasi dari Wali Kota Medan, Bobby Nasution bahwa arus penumpang dari Belawan ke pusat kota cukup padat. “Karenanya saya sengaja melihat fakta yang ada di sini. Karena kami tadi diskusi, kalau hari biasa ini katanya macet sekali,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menhub Budi tak sungkan memuji antusias kedua pemimpin daerah tersebut untuk menjadikan angkutan massal sebagai angkutan masa depan. “Jadi mereka adalah orang yang konsen tentang angkutan massal, itu luar biasa sekali,” tuturnya.

Terkait pembangunan transportasi massal, Gubsu Edy Rahmayadi menyebutkan hal itu sangat penting, karena setiap tahun pertambahan penduduk mencapai 0,3 persen, di mana saat ini jumlahnya di Sumut sekitar 15 juta jiwa. Jika dilihat dari data, kawasan Medan-Binjai-Deliserdang-Karo (Mebidangro) mecapai 5,6 juta jiwa.

“Kalau kita lihat di kawasan Mebidangro jumlahnya padat. Jika semua pakai mobil pribadi, ini (lalulintas) bisa stagnan. Karena itu kami terus sampaikan kepada bapak menteri perhubungan (permohonan pembangunan fasilitas transportasi massal),” katanya didampingi Kadishub Sumut Alfi Syahriza, Kadis Kominfo Irman Oemar dan pejabat lainnya.

Meskipun memahami bahwa pembangunan dimaksud membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Edy berkeyakinan bahwa memang transportasi massal merupakan jawaban akan keinginan rakyat, dengan suasana yang bersih dan nyaman untuk ditumpangi. Dengan begitu, kendaraan umum menjadi pilihan utama untuk beraktivitas.

Senada dengan itu, Wali Kota, Bobby Nasution menyambut baik kedatangan Menhub RI ke Medan. Pihaknya berharap transportasi umum di tempatnya bisa difungsikan dengan optimal. Karena itu mereka akan menyelaraskan program pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, terutama untuk pembangunan sarana transportasi massal.

“Kami berharap, tentunya transportasi umum di Kota Medan ini akan lebih bisa kita fungsikan dan optimalkan. Tadi sudah disampaikan Bapak Menteri bagaimana Kementerian Perhubungan akan ada banyak program yang akan dibangun di Kota Medan dan Sumut. Oleh karena itu kami menyambut baik dan berterimakasih, tentunya segala program ini akan kami selaraskan dan akan kami jalankan dengan program Pemko Medan,” kata Bobby Nasution.

Selanjutnya, Bobby Nasution juga berkomitmen untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Medan agar menggunakan transportasi massal. Bahkan, akan diterapkan beberapa kebijakan seperti penertiban parkir guna mengurangi pemakaian alat transportasi pribadi. “Kami yakini ini akan mensupport bagaimana pembangunan yang dilakukan nanti dapat memperbaiki fasilitas perkertaapian dan fasilitas BRT yang saat ini sudah ada di Kota Medan agar dapat berjalan dengan baik,” lanjutnya.

Selain itu, Bobby Nasution juga menambahkan, pengoptimalan ini akan terus diimbangi dengan kebijakan-kebijakan agar masyarakat Kota Medan bisa lebih menikmati pembangunan dan bisa menikmati transportasi massal. Terkhusus transportasi massal, Pemko Medan akan berupaya mengurangi kemacetan di Kota Medan secar signifikan.

“Tadi sudah saya sampaikan kepada Bapak Menteri agar kiranya simpangan sempadan antara kereta api dan pengguna lalu lintas lainnya seperti roda dua dan roda empat ini bisa diatasi, agar kiranya kemacetan di Kota Medan akibat simpangan sempadan berkurang dengan optimal. Kami berharap kunjungan Pak Menteri kesini membawa keberkahan bagi masyarakat Kota Medan,” ungkapnya.

Bobby berkomitmen, Pemko Medan akan menyelaraskan program-program yang ada pada pemerintah pusat dengan program Pemko Medan.

Pantuan awak media, di hadapan Menhub, Gubsu, dan Wali Kota Medan, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri, juga menyampaikan ekpose tentang Proyek Pembangunan Jalur Layang Kereta Api Medan-Binjai.

Zulfikri menyebutkan, lingkup pekerjaan merupakan pembangunan elevated track sepanjang 3,3 km, pembangunan jalur ganda at-grade sepanjang 3,5 km, pembangunan 2 stasiun baru, pengembangan Elevated Emplasmen Medan Tahap II, dan pembangunan Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi.

Outcome dari proyek ini, adalah untuk meningkatkan aksebilitas dan mobilitas angkutan perkotaan Mebidang dengan mengurangi kemacetan pada lintas Medan-Binjai, khususnya pada 5 perlintasan yakni Jalan Prof HM Yamin, Perintis Kemerdekaan, Putri Hijau, Adam Malik, dan Sekip Medan. (prn/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/