27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Peralihan Musim, Waspadai Cuaca Ekstrem

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS–Petugas dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG)wilayah I Medan menunjukan titik api (Hot Spot) di jalan Ngumban Surbakti Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi ada empat hotspot atau titik panas di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Keempat titik panas itu diketahui berada di Kabupaten Labuhanbatu dan Padanglawas Utara (Paluta).

Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi (Datin) BMKG Wilayah I Medan, Syahnan menyebutkan, titik panas itu terpantau berdasarkan amatan satelit terkait adanya udara panas di wilayah Sumut. Namun, kata Syahnan, titik panas yang terpantau itu belum tentu terjadi kebakaran hutan di kawasan tersebut. “Itukan pantauan satelit, jadi ada persentase tingkat kepercayaannya. Nah, untuk itu ada tingkat presentasenya antara 51 sampai 100 persen,” ujar Sahnan kepada Sumut Pos, Senin (30/7).

Untuk itu, dia mengimbau kepada instansi terkait untuk memantau juga, apa sebenarnya yang terjadi di sana,  apakah udara panas saja atau memang ada terjadi kebakaran hutan. “Jadi dua titik di Labuhanbatu, sementara dua titiknya lagi di Paluta. Sejauh ini kita belum mendengar apakah kawasan itu ada terjadi kebakaran atau hanya udara panas. Seperti yang saya katakana tadi, ada persentase tingkat kepercayaan terkait titik panas tadi dan itu yang harus diperhatikan,” sebutnya.

Dia juga mengatakan, saat ini mulai terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Meski di Sumut terus turun hujan, tapi tetap ada daerah lain yang mengalami kemarau hebat. “Makanya satelit memantau ada empat titik panas. Informasi ini akan terus kita koordinasikan dengan instansi terkait seperti BPBD Sumut atau daerah lain,” terangnya.

Kepada masyarakat, dia mengimbau agar tetap hati-hati, khususnya di Kota Medan. Soalnya, cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas tinggi masih akan terus terjadi beberapa hari ke depan. Menurutnya, pada Juli ke Agustus tengah terjadi peralihan musim. “Jadi kita sekarang ini menghadapi peralihan musim, makanya hampir tiap hari meski masih musim kemarau terjadi hujan dengan intensitas sedang ke tinggi. Nanti puncak musim penghujan terjadi di bulan Oktober,” katanya.

TRIADI WIBOWO/SUMUT POS–Petugas dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan geofisika (BMKG)wilayah I Medan menunjukan titik api (Hot Spot) di jalan Ngumban Surbakti Medan, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO –Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi ada empat hotspot atau titik panas di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Keempat titik panas itu diketahui berada di Kabupaten Labuhanbatu dan Padanglawas Utara (Paluta).

Kepala Bidang (Kabid) Data dan Informasi (Datin) BMKG Wilayah I Medan, Syahnan menyebutkan, titik panas itu terpantau berdasarkan amatan satelit terkait adanya udara panas di wilayah Sumut. Namun, kata Syahnan, titik panas yang terpantau itu belum tentu terjadi kebakaran hutan di kawasan tersebut. “Itukan pantauan satelit, jadi ada persentase tingkat kepercayaannya. Nah, untuk itu ada tingkat presentasenya antara 51 sampai 100 persen,” ujar Sahnan kepada Sumut Pos, Senin (30/7).

Untuk itu, dia mengimbau kepada instansi terkait untuk memantau juga, apa sebenarnya yang terjadi di sana,  apakah udara panas saja atau memang ada terjadi kebakaran hutan. “Jadi dua titik di Labuhanbatu, sementara dua titiknya lagi di Paluta. Sejauh ini kita belum mendengar apakah kawasan itu ada terjadi kebakaran atau hanya udara panas. Seperti yang saya katakana tadi, ada persentase tingkat kepercayaan terkait titik panas tadi dan itu yang harus diperhatikan,” sebutnya.

Dia juga mengatakan, saat ini mulai terjadi peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Meski di Sumut terus turun hujan, tapi tetap ada daerah lain yang mengalami kemarau hebat. “Makanya satelit memantau ada empat titik panas. Informasi ini akan terus kita koordinasikan dengan instansi terkait seperti BPBD Sumut atau daerah lain,” terangnya.

Kepada masyarakat, dia mengimbau agar tetap hati-hati, khususnya di Kota Medan. Soalnya, cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas tinggi masih akan terus terjadi beberapa hari ke depan. Menurutnya, pada Juli ke Agustus tengah terjadi peralihan musim. “Jadi kita sekarang ini menghadapi peralihan musim, makanya hampir tiap hari meski masih musim kemarau terjadi hujan dengan intensitas sedang ke tinggi. Nanti puncak musim penghujan terjadi di bulan Oktober,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/