31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Warga Jalan Garu 6 Keluhkan Banjir Tiap Hujan Turun, Dinas PU Diminta Gerak Cepat Rampungkan Masalah

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi banjir yang cukup parah ternyata telah lama dialami oleh warga di Jalan Garu 6, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas. Hal itu terungkap dari keluhan warga kepada Anggota DPRD Medan dari Fraksi Partai Gerindra, Dedy Aksyari Nasution, saat menggelar Reses 3 Masa Sidang 3 Tahun 2020 di Jalan Garu 6, Gang Seriti, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (29/8) lalu.

RESES:  Dedy Aksyari Nasution saat menggelar reses di Jalan Garu 6, Gang Seriti, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (29/8).
RESES: Dedy Aksyari Nasution saat menggelar reses di Jalan Garu 6, Gang Seriti, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (29/8).

Dalam pertemuan yang turut dihadiri Kepala UPT 4 Dinas PU Medan Kota, Abidin, Lurah Harjosari 1 Sahara Harahap serta para Kepala Lingkungan 7, 8, 9, dan 10 itu, Dedy menyampaikan keinginannya untuk mendapatkan informasi dan aspirasi tentang keluhan-keluhan yang dialami masyarakat setempat.

Dedy pun menjelaskan, dia telah melakukan kunjungan ke tengah masyarakat, sebelum menggelar reses. Tak berbeda dengan hasil kunjungan, masyarakat pun mengaku miris dengan kondisi banjir yang mencapai setinggi paha orang dewasa bahkan lebih, dan terjadi hampir setiap kali hujan deras turun, khusunya di wilayah Lingkungan 8, 9, dan 10.

“Di sini kalau sudah banjir, paling tidak tingginya selutut, rumah kami ditinggikan semeter pun masih banjir, dan di Jalan Cendrawasih biasanya sepaha. Proyek nasional di Jalan Sisingamangaraja itu membuat kami di sini semakin banjir. Harusnya dari Jalan Sisingamangaraja tolong dibuat parit menuju ke kanal. Karena sebenarnya, yang membuat banjir itu bukan hujannya, tapi kiriman air dari Jalan Sisingamangaraja dan Bajak,” ungkap Saut, warga sekitar.

Saat ini, lanjut Saut, setiap kali hujan turun, air masih mengalir, mulai dari SPBU Jalan Sisingamangaraja ke Jalan Garu 6. Tak cuma itu, air dari Jalan Garu 8 juga masih mengalir lagi ke Jalan Garu 6, akhirnya kondisi Jalan Garu 6 menjadi tempat berkumpulnya air kiriman dari berbagai tempat.

“Justru di saat hujan sudah reda, air datang ke wilayah kami ini, masuk ke rumah, ke kamar, bahkan ada beberapa rumah yang terendam sampai setinggi pintu. Seharusnya air dialirkan ke sungai ataupun kanal. Sebab selain karena itu, pembangunan property di kawasan ini juga membuat drainase semakin sempit dan dangkal, resapan juga berkurang,” imbuh Saut.

Menjawab hal itu, Dedy mengaku, telah berkali-kali membicarakan hal itu ke Dinas PU Kota Medan. Dia pun mengaku, telah meminta Dinas PU Kota Medan untuk secepatnya mencari solusi masalah banjir yang telah bertahun-tahun dialami warga Jalan Garu 6 tersebut.

“Daerah ini banjir karena posisinya agak rendah atau melembah, sehingga bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, daerah ini menjadi genangan air, itu sudah dibicarakan dengan Dinas PU. Lalu, pembangunan beberapa property di daerah ini juga menjadi satu aspek mengecilnya saluran-saluran air. Saya akan terus mendesak Dinas PU supaya ini bisa segera diselesaikan,” jawabnya.

Menjawab hal itu, Kepala UPT 4 Dinas PU Medan Kota, Abidan mengakui hal tersebut. Menurutnya, satu yang menjadi penyebab adalah air yang datang dari Jalan Bajak atau kawasan sebrang Jalan Garu 6. Selain itu, saat ini resapan air semakin sedikit, karena terus bertambahnya bangunan.

“Dari Jalan Bajak 3, 4, dan 5 itu, airnya semua menyeberang kembali. Pembangunan perumahan juga membuat terjadinya pengecilan dan pendangkalan drainase,” jelas Abidan.

Solusinya, lanjut Abidan, rencananya Dinas PU Kota Medan akan mengalirkan air dari Jalan Sisingamangaraja ke kanal. Selain itu, pihaknya juga akan menyalurkan sebagian air lainnya ke Sungai Denai.

“Jadi masalahnya kan ada 2. Pertama air dari Jalan Bajak, itu akan dialirkan ke kanal dan itu butuh pengorekan tanah sampai 4 meter. Lalu, air yang dari sini akan disalurkan ke Sungai Denai, secara tidak langsung itu akan membuat tikungan tajam supaya air yang datang bisa langsung dialirkan dengan cepat,” paparnya.

Untuk itu, Dedy mendorong agar Dinas PU Kota Medan bisa segera merealisasikannya, setidaknya bisa terjadi di tahun depan, saat anggaran Dinas PU Kota Medan telah kembali normal. Dia tidak ingin solusi yang ditawarkan hanya sekadar teori di atas kertas, dan membuat warga Jala Garu 6, khususnya di Lingkungan 8, 9, dan 10 masih mengalami hal sama di tahun depan.

Tak cuma di Jalan Garu 6, di hari yang sama, Dedy juga melakukan reses di Jalan Rawa Cangkuk 4, Kelurahan Tegal Sari Mandala 3, Kecamatan Medan Denai. Di sana dia menampung keluhan masyarakat terkait permintaan pelebaran dan pendalaman drainase, serta persoalan sampah yang tidak diangkut secara rutin. Akibatnya, sampah-sampah seringkali menumpuk di kawasan tersebut.

“Hal ini juga akan saya sampaikan kepada masing-masing OPD, baik Dinas PU maupun Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kami mau masalah ini selesai sesegara mungkin,” pungkas Dedy.

Pantauan Sumut Pos, pelaksanaan reses digelar dengan mengikuti protokol kesehatan. Setiap masyarakat yang datang diminta untuk mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. (map/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi banjir yang cukup parah ternyata telah lama dialami oleh warga di Jalan Garu 6, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas. Hal itu terungkap dari keluhan warga kepada Anggota DPRD Medan dari Fraksi Partai Gerindra, Dedy Aksyari Nasution, saat menggelar Reses 3 Masa Sidang 3 Tahun 2020 di Jalan Garu 6, Gang Seriti, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (29/8) lalu.

RESES:  Dedy Aksyari Nasution saat menggelar reses di Jalan Garu 6, Gang Seriti, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (29/8).
RESES: Dedy Aksyari Nasution saat menggelar reses di Jalan Garu 6, Gang Seriti, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Sabtu (29/8).

Dalam pertemuan yang turut dihadiri Kepala UPT 4 Dinas PU Medan Kota, Abidin, Lurah Harjosari 1 Sahara Harahap serta para Kepala Lingkungan 7, 8, 9, dan 10 itu, Dedy menyampaikan keinginannya untuk mendapatkan informasi dan aspirasi tentang keluhan-keluhan yang dialami masyarakat setempat.

Dedy pun menjelaskan, dia telah melakukan kunjungan ke tengah masyarakat, sebelum menggelar reses. Tak berbeda dengan hasil kunjungan, masyarakat pun mengaku miris dengan kondisi banjir yang mencapai setinggi paha orang dewasa bahkan lebih, dan terjadi hampir setiap kali hujan deras turun, khusunya di wilayah Lingkungan 8, 9, dan 10.

“Di sini kalau sudah banjir, paling tidak tingginya selutut, rumah kami ditinggikan semeter pun masih banjir, dan di Jalan Cendrawasih biasanya sepaha. Proyek nasional di Jalan Sisingamangaraja itu membuat kami di sini semakin banjir. Harusnya dari Jalan Sisingamangaraja tolong dibuat parit menuju ke kanal. Karena sebenarnya, yang membuat banjir itu bukan hujannya, tapi kiriman air dari Jalan Sisingamangaraja dan Bajak,” ungkap Saut, warga sekitar.

Saat ini, lanjut Saut, setiap kali hujan turun, air masih mengalir, mulai dari SPBU Jalan Sisingamangaraja ke Jalan Garu 6. Tak cuma itu, air dari Jalan Garu 8 juga masih mengalir lagi ke Jalan Garu 6, akhirnya kondisi Jalan Garu 6 menjadi tempat berkumpulnya air kiriman dari berbagai tempat.

“Justru di saat hujan sudah reda, air datang ke wilayah kami ini, masuk ke rumah, ke kamar, bahkan ada beberapa rumah yang terendam sampai setinggi pintu. Seharusnya air dialirkan ke sungai ataupun kanal. Sebab selain karena itu, pembangunan property di kawasan ini juga membuat drainase semakin sempit dan dangkal, resapan juga berkurang,” imbuh Saut.

Menjawab hal itu, Dedy mengaku, telah berkali-kali membicarakan hal itu ke Dinas PU Kota Medan. Dia pun mengaku, telah meminta Dinas PU Kota Medan untuk secepatnya mencari solusi masalah banjir yang telah bertahun-tahun dialami warga Jalan Garu 6 tersebut.

“Daerah ini banjir karena posisinya agak rendah atau melembah, sehingga bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi, daerah ini menjadi genangan air, itu sudah dibicarakan dengan Dinas PU. Lalu, pembangunan beberapa property di daerah ini juga menjadi satu aspek mengecilnya saluran-saluran air. Saya akan terus mendesak Dinas PU supaya ini bisa segera diselesaikan,” jawabnya.

Menjawab hal itu, Kepala UPT 4 Dinas PU Medan Kota, Abidan mengakui hal tersebut. Menurutnya, satu yang menjadi penyebab adalah air yang datang dari Jalan Bajak atau kawasan sebrang Jalan Garu 6. Selain itu, saat ini resapan air semakin sedikit, karena terus bertambahnya bangunan.

“Dari Jalan Bajak 3, 4, dan 5 itu, airnya semua menyeberang kembali. Pembangunan perumahan juga membuat terjadinya pengecilan dan pendangkalan drainase,” jelas Abidan.

Solusinya, lanjut Abidan, rencananya Dinas PU Kota Medan akan mengalirkan air dari Jalan Sisingamangaraja ke kanal. Selain itu, pihaknya juga akan menyalurkan sebagian air lainnya ke Sungai Denai.

“Jadi masalahnya kan ada 2. Pertama air dari Jalan Bajak, itu akan dialirkan ke kanal dan itu butuh pengorekan tanah sampai 4 meter. Lalu, air yang dari sini akan disalurkan ke Sungai Denai, secara tidak langsung itu akan membuat tikungan tajam supaya air yang datang bisa langsung dialirkan dengan cepat,” paparnya.

Untuk itu, Dedy mendorong agar Dinas PU Kota Medan bisa segera merealisasikannya, setidaknya bisa terjadi di tahun depan, saat anggaran Dinas PU Kota Medan telah kembali normal. Dia tidak ingin solusi yang ditawarkan hanya sekadar teori di atas kertas, dan membuat warga Jala Garu 6, khususnya di Lingkungan 8, 9, dan 10 masih mengalami hal sama di tahun depan.

Tak cuma di Jalan Garu 6, di hari yang sama, Dedy juga melakukan reses di Jalan Rawa Cangkuk 4, Kelurahan Tegal Sari Mandala 3, Kecamatan Medan Denai. Di sana dia menampung keluhan masyarakat terkait permintaan pelebaran dan pendalaman drainase, serta persoalan sampah yang tidak diangkut secara rutin. Akibatnya, sampah-sampah seringkali menumpuk di kawasan tersebut.

“Hal ini juga akan saya sampaikan kepada masing-masing OPD, baik Dinas PU maupun Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kami mau masalah ini selesai sesegara mungkin,” pungkas Dedy.

Pantauan Sumut Pos, pelaksanaan reses digelar dengan mengikuti protokol kesehatan. Setiap masyarakat yang datang diminta untuk mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. (map/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/