26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Jadikan Sahur sebagai Ajang Berkumpul

Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumut, Ngogesa Sitepu (16)

Bertandang ke kediaman Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, Tim Sahur Sumut Pos harus berangkat dari Medan lebih awal. Pasalnya, tim harus menuju kawasan di luar Kota Medan: Kota Stabat. Pukul 00.00 WIB pun dipilih sebagai waktu untuk anggota tim berkumpul di Graha Pena Medan,
kantor Sumut Pos.

Tim Sumut Pos, Medan

BERSAMA: Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu  keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.
BERSAMA: Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu dan keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.

Setibanya di rumah Bupati Langkat, Tim Sahur Sumut Pos, merasa kikuk. Bagaimana tidak, rumah itu berada di satu komplek yang dibatasi pagar. Di dalam komplek tersebut terdapat beberapa rumah lagi yang saling sambung dengan jalan setapak. Masing-masing rumah juga cukup mapan.

Tak hanya itu, tim pun dijamu spesial. Nggoesa menyiapkan jamuan layaknya menggelar satu kegiatan akbar. Meja bundar berderet beserta panganan sahur yang sudah tersedia di tiap meja. Usai bersalaman, Tim Sahur Sumut Pos pun duduk bersama satu meja dengan Ngogesa, yang saat itu didampingi beberapa Kabag di jajaran pemerintahan Kabupaten Langkat.

Sebagai pembicaraan pembuka, Ngogesa yang tak mau dianggap berlebihan menyiapkan jamuan, mengaku kerap menggelar sahur bersama. Meski bukan di tempat yang sama saat Tim Sahur Sumut Pos hadir ke rumahnya. “Kami sekeluarga selalu menggelar sahur bersama. Kadang bersama pemuka dan masyarakat, kadang pula dengan para SKPD dan pegawai di kantor bupati,” jelasnya.

“Namun, biasanya kami melaksanakannya di ruang yang lain,” tutur Ngogesa sambil menunjuk ke sebuah ruangan yang berada tak jauh dari ruang penjamuan.

Beliau juga bercerita, selama Ramadan ini tetap menggelar kegiatan yang kerap dilakukannya saat bulan puasa. Kegiatannya cukup padat sehingga menurut pengakuannya, hanya sempat tidur setelah menggelar salat subuh berjamaah di rumahnya. Adapun kegiatan tersebut yakni Safari Ramadan, Nuzulul Quran hingga Safari Peduli PKK. Kegiatan yang terakhir dilaksanakan oleh sang istri tercinta dengan agenda memberikan santunan kepada anak yatim.

Tak lama, pembicaraan terpotong untuk memperkenalkan Tim Sahur Sumut Pos kepada keluarganya. Sang istri Hj Nuraida, dan ketiga anaknya yakni Delia Pratiwi dan menantu Reza Dolpit, Rizki Yolanda, serta Wendi Isman.

Waktu sahur tiba, tim dan keluarga Ngogesa serta tamu lainnya menyantap hidangan. Usai sahur, pembahasan menuju ke kepemimpinannya di Langkat. Termasuk soal kendala yang dia hadapi. Satu dia antaranya adalah masalah Raskin yang diberikan pemerintah pusat yang hanya bisa memenuhi kebutuhan setengah masyarakat Langkat.

“Ya, jelas saja, yang kita ajukan ke pusat itu untuk 10 ribu kepala keluarga. Namun, yang turun hanya untuk 5000 kepala keluarga. Tapi, tentu masyarakat tidak mau tahu tentang itu,” katanya.

“Untuk itu, diberikanlah kebijakan dengan membuat kesepakatan dengan 5000 kepala keluarga yang mendapat jatah raskin tersebut. Yang harusnya tiap kepala keluarga mendapat jatah 15 kg, dibagi menjadi hanya 10 kg. Nah sisa kekurangannya terpaksa ditanggulangi dengan APBD,” tambah Ngogesa.

Lain halnya masalah tanah tepatnya tentang HGU yang sejatinya ditangani oleh provinsi dan pusat. Namun, pada saat itu menurut Ngogesa masyarakat demo ke kantor bupati menuntut masing-masing haknya. “Jika ditilik sejarah, yang memiliki hak di tanah tersebut adalah Ulayat. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian ternyata yang melakukan demonstrasi itu ternyata orang tidak berhak. Dan kemudian masalah itu berakhir dengan sendirinya,” papar Ngogesa lagi.

Soal penghargaan, Langkat secara berturut-turut sudah mendapat Adipura. Untuk hal ini, menurut Ngogesa, untuk meraih Adipura itu mudah. Yang sulit itu untuk mempertahankannya. “Selama empat tahun kami sudah mempertahankan kabupaten ini meraih Adipura. Selain itu mengenai lingkungan di sekolah, pendidikan, pertanian dan lainnya. Dan kami siap menerima tantangan untuk kesuksesan yang lebih baik,” tegasnya.

Ada hal lain yang patut dan cukup dibanggakan dari kebiasaan Bupati Langkat ini. Yakni sangat gemar membantu masyarakat dalam memberikan sarana dan prasarana yang layak. Dan bantuan ini perlu diketahui pula lebih sering dengan menggunakan uang pribadinya seperti membangun sarana jalan umum. “Untuk membangun jalan jumlah kilometer yang sudah rampung saya harus lihat data lagi. Namun, uang pribadi yang saya kucurkan untuk membangun sejumlah jalan raya itu mencapai Rp1 miliar lebih,” tutur Ngogesa.

Namun, Ngogesa tak menampik juga ada dana dari Pemkab yang memang sudah dianggarkan untuk pembangunan jalan. Hal tersebut juga terbantu dengan adanya alat berat pribadi yang dimilikinya. Tapi terkadang Ngogesa juga melakukan pinjam pakai alat berat milik Pemkab.

Satu lagi yang patut diapresiasi dari Ngogesa adalah kalimat yang kerap diucapkannya kepada seluruh SKPD di bawah jajaran Pemkab Langkat saat apel pagi. Yakni, dia tidak mau para bawahannya masuk penjara karena dia. Begitu juga dia tidak mau masuk penjara karena ulah para bawahannya. Untuk itu, Ngogesa kerap mewanti-wanti bawahannya untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi.

Mengenai perkembangan pers Ngogesa juga memberikan komentar. “Pers itu banyak membantu kepala daerah sebagai kontrol. Namun, yang menjadi masalah adalah banyak juga orang yang mengaku-ngaku wartawan,” katanya sambil tertawa.

“Untuk itu, pendidikan atau seperti sertifikasi bagi insan pers sangat penting. Hal ini untuk meminimalisir orang-orang yang kerap mengaku-ngaku wartawan,” tambahnya.

Waktu terus berjalan, ternyata waktu imsak tiba. Karena itu Tim Sahur Sumut Pos pun segera berpamitan dengan keluarga Ngogesa. Namun, sebelum pulang ke Medan, Tim Sahur Sumut Pos menyempatkan diri untuk melaksanakan salat subuh di masjid yang berada tak jauh dari kediaman Bupati Langkat tersebut. Usai salat, Tim Sahur Sumut Pos pun bergegas pulang. (*)

Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumut, Ngogesa Sitepu (16)

Bertandang ke kediaman Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, Tim Sahur Sumut Pos harus berangkat dari Medan lebih awal. Pasalnya, tim harus menuju kawasan di luar Kota Medan: Kota Stabat. Pukul 00.00 WIB pun dipilih sebagai waktu untuk anggota tim berkumpul di Graha Pena Medan,
kantor Sumut Pos.

Tim Sumut Pos, Medan

BERSAMA: Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu  keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.
BERSAMA: Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu dan keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.

Setibanya di rumah Bupati Langkat, Tim Sahur Sumut Pos, merasa kikuk. Bagaimana tidak, rumah itu berada di satu komplek yang dibatasi pagar. Di dalam komplek tersebut terdapat beberapa rumah lagi yang saling sambung dengan jalan setapak. Masing-masing rumah juga cukup mapan.

Tak hanya itu, tim pun dijamu spesial. Nggoesa menyiapkan jamuan layaknya menggelar satu kegiatan akbar. Meja bundar berderet beserta panganan sahur yang sudah tersedia di tiap meja. Usai bersalaman, Tim Sahur Sumut Pos pun duduk bersama satu meja dengan Ngogesa, yang saat itu didampingi beberapa Kabag di jajaran pemerintahan Kabupaten Langkat.

Sebagai pembicaraan pembuka, Ngogesa yang tak mau dianggap berlebihan menyiapkan jamuan, mengaku kerap menggelar sahur bersama. Meski bukan di tempat yang sama saat Tim Sahur Sumut Pos hadir ke rumahnya. “Kami sekeluarga selalu menggelar sahur bersama. Kadang bersama pemuka dan masyarakat, kadang pula dengan para SKPD dan pegawai di kantor bupati,” jelasnya.

“Namun, biasanya kami melaksanakannya di ruang yang lain,” tutur Ngogesa sambil menunjuk ke sebuah ruangan yang berada tak jauh dari ruang penjamuan.

Beliau juga bercerita, selama Ramadan ini tetap menggelar kegiatan yang kerap dilakukannya saat bulan puasa. Kegiatannya cukup padat sehingga menurut pengakuannya, hanya sempat tidur setelah menggelar salat subuh berjamaah di rumahnya. Adapun kegiatan tersebut yakni Safari Ramadan, Nuzulul Quran hingga Safari Peduli PKK. Kegiatan yang terakhir dilaksanakan oleh sang istri tercinta dengan agenda memberikan santunan kepada anak yatim.

Tak lama, pembicaraan terpotong untuk memperkenalkan Tim Sahur Sumut Pos kepada keluarganya. Sang istri Hj Nuraida, dan ketiga anaknya yakni Delia Pratiwi dan menantu Reza Dolpit, Rizki Yolanda, serta Wendi Isman.

Waktu sahur tiba, tim dan keluarga Ngogesa serta tamu lainnya menyantap hidangan. Usai sahur, pembahasan menuju ke kepemimpinannya di Langkat. Termasuk soal kendala yang dia hadapi. Satu dia antaranya adalah masalah Raskin yang diberikan pemerintah pusat yang hanya bisa memenuhi kebutuhan setengah masyarakat Langkat.

“Ya, jelas saja, yang kita ajukan ke pusat itu untuk 10 ribu kepala keluarga. Namun, yang turun hanya untuk 5000 kepala keluarga. Tapi, tentu masyarakat tidak mau tahu tentang itu,” katanya.

“Untuk itu, diberikanlah kebijakan dengan membuat kesepakatan dengan 5000 kepala keluarga yang mendapat jatah raskin tersebut. Yang harusnya tiap kepala keluarga mendapat jatah 15 kg, dibagi menjadi hanya 10 kg. Nah sisa kekurangannya terpaksa ditanggulangi dengan APBD,” tambah Ngogesa.

Lain halnya masalah tanah tepatnya tentang HGU yang sejatinya ditangani oleh provinsi dan pusat. Namun, pada saat itu menurut Ngogesa masyarakat demo ke kantor bupati menuntut masing-masing haknya. “Jika ditilik sejarah, yang memiliki hak di tanah tersebut adalah Ulayat. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian ternyata yang melakukan demonstrasi itu ternyata orang tidak berhak. Dan kemudian masalah itu berakhir dengan sendirinya,” papar Ngogesa lagi.

Soal penghargaan, Langkat secara berturut-turut sudah mendapat Adipura. Untuk hal ini, menurut Ngogesa, untuk meraih Adipura itu mudah. Yang sulit itu untuk mempertahankannya. “Selama empat tahun kami sudah mempertahankan kabupaten ini meraih Adipura. Selain itu mengenai lingkungan di sekolah, pendidikan, pertanian dan lainnya. Dan kami siap menerima tantangan untuk kesuksesan yang lebih baik,” tegasnya.

Ada hal lain yang patut dan cukup dibanggakan dari kebiasaan Bupati Langkat ini. Yakni sangat gemar membantu masyarakat dalam memberikan sarana dan prasarana yang layak. Dan bantuan ini perlu diketahui pula lebih sering dengan menggunakan uang pribadinya seperti membangun sarana jalan umum. “Untuk membangun jalan jumlah kilometer yang sudah rampung saya harus lihat data lagi. Namun, uang pribadi yang saya kucurkan untuk membangun sejumlah jalan raya itu mencapai Rp1 miliar lebih,” tutur Ngogesa.

Namun, Ngogesa tak menampik juga ada dana dari Pemkab yang memang sudah dianggarkan untuk pembangunan jalan. Hal tersebut juga terbantu dengan adanya alat berat pribadi yang dimilikinya. Tapi terkadang Ngogesa juga melakukan pinjam pakai alat berat milik Pemkab.

Satu lagi yang patut diapresiasi dari Ngogesa adalah kalimat yang kerap diucapkannya kepada seluruh SKPD di bawah jajaran Pemkab Langkat saat apel pagi. Yakni, dia tidak mau para bawahannya masuk penjara karena dia. Begitu juga dia tidak mau masuk penjara karena ulah para bawahannya. Untuk itu, Ngogesa kerap mewanti-wanti bawahannya untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi.

Mengenai perkembangan pers Ngogesa juga memberikan komentar. “Pers itu banyak membantu kepala daerah sebagai kontrol. Namun, yang menjadi masalah adalah banyak juga orang yang mengaku-ngaku wartawan,” katanya sambil tertawa.

“Untuk itu, pendidikan atau seperti sertifikasi bagi insan pers sangat penting. Hal ini untuk meminimalisir orang-orang yang kerap mengaku-ngaku wartawan,” tambahnya.

Waktu terus berjalan, ternyata waktu imsak tiba. Karena itu Tim Sahur Sumut Pos pun segera berpamitan dengan keluarga Ngogesa. Namun, sebelum pulang ke Medan, Tim Sahur Sumut Pos menyempatkan diri untuk melaksanakan salat subuh di masjid yang berada tak jauh dari kediaman Bupati Langkat tersebut. Usai salat, Tim Sahur Sumut Pos pun bergegas pulang. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/