Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa memastikan anak-anak yang jadi korban bersama pihak orang tua sudah mendapat pendampingan. Ketujuh korban pun sudah berada di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus. Mereka tiba di sana Rabu (31/8) malam ditemani para orang tua. ”Tapi memang dua lagi tidak ditemani orang tua karena masih dicari,” ungkap Khofifah ditemui di kompleks DPR/MPR, kemarin (1/9).
Setibanya di sana, langsung dilakukan rapid assessment pada ketujuh anak tersebut. Dari hasil penelitian cepat itu, diketahui beberapa fakta soal kehidupan mereka sebelumnya. Seperti, soal bagaimana mereka tinggal selama ini. Mereka mengaku mengontrak bersama karena jauh dari keluarga.
”Mereka ini usianya sekitar 15-16 tahun. Jauh dari keluarga, tingga bersama. Hingga akhirnya diajak melakukan tindakan itu,” tuturnya.
Lebih jauh, terungkap kondisi psikologi mereka. Anak-anak ini mengaku menginginkan kebahagiaan di rumah mereka. Keinginan ini muncul setelah kondisi rumah mereka yang kini berubah seperti “neraka” akibat percecokan yang terjadi.
”Ada yang sampaikan, sampai umur 13 bahagia, rumahnya seperti surga. Tapi setelah itu, semuanya berubah. Perkelahian kerap terjadi di rumahnya. Lalu, tak ada lagi yang mendengarkan dan mengindahkannya di rumah,” papar Mantan Pemberdayaan Perempuan era Mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu.
Kekosongan itulah, lanjut dia, yang kemudian diisi kumpulan sindikat prostitusi gay ini. Merasa ada yang mendengarkan dan memperhatikan, akhirnya membuatnya luluh. Hingga, dia pun diajak masuk dalam bisnis terkutuk ini.
Khofifah mengatakan, seluruh korban akan terus didampingi dan menjalani trauma healing di safe house Kementerian Sosial (Kemensos). Di samping itu, mereka segera menjalani pemeriksaan keseshatan di RS Polri Kramat Jati. ”Orang tua juga sudah di sana. Mereka sudah didampingi karena pasti juga shock,” tuturnya. Selain itu, imbuh dia, pihaknya menyiapkan pemindahan sekolah sementara. Oleh karena itu, orang tua diminta segera mengurus surat pindah sementara agar anak cepat sekolah. Untuk sementara, mereka pun didampingi oleh pekerja sosial.
Dengan kasus ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mencanangkan untuk memetakan wilayah rawan kejahatan seksual anak. Kabid Anak dalam Pornografi, Napza dan HIV AIDS Deputi Perlindungan Anak Kementerian PPPA Imiarti MH menjelaskan bahwa pemetaan terhadap wilayah rawan kejahatan seksual anak ini perlu untuk memberikan target yang tepat pada berbagai program perlindungan pada anak. ”Kami mulai memetakannya beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Dimanakah wilayah rawan kejahatan seksual pada anak? Dia menuturkan bahwa proses pemetaan masih berlangsung. Yang pasti, ada beberapa kriteria daerah rawan tersebut, seperti daerah asal dan daerah wisata. ”Semua sedang disusun ya,” tuturnya.
Perlu diketahui, penangkapan AR yang menjual enam anak berusian 13 tahun hingga 17 tahun dan remaja usia 18 tahun terjadi di sebuah hotel di Puncak Bogor. Pemetaan daerah rawan kejahatan seksual ini berhubungan dengan program kesadaran dini kejahatan seksual anak. ”Setiap daerah yang rawan harus dilakukan sosialisasi, baik pada orang tua dan pihak hotel,” paparnya.
Kalau kesadaran dini kejahatan seksual anak ini telah terbangun. Maka, pemerintah bukan lagi seperti pemadam kebakaran dalam menghadapi kejahatan pada anak. Namun, bisa mencegah terjadinya kejahatan luar biasa tersebut. ”Kalau orang sudah peduli pada aktivitas anak dan mau melaporkan. Tentu, kejahatan itu bisa dihentikan,” tuturnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengatakan, perubahan perilaku anak yang disebut pihak kepolisian jadi “menikmati” ini perlu segara dikaji mendalam. Dengan begitu, bisa diketahui bagaimana itu bermula dan penyebarannya. ”Sehingga diharapkan bisa dihentikan penyebarannya,” tutur Yohana.
Untuk penanganan saat ini, kata dia, para korban mendapat trauma healing dan pendampingan psikolog. Namun, bila dirasa kondisi terlalu berat maka bisa langsung direhabilitasi. ”Kita pastikan mereka mendapat pendampingan terus,” ujarnya. (idr/mia/lum/bay/mia/jpg)