25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Meninggal Setelah Dua Tahun Mengidap Kanker

Pagi Ini Menteri Kesehatan Dimakamkan di San Diego Hills

Setelah sempat mengalami masa kritis, Menkes nonaktif Endang Rahayu Sedyaningsih akhirnya menghembuskan napasnya yang terakhir kemarin (2/5) di RSCM Kencana. Endang meninggal setelah hampir dua tahun berjuang melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Dia wafat pada pukul 11.41 WIB.

“Ibu Endang telah meninggal dunia di tempat perawatan intensif. Kami sudah berupaya melakukan yang terbaik dan memberikan perawatan semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain,”jelas Direktur Utama RSCM Akmal Taher ditemui di RSCM Kencana, kemarin.

“Akmal menuturkan, jenazah akan disemayamkan di kediaman almarhumah di Jalan Pendidikan Raya III Blok J-55 Komplek IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur. Jenazah dibawa menuju rumah duka pada pukul 14.05 WIB. Jenazah sampai di rumah duka pada pukul 14.58 WIB. Jenazah Endang dibalut kain kafan berwarna putih diselimuti kain hijau dengan tulisan kaligrafi.

Suasana rumah duka di kediaman Endang cukup padat. Para pelayat terus berdatangan. Mulai dari saudara, kerabat dekat, para tetangga, hingga para staf di lingkungan Kemenkes. Sejumlah jajaran menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II juga ikut datang melayat. Diantaranya, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pertanian Suswono, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menhut Zulkifli Hasan, Mensos Salim Segaf Al Jufri, Menkominfo Tifatul Sembiring hingga Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meutia Hatta.

Sebelumnya, saat jenazah masih berada di rumah sakit, tampak Menkokesra Agung Laksono, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana dan Menakertrans Muhaimin Iskandar. Para menteri tersebut merasa kehilangan dengan meninggalnya Endang.
Tidak hanya jajaran menteri, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono pun ikut menyampaikan rasa belasungkawanya ke rumah duka.

Menkes meninggalkan suami, Dr Reanny Mamahit, SpOG dan tiga orang anak, yakni Arinanda Wailan Mamahit, Awandha Raspati Mamahit, Rayinda Raumanen Mamahit. Selama menerima tamu yang melayat, sang suami menampakkan kesedihan yang mendalam. Dia lebih banyak diam.

Sementara itu, ketiga putranya juga tampak sedih. Bahkan putra keduanya, Awandha Raspati Mamahit yang baru saja tiba dari Jenewa, Swiss tak kuasa menahan tangis. Dia terus memeluk foto ibunya. Beberapa kerabat pun berusaha menenangkannya.

Menurut rencana, jenazah Menkes akan diberangkatkan ke kantor Kemenkes untuk mendapatkan penghormatan terakhir pada pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB. “Besok (hari ini, Red)akan diberangkatkan dari rumah duka untuk penghormatan terakhir di Ruang Leimena, Gedung Kemenkes.

Lalu pada pukul 09.00 WIB akan diberangkatkan ke San Diego Hills, Karawang untuk dimakamkan. Bertindak sebagai inspektur upacara saat pemakaman adalah Presiden SBY,”jelas Sekjen Kemenkes Ratna Rosita, kemarin.

Menkes Endang Sedyaningsih akhirnya menyerah pada penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Pejabat kelahiran 1 Februari itu terdeteksi memiliki kanker saat menjalani check up kesehatan rutin pada bulan Oktober 2010. Kanker yang diderita Endang sudah mencapai stadium lanjut yakni stadium IV.

Dari pemeriksaan lebih lanjut itulah ditemukan adanya kanker di tubuhnya .Setelah menerima berita tersebut, Endang lantas mengaku telah melaporkan kondisinya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menerima dukungan untuk berobat.

Sejak saat itu, Endang menjalani pengobatan baik di dalam negeri dan luar negeri selama kurang lebih satu setengah tahun. Dia mengupayakan pengobatan di RSPAD, RS Gading Pluit, dan rumah sakit di luar negeri. Pengobatan yang selama ini telah dijalani alumnus Harvard University itu antara lain radiasi lokal dan bedah beku. Tujuannya untuk mengobati kanker secara lokal serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Endang tetap semangat dalam menjalankan tugas-tugas kementrian selaku Menkes. Hal itu juga diakui rekan-rekan sesama Menteri dalam KIB jilid II. Mereka mengungkapkan, Endang sama sekali tidak pernah mengeluhkan penyakitnya. Dia bahkan tetap aktif mengikuti rapat kabinet dan sejumlah kunker ke daerah-daerah. Bahkan, beberapa menteri mengaku terkejut mendengar Endang menderita sakit kanker paru-paru.

Namun, sekitar tiga minggu lalu, Endang, merasakan keluhan nyeri di tubuhnya. Karena itu, lantas menjalani perawatan intensif di RSCM Kencana. Selama berada di sana, kondisi Endang sempat membaik.

Bahkan saat beberapa menteri dan juga Presiden SBY datang menjenguk pada Kamis (26/4) lalu, Endang mampu berkomunikasi bahkan bercanda. Namun, pada kesempatan yang sama, Endang juga menyampaikan pengunduran dirinya sebagai Menkes kepada Presiden SBY. Saat itu juga, Presiden SBY mengumumkan pengunduran diri Endang serta menunjuk Wamenkes Ali Gufron Mukti , untuk mengambil alih tugas-tugas kementrian kesehatan.

Setelah pengumuman pengunduran diri tersebut, kondisi Endang bukannya membaik, justru memburuk. Puncaknya, pada Selasa (1/5) lalu, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mulai kehilangan kesadaran. Endang mengalami masa kritis. Keesokan harinya, dia akhirnya meninggal. (ken/jpnn)

Pagi Ini Menteri Kesehatan Dimakamkan di San Diego Hills

Setelah sempat mengalami masa kritis, Menkes nonaktif Endang Rahayu Sedyaningsih akhirnya menghembuskan napasnya yang terakhir kemarin (2/5) di RSCM Kencana. Endang meninggal setelah hampir dua tahun berjuang melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Dia wafat pada pukul 11.41 WIB.

“Ibu Endang telah meninggal dunia di tempat perawatan intensif. Kami sudah berupaya melakukan yang terbaik dan memberikan perawatan semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain,”jelas Direktur Utama RSCM Akmal Taher ditemui di RSCM Kencana, kemarin.

“Akmal menuturkan, jenazah akan disemayamkan di kediaman almarhumah di Jalan Pendidikan Raya III Blok J-55 Komplek IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur. Jenazah dibawa menuju rumah duka pada pukul 14.05 WIB. Jenazah sampai di rumah duka pada pukul 14.58 WIB. Jenazah Endang dibalut kain kafan berwarna putih diselimuti kain hijau dengan tulisan kaligrafi.

Suasana rumah duka di kediaman Endang cukup padat. Para pelayat terus berdatangan. Mulai dari saudara, kerabat dekat, para tetangga, hingga para staf di lingkungan Kemenkes. Sejumlah jajaran menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II juga ikut datang melayat. Diantaranya, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pertanian Suswono, Menkopolhukam Djoko Suyanto, Menhut Zulkifli Hasan, Mensos Salim Segaf Al Jufri, Menkominfo Tifatul Sembiring hingga Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meutia Hatta.

Sebelumnya, saat jenazah masih berada di rumah sakit, tampak Menkokesra Agung Laksono, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana dan Menakertrans Muhaimin Iskandar. Para menteri tersebut merasa kehilangan dengan meninggalnya Endang.
Tidak hanya jajaran menteri, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono pun ikut menyampaikan rasa belasungkawanya ke rumah duka.

Menkes meninggalkan suami, Dr Reanny Mamahit, SpOG dan tiga orang anak, yakni Arinanda Wailan Mamahit, Awandha Raspati Mamahit, Rayinda Raumanen Mamahit. Selama menerima tamu yang melayat, sang suami menampakkan kesedihan yang mendalam. Dia lebih banyak diam.

Sementara itu, ketiga putranya juga tampak sedih. Bahkan putra keduanya, Awandha Raspati Mamahit yang baru saja tiba dari Jenewa, Swiss tak kuasa menahan tangis. Dia terus memeluk foto ibunya. Beberapa kerabat pun berusaha menenangkannya.

Menurut rencana, jenazah Menkes akan diberangkatkan ke kantor Kemenkes untuk mendapatkan penghormatan terakhir pada pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB. “Besok (hari ini, Red)akan diberangkatkan dari rumah duka untuk penghormatan terakhir di Ruang Leimena, Gedung Kemenkes.

Lalu pada pukul 09.00 WIB akan diberangkatkan ke San Diego Hills, Karawang untuk dimakamkan. Bertindak sebagai inspektur upacara saat pemakaman adalah Presiden SBY,”jelas Sekjen Kemenkes Ratna Rosita, kemarin.

Menkes Endang Sedyaningsih akhirnya menyerah pada penyakit kanker paru-paru yang dideritanya. Pejabat kelahiran 1 Februari itu terdeteksi memiliki kanker saat menjalani check up kesehatan rutin pada bulan Oktober 2010. Kanker yang diderita Endang sudah mencapai stadium lanjut yakni stadium IV.

Dari pemeriksaan lebih lanjut itulah ditemukan adanya kanker di tubuhnya .Setelah menerima berita tersebut, Endang lantas mengaku telah melaporkan kondisinya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan menerima dukungan untuk berobat.

Sejak saat itu, Endang menjalani pengobatan baik di dalam negeri dan luar negeri selama kurang lebih satu setengah tahun. Dia mengupayakan pengobatan di RSPAD, RS Gading Pluit, dan rumah sakit di luar negeri. Pengobatan yang selama ini telah dijalani alumnus Harvard University itu antara lain radiasi lokal dan bedah beku. Tujuannya untuk mengobati kanker secara lokal serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Endang tetap semangat dalam menjalankan tugas-tugas kementrian selaku Menkes. Hal itu juga diakui rekan-rekan sesama Menteri dalam KIB jilid II. Mereka mengungkapkan, Endang sama sekali tidak pernah mengeluhkan penyakitnya. Dia bahkan tetap aktif mengikuti rapat kabinet dan sejumlah kunker ke daerah-daerah. Bahkan, beberapa menteri mengaku terkejut mendengar Endang menderita sakit kanker paru-paru.

Namun, sekitar tiga minggu lalu, Endang, merasakan keluhan nyeri di tubuhnya. Karena itu, lantas menjalani perawatan intensif di RSCM Kencana. Selama berada di sana, kondisi Endang sempat membaik.

Bahkan saat beberapa menteri dan juga Presiden SBY datang menjenguk pada Kamis (26/4) lalu, Endang mampu berkomunikasi bahkan bercanda. Namun, pada kesempatan yang sama, Endang juga menyampaikan pengunduran dirinya sebagai Menkes kepada Presiden SBY. Saat itu juga, Presiden SBY mengumumkan pengunduran diri Endang serta menunjuk Wamenkes Ali Gufron Mukti , untuk mengambil alih tugas-tugas kementrian kesehatan.

Setelah pengumuman pengunduran diri tersebut, kondisi Endang bukannya membaik, justru memburuk. Puncaknya, pada Selasa (1/5) lalu, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mulai kehilangan kesadaran. Endang mengalami masa kritis. Keesokan harinya, dia akhirnya meninggal. (ken/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/