28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

SBY Dengar Bakal Ada Gangguan Keamanan

Presiden SBY
Presiden SBY

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden SBY mengumpulkan sejumlah menteri bidang politik hukum dan keamanan beserta Kapolri dan Panglima TNI. Presiden SBY menginstruksikan agar pemilu presiden 9 Juli dikawal dengan ketat.

“Hari ini tanggal 3 Juli berarti 6 hari lagi akan dilakukan pemungutan suara. Oleh karena itu utamanya jajaran kepolisian dibantu oleh jajaran TNI harus siap untuk mengemban tugas itu,” ujar SBY, dalam pembukaan rapat di kantornya, Rabu (3/7).

“Tugas nasional kita adalah agar keseluruhan pemilu itu baik damai dan demokratis, damai artinya aman tertib dan lancar,” lanjutnya.

SBY mengatakan domain TNI/Polri adalah memastikan bahwa pemilu aman, tertib dan lancar. Selain penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu berperan penting, TNI dan Polri harus berada paling depan dalam hal keamanan.

“Saya tidak ingin ada tindakan-tindakan pasca pemungutan suara yang seharusnya tidak terjadi,” imbuhnya.

SBY juga kembali mengingatkan bahwa TNI dan Polri harus netral. Maka tugas berikutnya adalah agar pemungutan suara bisa berjalan dengan damai.

Hadir dalam rapat ini diantaranya Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Sutarman, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Mendagri Gamawan Fauzi dan Kepala BIN Marciano Norman.

Presiden SBY memberikan tujuh instruksi kepada jajaran Polri dan TNI untuk mengamankan Pilres 2014. Instruksi tersebut terkait dengan kecemasan sejumlah pihak akan potensi rusuh jelang dan pasca Pilpres 2014.

“Saya mendengar sejumlah kecemasan dari berbagai pihak kalau-kalau terjadi gangguan keamanan, gangguan ketertiban dan sosial. Saya dengar respon dari berbagi kalangan dalam dan luar negeri yang mengkhwatirkan dua capres ini berimbang, maka bisa terjadi masalah. Setelah pemungutan suara dilakukan. Jika ada pihak-pihak yang kalah dan tidak bisa menerima kekalahan itu,” ujar SBY, dalam jumpa pers di kantornya, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (3/7).

Atas kecemasan tersebut SBY menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam. Dalam rapat terbatas yang dipimpinnya pagi ini, SBY menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah, terutama Polri dan TNI.

“Saya ingin masuk apa yang mesti dilakukan oleh jajaran Polri dibantu TNI dan ini merupakan instruksi saya. Inpres untuk sekali lagi menjaga situasi aman dan damai dan tentunya tetap menjamin berlangsungnya pemilu demokratis utamanya saat pemungutan suara pilpres dan hari-hari atau minggu-minggu setelah itu sehingga pada akhir penggantian pemerintahan dari saya ke pengganti saya berlangsung baik ini sejarah yang hendak kita bangun bersama,” tuturnya.

SBY yakin jika Polri/TNI bekerjasama dengan baik, maka pilpres tahun ini akan berjalan damai dan demokratis sebagaimana yang terjadi pada pemilu 2004 dan 2009. Sejauh ini menurut SBY situasinya relatif aman dan tenang.

“Mari kita jaga terus jangan sampai berubah oleh niat dan sebab yang tidak baik dan ganggu yang akan merusak perjalanan demokrasi kita yang berlangsung dengan baik,” imbaunya.

SBY juga meminta masyarakat internasional untuk mempercayakan kepada pemerintah Indonesia dalam hal keamanan dan pengamanan dalam proses pilpres 2014 ini.

“Negara sahabat, masyarakat internasional, kami akan bekerja sebaik-baiknya, menjaga keamanan negeri kami. Jalin

persahabatan dan kerja sama memekarkan demokrasi dan kerja sama dalam bentuk yang lain,” tutupnya. (net/bbs)

Presiden SBY
Presiden SBY

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden SBY mengumpulkan sejumlah menteri bidang politik hukum dan keamanan beserta Kapolri dan Panglima TNI. Presiden SBY menginstruksikan agar pemilu presiden 9 Juli dikawal dengan ketat.

“Hari ini tanggal 3 Juli berarti 6 hari lagi akan dilakukan pemungutan suara. Oleh karena itu utamanya jajaran kepolisian dibantu oleh jajaran TNI harus siap untuk mengemban tugas itu,” ujar SBY, dalam pembukaan rapat di kantornya, Rabu (3/7).

“Tugas nasional kita adalah agar keseluruhan pemilu itu baik damai dan demokratis, damai artinya aman tertib dan lancar,” lanjutnya.

SBY mengatakan domain TNI/Polri adalah memastikan bahwa pemilu aman, tertib dan lancar. Selain penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu berperan penting, TNI dan Polri harus berada paling depan dalam hal keamanan.

“Saya tidak ingin ada tindakan-tindakan pasca pemungutan suara yang seharusnya tidak terjadi,” imbuhnya.

SBY juga kembali mengingatkan bahwa TNI dan Polri harus netral. Maka tugas berikutnya adalah agar pemungutan suara bisa berjalan dengan damai.

Hadir dalam rapat ini diantaranya Menko Polhukam Djoko Suyanto, Kapolri Jenderal Sutarman, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Mendagri Gamawan Fauzi dan Kepala BIN Marciano Norman.

Presiden SBY memberikan tujuh instruksi kepada jajaran Polri dan TNI untuk mengamankan Pilres 2014. Instruksi tersebut terkait dengan kecemasan sejumlah pihak akan potensi rusuh jelang dan pasca Pilpres 2014.

“Saya mendengar sejumlah kecemasan dari berbagai pihak kalau-kalau terjadi gangguan keamanan, gangguan ketertiban dan sosial. Saya dengar respon dari berbagi kalangan dalam dan luar negeri yang mengkhwatirkan dua capres ini berimbang, maka bisa terjadi masalah. Setelah pemungutan suara dilakukan. Jika ada pihak-pihak yang kalah dan tidak bisa menerima kekalahan itu,” ujar SBY, dalam jumpa pers di kantornya, Jl Veteran, Jakarta, Rabu (3/7).

Atas kecemasan tersebut SBY menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam. Dalam rapat terbatas yang dipimpinnya pagi ini, SBY menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah, terutama Polri dan TNI.

“Saya ingin masuk apa yang mesti dilakukan oleh jajaran Polri dibantu TNI dan ini merupakan instruksi saya. Inpres untuk sekali lagi menjaga situasi aman dan damai dan tentunya tetap menjamin berlangsungnya pemilu demokratis utamanya saat pemungutan suara pilpres dan hari-hari atau minggu-minggu setelah itu sehingga pada akhir penggantian pemerintahan dari saya ke pengganti saya berlangsung baik ini sejarah yang hendak kita bangun bersama,” tuturnya.

SBY yakin jika Polri/TNI bekerjasama dengan baik, maka pilpres tahun ini akan berjalan damai dan demokratis sebagaimana yang terjadi pada pemilu 2004 dan 2009. Sejauh ini menurut SBY situasinya relatif aman dan tenang.

“Mari kita jaga terus jangan sampai berubah oleh niat dan sebab yang tidak baik dan ganggu yang akan merusak perjalanan demokrasi kita yang berlangsung dengan baik,” imbaunya.

SBY juga meminta masyarakat internasional untuk mempercayakan kepada pemerintah Indonesia dalam hal keamanan dan pengamanan dalam proses pilpres 2014 ini.

“Negara sahabat, masyarakat internasional, kami akan bekerja sebaik-baiknya, menjaga keamanan negeri kami. Jalin

persahabatan dan kerja sama memekarkan demokrasi dan kerja sama dalam bentuk yang lain,” tutupnya. (net/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/