32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Bentrok Berdarah di Solo

Warga Kesal Polisi Terkesan Membiarkan

SOLO – Suasana di salah satu sudut Kota Solo seharian kemarin (4/5) mencekam. Bentrokan antara warga dan aktivis salah satu organisasi massa (ormas), yang terjadi sehari sebelumnya Kamis (3/5), kemarin kembali pecah dengan skala lebih besar. Lokasinya sama, di sekitar Jalan R.E. Martadinata.

Ketegangan dimulai saat sekitar seribu aktivis ormas kembali mendatangi lokasi setempat. Mereka membawa batu, ketapel, pentungan, dan senjata tajam. Rombongan berangkat dari Masjid Muhajirin Semanggi sekitar pukul 14.30. Mereka tidak hanya datang dari Solo, tapi juga daerah lain di sekitar Kota Bengawan itu.

Massa ormas datang dengan jalan kaki melalui Sangkrah, pintu air Demangan, terus menuju R.E. Martadinata. Tiga satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Polda Jateng yang dibantu Dalmas Polresta Surakarta berjaga di persimpangan jalan. Warga yang dilewati rombongan itu menutup mulut-mulut gang di sepanjang Jalan R.E. Martadinata dengan bambu.

Saat ribuan aktivis ormas melintas di depan Gang Bangunharjo, RW IX Gandekan, Jebres, bentrokan dengan warga kembali meledak sekitar pukul 15.00. Warga dan aktivis ormas saling lempar batu di mulut gang. Puluhan aktivis ormas masuk di gang yang tak dijaga polisi, mendatangi warga yang berkumpul di gedung pertemuan Pancasila yang ada di gang itu. Warga yang kalah jumlah lari berhamburan ke perkampungan.

Dua warga menjadi korban dalam bentrokan yang berlangsung sekitar sepuluh menit tersebut. Ngatiman (63) warga RT 1 RW VIII Gandekan, Jebres, mengalami luka bacok di kepala. Kedua lengannya hampir putus dan dua jemarinya putus. Ironisnya, Ngatiman hanya seorang anggota linmas yang sedang tidur di bengkel tempat sambilan kerjanya.

Satu lagi korban dari warga bernama Haris (44) warga RT 2 RW IX Gandekan. Lengan kirinya terkena bacok dan kepalanya terluka karena kena lemparan batu. Korban dilarikan polisi ke RSUD Moewardi. Selain korban fisik, kerugian material juga menimpa warga. Puluhan kaca rumah warga pecah akibat lemparan batu. “Pak Ngatiman nggak tahu apa-apa. Dia cuma mau menutup bengkelnya. Melihat ada bentrokan, dia teriak-teriak menyuruh masuk anaknya, sambil lari, terus kena bacok itu,” ungkap Suwanto, warga setempat.

Bentrokan mulai reda setelah ribuan aktivis ormas melanjutkan konvoi jalan kaki ke arah barat Martadinata, simpang tiga Jalan Kapten Mulyadi ke selatan, kemudian kembali ke tempat berkumpulnya massa aktivis ormas tersebut.

Selang lima menit setelah aktivis ormas pergi, aksi saling lempar kembali terjadi. Namun, kali ini antara warga dan polisi. Warga melempari polisi yang baru akan berjaga di mulut gang. Warga kesal melihat polisi yang seolah-olah membiarkan aktivis ormas itu mengacak-acak kampungnya. “Kowe ngopo” Kok malah dinengke, warga dadi korbane (Kamu bertindak apa” Kok malah dibiarkan, warga menjadi korban, Red),” teriak warga sambil melempar batu.
Lemparan batu terhadap polisi baru berhenti setelah salah seorang anggota Polsek Jebres mengimbau masyarakat berhenti. Sekitar pukul 16.00 jalan kembali dibuka untuk umum. Warga kemudian duduk-duduk di pinggir jalan. Hingga tadi malam ratusan personel kepolisian masih berjaga-jaga di pinggir jalan.

Kapolresta Surakarta Kombespol Asjimain mengatakan, pasca kejadian bentrokan Kamis lalu (3/5), pihaknya langsung melakukan pertemuan antara pemkot Solo, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan perwakilan antara kedua kubu. Saat itu diambil kesepakatan untuk menghindari risiko yang lebih besar. Tapi, polresta mengizinkan mereka kembali melakukan konvoi jalan kaki.

“Permintaan dari kelompok itu hanya melakukan show of  force. Jika tidak ada pancingan dari masyarakat, mereka tak akan melakukan perlawanan. Tindakan yang harus kita lakukan, risiko terkecil, fokus membiarkan dia lewat. Tapi, kami tekankan, polisi tidak mengizinkan menggunakan senjata tajam,” papar Asjimain.

Pada saat rombongan lewat, ada provokasi dari orang tak dikenal yang disusul dengan lemparan batu. Itu yang memicu bentrokan kembali terjadi. Belum ada pelaku yang ditangkap atas bentrokan kemarin.(nw/jpnn)

Warga Kesal Polisi Terkesan Membiarkan

SOLO – Suasana di salah satu sudut Kota Solo seharian kemarin (4/5) mencekam. Bentrokan antara warga dan aktivis salah satu organisasi massa (ormas), yang terjadi sehari sebelumnya Kamis (3/5), kemarin kembali pecah dengan skala lebih besar. Lokasinya sama, di sekitar Jalan R.E. Martadinata.

Ketegangan dimulai saat sekitar seribu aktivis ormas kembali mendatangi lokasi setempat. Mereka membawa batu, ketapel, pentungan, dan senjata tajam. Rombongan berangkat dari Masjid Muhajirin Semanggi sekitar pukul 14.30. Mereka tidak hanya datang dari Solo, tapi juga daerah lain di sekitar Kota Bengawan itu.

Massa ormas datang dengan jalan kaki melalui Sangkrah, pintu air Demangan, terus menuju R.E. Martadinata. Tiga satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Polda Jateng yang dibantu Dalmas Polresta Surakarta berjaga di persimpangan jalan. Warga yang dilewati rombongan itu menutup mulut-mulut gang di sepanjang Jalan R.E. Martadinata dengan bambu.

Saat ribuan aktivis ormas melintas di depan Gang Bangunharjo, RW IX Gandekan, Jebres, bentrokan dengan warga kembali meledak sekitar pukul 15.00. Warga dan aktivis ormas saling lempar batu di mulut gang. Puluhan aktivis ormas masuk di gang yang tak dijaga polisi, mendatangi warga yang berkumpul di gedung pertemuan Pancasila yang ada di gang itu. Warga yang kalah jumlah lari berhamburan ke perkampungan.

Dua warga menjadi korban dalam bentrokan yang berlangsung sekitar sepuluh menit tersebut. Ngatiman (63) warga RT 1 RW VIII Gandekan, Jebres, mengalami luka bacok di kepala. Kedua lengannya hampir putus dan dua jemarinya putus. Ironisnya, Ngatiman hanya seorang anggota linmas yang sedang tidur di bengkel tempat sambilan kerjanya.

Satu lagi korban dari warga bernama Haris (44) warga RT 2 RW IX Gandekan. Lengan kirinya terkena bacok dan kepalanya terluka karena kena lemparan batu. Korban dilarikan polisi ke RSUD Moewardi. Selain korban fisik, kerugian material juga menimpa warga. Puluhan kaca rumah warga pecah akibat lemparan batu. “Pak Ngatiman nggak tahu apa-apa. Dia cuma mau menutup bengkelnya. Melihat ada bentrokan, dia teriak-teriak menyuruh masuk anaknya, sambil lari, terus kena bacok itu,” ungkap Suwanto, warga setempat.

Bentrokan mulai reda setelah ribuan aktivis ormas melanjutkan konvoi jalan kaki ke arah barat Martadinata, simpang tiga Jalan Kapten Mulyadi ke selatan, kemudian kembali ke tempat berkumpulnya massa aktivis ormas tersebut.

Selang lima menit setelah aktivis ormas pergi, aksi saling lempar kembali terjadi. Namun, kali ini antara warga dan polisi. Warga melempari polisi yang baru akan berjaga di mulut gang. Warga kesal melihat polisi yang seolah-olah membiarkan aktivis ormas itu mengacak-acak kampungnya. “Kowe ngopo” Kok malah dinengke, warga dadi korbane (Kamu bertindak apa” Kok malah dibiarkan, warga menjadi korban, Red),” teriak warga sambil melempar batu.
Lemparan batu terhadap polisi baru berhenti setelah salah seorang anggota Polsek Jebres mengimbau masyarakat berhenti. Sekitar pukul 16.00 jalan kembali dibuka untuk umum. Warga kemudian duduk-duduk di pinggir jalan. Hingga tadi malam ratusan personel kepolisian masih berjaga-jaga di pinggir jalan.

Kapolresta Surakarta Kombespol Asjimain mengatakan, pasca kejadian bentrokan Kamis lalu (3/5), pihaknya langsung melakukan pertemuan antara pemkot Solo, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan perwakilan antara kedua kubu. Saat itu diambil kesepakatan untuk menghindari risiko yang lebih besar. Tapi, polresta mengizinkan mereka kembali melakukan konvoi jalan kaki.

“Permintaan dari kelompok itu hanya melakukan show of  force. Jika tidak ada pancingan dari masyarakat, mereka tak akan melakukan perlawanan. Tindakan yang harus kita lakukan, risiko terkecil, fokus membiarkan dia lewat. Tapi, kami tekankan, polisi tidak mengizinkan menggunakan senjata tajam,” papar Asjimain.

Pada saat rombongan lewat, ada provokasi dari orang tak dikenal yang disusul dengan lemparan batu. Itu yang memicu bentrokan kembali terjadi. Belum ada pelaku yang ditangkap atas bentrokan kemarin.(nw/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/