32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Terdeteksi 1.000 WNI Berhaji Lewat Filipina

Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September .Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.
Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG
Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September .Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.

SULSEL, SUMUTPOS.CO – Jamaah calon haji asal Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sempat tertahan di Filipina, akhirnya bisa dipulangkan, Minggu (4/9). Total ada 110 orang yang tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, kemarin.

Dari jumlah itu, sebanyak 94 di antaranya berasal dari Sulsel. Satu orang dari Sulbar dan 15 orang lainnya berasal dari Kalimantan dan beberapa daerah lain. Sementara itu, masih tersisa tujuh orang yang tertahan di Filipina. Informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), mereka masih diinterogasi pihak berwenang di sana.

Suasana penyambutan di ruang kedatangan khusus berlangsung penuh haru. Para jamaah tak hentinya terisak. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo pun ikut sedih dan berderai air mata.

Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Johny Lumintang berharap, para WNI yang baru tiba ini tidak diberi banyak pertanyaan terlebih dahulu. Ia minta diberi waktu untuk bernafas dan berkumpul bersama keluarga.

“Kalau butuh ditanyai oleh pihak terkait, beri pertanyaan yang singkat-singkat dulu. Mereka ini sudah banyak diinterogasi di Filipina. Mereka juga rasakan di penjara beberapa hari di ruang sempit dan tidak dilengkapi AC (pendingin ruangan),” kata Johny.

Sementara untuk ibu-ibu, lanjut Johny, mereka ditampung di kantor kepolisian setempat dan ditumpuk-tumpuk. Mereka betul-betul merasakan kondisi yang berat.

“Kita bersyukur sudah bisa kembali ke Tanah Air. Tetap semangat, tetap berdoa agar diberikan kesempatan untuk berhaji di masa-masa yang akan datang,” lanjutnya.

Usai penerimaan secara simbolis, para jamaah langsung dijemput pemda masing-masing. Mereka langsung dipulangkan ke daerah asal mereka.

Data resmi rincian daerah asal para warga Sulsel yang dipungkan kemarin belum dipastikan. Baru sebatas data total. Kanwil Kemenag Sulsel baru meminta Kemenag masing-masing kabupaten/kota untuk melakukan pendataan setelah tiba di tempat asal mareka.

Selain memulangkan tujuh warga Sulsel yang masih tertahan di Filipina, Dubes bersama Kemenlu masih harus berkerja keras. Pasalnya, terdeteksi sudah ada 1.000 warga negeri Indonesia (WNI) yang sudah berangkat haji melalui Filipina.

Hal ini pun diakui Pejabat Fungsional Kemenlu, Bunyan Saptomo. Menurutnya, para jemaah haji yang berhaji melalui Filipina tentu ketika kembali akan tiba Filipina juga. Meski begitu, Kemenlu bersama Dubes RI sudah melakukan lobi kepada pemerintah Filipina agar mempercepat proses pada saat pemulangan.

“Kami berharap tidak diinterogasi lama seperti para WNI yang tertahan ini. Kita berharap bisa dipercepat agar ketika tiba di Filipina cepat pemulangannya ke tanah air,” kata Bunyan.

Jika benar ada 1.000 jamaah haji, Bunyan memperkirakan setidaknya butuh empat pesawat untuk pemulangan mereka. Ia pun memastikan, jika pemerintah akan menanggung biaya pesawat pemulangan WNI tersebut.

“Pasti pemerintah siapkan. Kemenlu komitmen untuk melindungi warga kita yang bermasalah di luar negeri. Termasuk pada kasus jemaah haji ini,” pungkasnya.

Bunyan berharap, travel ilegal yang melakukan penipuan terhadap jemaah calon haji agar tetap ditindak tegas. Mereka membodohi warga Indonesia, serta mempermainkan hukum.

“Kita juga berharap masyarakat tidak gampang percaya. Pilih travel resmi agar tidak menimbulkan masalah di belakang hari,” pungkasnya.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengaku akan berupaya mencegah kasus ini terulang lagi. Baginya, ini bukan kesalahan jemaah, tetapi travel ilegal serta lengahnya pemerintah.

Katanya, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah agar ke depan bisa mengupayakan tambahan kuota untuk jemaah calon haji Indonesia. Ia menyarankan, sudah saatnya pemerintah pusat melakukan kerja sama dengan negara-negara di Asean.

“Jadi kuota di Filipina misalnya yang tidak terpakai, kita minta agar bisa digunakan Indonesia. Tetapi itu tidak cukup berkerja sama dengan Filipina, tetapi juga dengan Arab Saudi. Jangan sampai Filipina setuju, sementara Arab Saudi tidak mengizinkan itu bisa jadi masalah lagi,” paparnya.

Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September .Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.
Foto: ARDIANSYAH BANDOE/FAJAR/JPG
Sejumlah jemaah calon haji asal Sulsel yang tertahan di Filipina tak kuasa menahan sedih saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Minggu, 4 September .Mereka diantar langsung Duta Besar RI untuk Filipina, Jhonny Lumintang.

SULSEL, SUMUTPOS.CO – Jamaah calon haji asal Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sempat tertahan di Filipina, akhirnya bisa dipulangkan, Minggu (4/9). Total ada 110 orang yang tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, kemarin.

Dari jumlah itu, sebanyak 94 di antaranya berasal dari Sulsel. Satu orang dari Sulbar dan 15 orang lainnya berasal dari Kalimantan dan beberapa daerah lain. Sementara itu, masih tersisa tujuh orang yang tertahan di Filipina. Informasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), mereka masih diinterogasi pihak berwenang di sana.

Suasana penyambutan di ruang kedatangan khusus berlangsung penuh haru. Para jamaah tak hentinya terisak. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo pun ikut sedih dan berderai air mata.

Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Johny Lumintang berharap, para WNI yang baru tiba ini tidak diberi banyak pertanyaan terlebih dahulu. Ia minta diberi waktu untuk bernafas dan berkumpul bersama keluarga.

“Kalau butuh ditanyai oleh pihak terkait, beri pertanyaan yang singkat-singkat dulu. Mereka ini sudah banyak diinterogasi di Filipina. Mereka juga rasakan di penjara beberapa hari di ruang sempit dan tidak dilengkapi AC (pendingin ruangan),” kata Johny.

Sementara untuk ibu-ibu, lanjut Johny, mereka ditampung di kantor kepolisian setempat dan ditumpuk-tumpuk. Mereka betul-betul merasakan kondisi yang berat.

“Kita bersyukur sudah bisa kembali ke Tanah Air. Tetap semangat, tetap berdoa agar diberikan kesempatan untuk berhaji di masa-masa yang akan datang,” lanjutnya.

Usai penerimaan secara simbolis, para jamaah langsung dijemput pemda masing-masing. Mereka langsung dipulangkan ke daerah asal mereka.

Data resmi rincian daerah asal para warga Sulsel yang dipungkan kemarin belum dipastikan. Baru sebatas data total. Kanwil Kemenag Sulsel baru meminta Kemenag masing-masing kabupaten/kota untuk melakukan pendataan setelah tiba di tempat asal mareka.

Selain memulangkan tujuh warga Sulsel yang masih tertahan di Filipina, Dubes bersama Kemenlu masih harus berkerja keras. Pasalnya, terdeteksi sudah ada 1.000 warga negeri Indonesia (WNI) yang sudah berangkat haji melalui Filipina.

Hal ini pun diakui Pejabat Fungsional Kemenlu, Bunyan Saptomo. Menurutnya, para jemaah haji yang berhaji melalui Filipina tentu ketika kembali akan tiba Filipina juga. Meski begitu, Kemenlu bersama Dubes RI sudah melakukan lobi kepada pemerintah Filipina agar mempercepat proses pada saat pemulangan.

“Kami berharap tidak diinterogasi lama seperti para WNI yang tertahan ini. Kita berharap bisa dipercepat agar ketika tiba di Filipina cepat pemulangannya ke tanah air,” kata Bunyan.

Jika benar ada 1.000 jamaah haji, Bunyan memperkirakan setidaknya butuh empat pesawat untuk pemulangan mereka. Ia pun memastikan, jika pemerintah akan menanggung biaya pesawat pemulangan WNI tersebut.

“Pasti pemerintah siapkan. Kemenlu komitmen untuk melindungi warga kita yang bermasalah di luar negeri. Termasuk pada kasus jemaah haji ini,” pungkasnya.

Bunyan berharap, travel ilegal yang melakukan penipuan terhadap jemaah calon haji agar tetap ditindak tegas. Mereka membodohi warga Indonesia, serta mempermainkan hukum.

“Kita juga berharap masyarakat tidak gampang percaya. Pilih travel resmi agar tidak menimbulkan masalah di belakang hari,” pungkasnya.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengaku akan berupaya mencegah kasus ini terulang lagi. Baginya, ini bukan kesalahan jemaah, tetapi travel ilegal serta lengahnya pemerintah.

Katanya, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah agar ke depan bisa mengupayakan tambahan kuota untuk jemaah calon haji Indonesia. Ia menyarankan, sudah saatnya pemerintah pusat melakukan kerja sama dengan negara-negara di Asean.

“Jadi kuota di Filipina misalnya yang tidak terpakai, kita minta agar bisa digunakan Indonesia. Tetapi itu tidak cukup berkerja sama dengan Filipina, tetapi juga dengan Arab Saudi. Jangan sampai Filipina setuju, sementara Arab Saudi tidak mengizinkan itu bisa jadi masalah lagi,” paparnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/