25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Presiden Disuntik Vaksin 13 Januari

SUMUTPOS.CO – PROGRAM vaksinasi Covid-19 akan dimulai secara serentak di Indonesia mulai 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi orang pertama yang disntik vaksin. Selanjutnya akan dilakukan secara serentak di 34 provinsi se-Indonesia.

PERTAMA: Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama disuntik vaksin Covid-19, 13 Januari nanti.
PERTAMA: Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama disuntik vaksin Covid-19, 13 Januari nanti.

Untuk itu, masing-masing daerah termasuk di Sumatera Utara, diminta untuk melakukan persiapan, sehingga proses vaksinasi yang bertujuan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi guna melawan virus Corona dapat berjalan lancar.

“Penyuntikan perdana akan dilakukan kepada Presiden tanggal 13 Januari 2021 mendatang, setelah itu diikuti secara serentak di 34 provinsi lainya,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Koordinasi Kesiapan penanganan Vaksinasi Covid-19 dan Kegiatan Penegakan Protokol Kesehatan yang dilakukan secara virtual, kemarin.

Ia menambahkan, proses vaksinasi akan berlangsung selama 15 bulan mulai Januari 2021 sampai Maret 2022 dengan jumlah populasi mencapai 181,5 juta jiwa. Menkes selanjutnya menjelaskan, nakes dan tenaga pelayanan publik akan mendapatkan prioritas vaksinasi pertama.

Kemudian diikuti dengan lansia, masyarakat rentan maupun masyarakat lainnya yang berusia 18-59 tahun. Sedangkan masyarakat umur 60 tahun ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk keamanan kelompok tersebut. Adapun perinciannya, ungkap dia, petugas kesehatan sebanyak 1,6 juta jiwa, petugas publik (17,4 juta jiwa), lansia (21,5 juta jiwa), masyarakat rentan (63,9 juta jiwa) serta masyarakat lainnya (77,1 juta jiwa).

Menkes juga berharap, kepala daerah dapat turun serta untuk melihat proses vaksinasi yang dilakukan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. “Kemudian pada saat penyuntikan tenaga kesehatan, tolong kepala daerah, Bapak/Ibu Gubernur, turun untuk membangkitkan confidence ke masyarakat,” ujarnya.

Budi juga meminta kepala daerah untuk mempersiapkan orang-orang yang akan mendapatkan prioritas program vaksinasi, yang akan dibagi menjadi dua tahap. “Bapak/Ibu Gubernur, kepala daerah, tolong persiapan, pilih orangnya, karena tanggal 14-15 kita akan mulai lakukan vaksinasi di daerah, terutama provinsi. Kemudian untuk proses vaksinasi, terutama tenaga kesehatan, tolong dibagi 2 tahap,” katanya.

“Arahan dari Bapak Presiden, karena kemungkinan akan ada sedikit dampak, misalnya pegel sedikit, demam sedikit, jadi dalam satu Puskesmas, misalnya ada 4 perawat, jangan sampai di hari yang sama kita vaksin semua, kita antisipasi betul efek itu, maka vaksin dulu untuk 2 orang,” jelasnya.

Kepala daerah juga diminta untuk memastikan fasilitas kesehatan terdaftar dalam aplikasi P-care BPJS yang menampilkan pendataan dan input data fasilitas kesehatan ‘mampu vaksin’ yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. “Pastikan semua layanan kesehatan sudah terdaftar di BPJS, aplikasi P-care itu ya, karena kalau tidak terdaftar, maka Faskes tidak dapat memberikan pelayanan vaksinasi Covid-19,” pungkasnya.

Di Medan, Akhyar Pertama Divaksin

Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution diwakili Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Arjuna Sembiring mengatakan, usai rakor pihaknya langsung melakukan persiapan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan. “Vaksinasi Covid-19 di Kota Medan akan dimulai dengan bapak wali kota, sekda, ketua dan anggota dewan serta diikuti dengan Forkopimda lainnya,” terangnya.

Kemudian Arjuna tak lupa mengingatkan, meskipun nantinya telah menjalani vaksinasi Covid-19, masyarakat agar tidak abai mengikuti protokol kesehatan. “Vaksinasi Covid-19 ini untuk membantu masyarakat. Walaupun sudah divaksin, masyarakat harus selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak menghindari kerumunan,” pesannya.

Terpisah, Jubir Satgas Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan, mengaku belum tahu berapa kuota vaksin yang akan diterima Kota Medan. Menurut dia, saat ini Dinkes Medan sedang melakukan pendataan mengenai jumlah tenaga kesehatan.

“Pendataan sementara dari 73 rumah sakit yang ada di Medan ada sekitar 18 ribu nakes, jumlah itu masih bisa bertambah, karena pendataan masih berlangsung. Untuk kuota jumlah vaksin yang akan diterima belum ada pemberitahuan secara resmi,” ujarnya ketika dihubungi.

Hanya saja dia mendapat kabar bahwa tahap awal Kota Medan akan menerima 3 ribu kuota vaksin. “Tapi itu belum resmi,” ungkapnya.

Menyikapi itu, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan Roby Barus meminta Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan proaktif soal vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Sumut ini. Sebagai ibukota, Kota Medan diharapkan dapat kuota lebih banyak ketimbang daerah lain.

“Ya, Dinkes Medan kami minta harus jemput bola. Jangan malah banyak menunggu. Lebih proaktif dan upayakan minta lebih banyak karena Medan ini ibukota Provinsi Sumut. Ditambah lagi Kota Medan juga masih zona merah serta banyak pasien terpapar Covid-19,” kata Roby Barus menjawab wartawan, Selasa (5/1).

Pihaknya meminta Dinkes Medan untuk mendata jumlah tenaga kesehatan yang ada di Medan. Apalagi vaksin gelombang pertama ini memang akan diperuntukkan bagi seluruh nakes. “Dinas Kesehatan harus mendata itu. Agar semua tenaga kesehatan bisa mendapatkan vaksin. Dinkes harus proaktiflah,” ucapnya.

Disamping itu, Dinkes Medan juga diminta untuk menyosialisasikan aplikasi Peduli Lindungi. Sebab, menurut informasi yang didapatnya, aplikasi itu berperan untuk mengakses peserta penerima vaksin. “Saya yakin belum semua tenaga kesehatan tau itu. Saya juga baru tau, jadi sosialisasikan aplikasi itu ke semua tenaga kesehatan,” tutur anggota Komisi I ini.

Dairi Usulkan Penerima Vaksin

Sementara itu, Pemkab Dairi melalui Dinas Kesehatan telah mengusulkan jumlah penerima vaksin Covid-19 kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Dan untuk persiapan penggunaan vaksin, Pemkab Dairi akan melatih tenaga medis.

Hal itu disampaikan Sekreatris Daerah (Sekda) Dairi, Leonardus Sihotang saat mendampingi Bupati Eddy Keleng Ate Berutu menyerahkan sertifikat penangkar benih vanili kepada salahsatu petani di kecamatan Tigalingga, Dionisius Cahaya Karokaro di Kantor Dinas Pertanian Dairi, Selasa (5/1).

Leonardus mengatakan, angka pastinya belum tahu tetapi usulan penerima vaksin sudah disampaikan melalui Dinas Kesehatan. “Untuk petsiapan juga sudah kita lakukan, yakni akan melakukan pelatihan kepada petugas medis supaya proses vaksinasi tersebut berjalan lancar,” jelasnya.

Leonardus juga mengatakan, untuk vaksinasi nanti yang diutamakan adalah tenaga medis. Pun demikian pemkab masih menunggu petunjuk dari pusat atau Pemprovsu. “Mudah-mudahan melalui vaksinasi itu, penularan covid-19 bisa diminimalisir,” harapnya.

Disebutnya, jumlah penularan Covid-19 di Kabupaten Dairi saat ini masih tetus meningkat. Karenanya, Pemkab Dairi tetap mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, rajin mencuci tangan serta menjaga jarak. (jpc/prn/map/rud)

SUMUTPOS.CO – PROGRAM vaksinasi Covid-19 akan dimulai secara serentak di Indonesia mulai 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi orang pertama yang disntik vaksin. Selanjutnya akan dilakukan secara serentak di 34 provinsi se-Indonesia.

PERTAMA: Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama disuntik vaksin Covid-19, 13 Januari nanti.
PERTAMA: Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama disuntik vaksin Covid-19, 13 Januari nanti.

Untuk itu, masing-masing daerah termasuk di Sumatera Utara, diminta untuk melakukan persiapan, sehingga proses vaksinasi yang bertujuan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi guna melawan virus Corona dapat berjalan lancar.

“Penyuntikan perdana akan dilakukan kepada Presiden tanggal 13 Januari 2021 mendatang, setelah itu diikuti secara serentak di 34 provinsi lainya,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Koordinasi Kesiapan penanganan Vaksinasi Covid-19 dan Kegiatan Penegakan Protokol Kesehatan yang dilakukan secara virtual, kemarin.

Ia menambahkan, proses vaksinasi akan berlangsung selama 15 bulan mulai Januari 2021 sampai Maret 2022 dengan jumlah populasi mencapai 181,5 juta jiwa. Menkes selanjutnya menjelaskan, nakes dan tenaga pelayanan publik akan mendapatkan prioritas vaksinasi pertama.

Kemudian diikuti dengan lansia, masyarakat rentan maupun masyarakat lainnya yang berusia 18-59 tahun. Sedangkan masyarakat umur 60 tahun ke atas akan divaksinasi setelah mendapatkan informasi keamanan vaksin untuk keamanan kelompok tersebut. Adapun perinciannya, ungkap dia, petugas kesehatan sebanyak 1,6 juta jiwa, petugas publik (17,4 juta jiwa), lansia (21,5 juta jiwa), masyarakat rentan (63,9 juta jiwa) serta masyarakat lainnya (77,1 juta jiwa).

Menkes juga berharap, kepala daerah dapat turun serta untuk melihat proses vaksinasi yang dilakukan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. “Kemudian pada saat penyuntikan tenaga kesehatan, tolong kepala daerah, Bapak/Ibu Gubernur, turun untuk membangkitkan confidence ke masyarakat,” ujarnya.

Budi juga meminta kepala daerah untuk mempersiapkan orang-orang yang akan mendapatkan prioritas program vaksinasi, yang akan dibagi menjadi dua tahap. “Bapak/Ibu Gubernur, kepala daerah, tolong persiapan, pilih orangnya, karena tanggal 14-15 kita akan mulai lakukan vaksinasi di daerah, terutama provinsi. Kemudian untuk proses vaksinasi, terutama tenaga kesehatan, tolong dibagi 2 tahap,” katanya.

“Arahan dari Bapak Presiden, karena kemungkinan akan ada sedikit dampak, misalnya pegel sedikit, demam sedikit, jadi dalam satu Puskesmas, misalnya ada 4 perawat, jangan sampai di hari yang sama kita vaksin semua, kita antisipasi betul efek itu, maka vaksin dulu untuk 2 orang,” jelasnya.

Kepala daerah juga diminta untuk memastikan fasilitas kesehatan terdaftar dalam aplikasi P-care BPJS yang menampilkan pendataan dan input data fasilitas kesehatan ‘mampu vaksin’ yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. “Pastikan semua layanan kesehatan sudah terdaftar di BPJS, aplikasi P-care itu ya, karena kalau tidak terdaftar, maka Faskes tidak dapat memberikan pelayanan vaksinasi Covid-19,” pungkasnya.

Di Medan, Akhyar Pertama Divaksin

Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution diwakili Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Arjuna Sembiring mengatakan, usai rakor pihaknya langsung melakukan persiapan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan. “Vaksinasi Covid-19 di Kota Medan akan dimulai dengan bapak wali kota, sekda, ketua dan anggota dewan serta diikuti dengan Forkopimda lainnya,” terangnya.

Kemudian Arjuna tak lupa mengingatkan, meskipun nantinya telah menjalani vaksinasi Covid-19, masyarakat agar tidak abai mengikuti protokol kesehatan. “Vaksinasi Covid-19 ini untuk membantu masyarakat. Walaupun sudah divaksin, masyarakat harus selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak menghindari kerumunan,” pesannya.

Terpisah, Jubir Satgas Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan, mengaku belum tahu berapa kuota vaksin yang akan diterima Kota Medan. Menurut dia, saat ini Dinkes Medan sedang melakukan pendataan mengenai jumlah tenaga kesehatan.

“Pendataan sementara dari 73 rumah sakit yang ada di Medan ada sekitar 18 ribu nakes, jumlah itu masih bisa bertambah, karena pendataan masih berlangsung. Untuk kuota jumlah vaksin yang akan diterima belum ada pemberitahuan secara resmi,” ujarnya ketika dihubungi.

Hanya saja dia mendapat kabar bahwa tahap awal Kota Medan akan menerima 3 ribu kuota vaksin. “Tapi itu belum resmi,” ungkapnya.

Menyikapi itu, Ketua Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan Roby Barus meminta Pemko Medan melalui Dinas Kesehatan proaktif soal vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Sumut ini. Sebagai ibukota, Kota Medan diharapkan dapat kuota lebih banyak ketimbang daerah lain.

“Ya, Dinkes Medan kami minta harus jemput bola. Jangan malah banyak menunggu. Lebih proaktif dan upayakan minta lebih banyak karena Medan ini ibukota Provinsi Sumut. Ditambah lagi Kota Medan juga masih zona merah serta banyak pasien terpapar Covid-19,” kata Roby Barus menjawab wartawan, Selasa (5/1).

Pihaknya meminta Dinkes Medan untuk mendata jumlah tenaga kesehatan yang ada di Medan. Apalagi vaksin gelombang pertama ini memang akan diperuntukkan bagi seluruh nakes. “Dinas Kesehatan harus mendata itu. Agar semua tenaga kesehatan bisa mendapatkan vaksin. Dinkes harus proaktiflah,” ucapnya.

Disamping itu, Dinkes Medan juga diminta untuk menyosialisasikan aplikasi Peduli Lindungi. Sebab, menurut informasi yang didapatnya, aplikasi itu berperan untuk mengakses peserta penerima vaksin. “Saya yakin belum semua tenaga kesehatan tau itu. Saya juga baru tau, jadi sosialisasikan aplikasi itu ke semua tenaga kesehatan,” tutur anggota Komisi I ini.

Dairi Usulkan Penerima Vaksin

Sementara itu, Pemkab Dairi melalui Dinas Kesehatan telah mengusulkan jumlah penerima vaksin Covid-19 kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Dan untuk persiapan penggunaan vaksin, Pemkab Dairi akan melatih tenaga medis.

Hal itu disampaikan Sekreatris Daerah (Sekda) Dairi, Leonardus Sihotang saat mendampingi Bupati Eddy Keleng Ate Berutu menyerahkan sertifikat penangkar benih vanili kepada salahsatu petani di kecamatan Tigalingga, Dionisius Cahaya Karokaro di Kantor Dinas Pertanian Dairi, Selasa (5/1).

Leonardus mengatakan, angka pastinya belum tahu tetapi usulan penerima vaksin sudah disampaikan melalui Dinas Kesehatan. “Untuk petsiapan juga sudah kita lakukan, yakni akan melakukan pelatihan kepada petugas medis supaya proses vaksinasi tersebut berjalan lancar,” jelasnya.

Leonardus juga mengatakan, untuk vaksinasi nanti yang diutamakan adalah tenaga medis. Pun demikian pemkab masih menunggu petunjuk dari pusat atau Pemprovsu. “Mudah-mudahan melalui vaksinasi itu, penularan covid-19 bisa diminimalisir,” harapnya.

Disebutnya, jumlah penularan Covid-19 di Kabupaten Dairi saat ini masih tetus meningkat. Karenanya, Pemkab Dairi tetap mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, rajin mencuci tangan serta menjaga jarak. (jpc/prn/map/rud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/