25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Donald Trump Bakal ‘Diseret’ ke Senayan

Petisi berikutnya dicanangkan oleh Kristyohadi Trissuwantoro kepada Mahkamah Kehormatan Dewan). Ia meminta MKD membuka motivasi hadirnya Setnov dan wakilnya di podium pencapresan Trump. Petisi yang dibuat empat hari lalu itu sudah didukung 75 orang dan butuh 25 lagi untuk mencapai targetnya.

Kristyohadi sebagai pembuat petisi memaparkan lima konsekuensi logis kehadiran Setnov dan Fadli Zon sebagai pejabat negara di kampanye Trump. Salah satunya menyebut, kepentingan politik luar negeri RI dipertarukan oleh dua sosok politikus itu.

Tiga petisi lainnya ditujukan untuk Setnov dan Fadli Zon sendiri. Petisi yang dibuat PP Pemuda Muhammadiyah dan Indonesia Corruption Watch baru digagas dua hari lalu, namun sudah mendapat 495 pendukung sampai Selasa (8/9) dini hari.

Petisi itu meminta Setnov dan wakilnya, bahkan seluruh rombongan yang sejatinya berangkat ke New York menghadiri 4th World Conference of Speakers of Inter-Parliamentary Union, untuk meminta maaf.

Permintaan yang sama diajukan petisi yang dibuat Abu Muhammad Al Jawy pada empat hari lalu. Petisi itu meminta Setnov dan Fadli Zon berhenti mempermalukan Indonesia dengan seolah menjadi tim kampanye Trump, serta meminta maaf pada bangsa.

Meski baru berusia empat hari, petisi itu sudah mencapai lebih dari 3.400 pendukung dan butuh lebih dari 1.600 untuk mencapai target 5.000.

Pendukung petisi yang dibuat Djati Erna Sahara jauh lebih banyak lagi. Petisi yang meminta Setnov dan Fadli Zon mengundurkan diri dari jabatannya itu sudah punya lebih dari 9.000 pendukung. Petisi masih butuh lebih dari 850 untuk mencapai 10.000.

Menurut Djati, kedua pemimpin DPR RI itu perlu mengundurkan diri karena mempermalukan Indonesia. Dukungannya terhadap Trump juga dianggap mencederai bangsa yang mayoritas muslim, lantaran Trump dikenal sebagai politi antiIslam dan rasialis.

Petisi yang dibuat Tsamara Amany berbeda lagi. Ia menujukan petisinya bukan kepada DPR, melainkan justru rakyat Indonesia. Masyarakat dimintanya mendukung Imam Shamsi Ali, pemimpin komunitas Islam di New York yang mengecam tindakan keduanya.

“Buktikan kepada mereka bahwa kita mengecam tindakan tersebut dan mendukung protes Imam Shamsi Ali kepada mereka,” tulis Tsamara di petisinya. Petisi itusudah didukung 461 orang, membutuhkan 39 lagi untuk mencapai 500. (bbs/jpnn/val)

Petisi berikutnya dicanangkan oleh Kristyohadi Trissuwantoro kepada Mahkamah Kehormatan Dewan). Ia meminta MKD membuka motivasi hadirnya Setnov dan wakilnya di podium pencapresan Trump. Petisi yang dibuat empat hari lalu itu sudah didukung 75 orang dan butuh 25 lagi untuk mencapai targetnya.

Kristyohadi sebagai pembuat petisi memaparkan lima konsekuensi logis kehadiran Setnov dan Fadli Zon sebagai pejabat negara di kampanye Trump. Salah satunya menyebut, kepentingan politik luar negeri RI dipertarukan oleh dua sosok politikus itu.

Tiga petisi lainnya ditujukan untuk Setnov dan Fadli Zon sendiri. Petisi yang dibuat PP Pemuda Muhammadiyah dan Indonesia Corruption Watch baru digagas dua hari lalu, namun sudah mendapat 495 pendukung sampai Selasa (8/9) dini hari.

Petisi itu meminta Setnov dan wakilnya, bahkan seluruh rombongan yang sejatinya berangkat ke New York menghadiri 4th World Conference of Speakers of Inter-Parliamentary Union, untuk meminta maaf.

Permintaan yang sama diajukan petisi yang dibuat Abu Muhammad Al Jawy pada empat hari lalu. Petisi itu meminta Setnov dan Fadli Zon berhenti mempermalukan Indonesia dengan seolah menjadi tim kampanye Trump, serta meminta maaf pada bangsa.

Meski baru berusia empat hari, petisi itu sudah mencapai lebih dari 3.400 pendukung dan butuh lebih dari 1.600 untuk mencapai target 5.000.

Pendukung petisi yang dibuat Djati Erna Sahara jauh lebih banyak lagi. Petisi yang meminta Setnov dan Fadli Zon mengundurkan diri dari jabatannya itu sudah punya lebih dari 9.000 pendukung. Petisi masih butuh lebih dari 850 untuk mencapai 10.000.

Menurut Djati, kedua pemimpin DPR RI itu perlu mengundurkan diri karena mempermalukan Indonesia. Dukungannya terhadap Trump juga dianggap mencederai bangsa yang mayoritas muslim, lantaran Trump dikenal sebagai politi antiIslam dan rasialis.

Petisi yang dibuat Tsamara Amany berbeda lagi. Ia menujukan petisinya bukan kepada DPR, melainkan justru rakyat Indonesia. Masyarakat dimintanya mendukung Imam Shamsi Ali, pemimpin komunitas Islam di New York yang mengecam tindakan keduanya.

“Buktikan kepada mereka bahwa kita mengecam tindakan tersebut dan mendukung protes Imam Shamsi Ali kepada mereka,” tulis Tsamara di petisinya. Petisi itusudah didukung 461 orang, membutuhkan 39 lagi untuk mencapai 500. (bbs/jpnn/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/