26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Paru-paru Ketua DPRK Lhokseumawe Alami Pendarahan

MEDAN- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Lhokseumawe Saifuddin Yunus yang menjadi korban penembakan misterius (Petrus), di depan rumahnya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Columbia Asia, Jalan Listrik, Medan Petisah, Jumat (9/3). Kondisi Syaifuddin saat ini masih stabil, namun berdasarkan diagnosa dokter ditemukan adanya pendarahan di paru-parunya.

Chief Medical Service RS Columbia Asia Kianto Nazar kepada wartawan menjelaskan, secara umum Saifuddin tetap bisa diajak berkomunikasi. Dan untuk memaksimalkan proses penyembuhan, tim medis yang merawatnya terpaksa menidurkan korban.
“Kondisi dia (Syaifuddin, red) sadar, tapi sengaja ditidurkan biar bisa istirahat,” kata Kianto.

Dari hasil diagnosa yang dilakukan, diketahui adanya luka tembakan dari punggung masuk ke perut. Tapi Kianto mengaku belum bisa memastikan, apakah peluru yang mengenai Syaifuddin, masih bersarang di tubuh korban atau tembus ke luar.

Dikemukakannya, sedikit mengkhawatirkan adalah pendarahan di paru-paru yang terjadi. Hanya saja, tim medis tetap optimis jika luka tersebut tidak berakibat fatal. Dengan catatan, andai dalam waktu dekat gumpalan darah di paru-paru bisa dibersihkan. “Pendarahan itu akan dibersihkan. Itu menunggu kondisinya lebih baik lagi, kami observasi dulu,” jelasnya.

Berdasarkan hal itu pula, Kianto meminta agar kerabat dan wartawan untuk jangan menjenguk Syaifuddin guna memberi keleluasaan bagi korban beristirahat. Apa yang dikemukakan pihak RS Columbia Asia itu, ternyata disambut baik pihak keluarga.

Kakak ipar korban, Cut Marlia menyatakan, Saifuddin memang selalu dijenguk sahabatnya saat dirawat di RS TNI AD Lhokseumawe. Kenyataan itu membuat Syaifuddin menjadi lelah, sehingga kondisi kesehatannya sempat menurun.

“Jadi dia dibawa ke Medan bukan karena kritis, tapi untuk memaksimalkan waktu istirahatnya,” kata Marlia.
Menariknya, Marlia mengatakan saat dalam perjalanan ke Medan, Saifuddin sempat terlihat merokok. Hal itu disebutnya sebagai bukti kalau Saifuddin tidak mengalami luka serius. “Ya tidak habis satu batang memang, tapi itukan bukti kalau dia sehat,” tukasnya.

Istri korban sendiri, Cut Asmanidar terlihat enggan memberikan keterangan menyangkut musibah yang dialami suaminya tersebut. Ketika dihampiri, Asmanidar hanya mengatakan, suaminya menitip pesan kepadanya agar tidak mempublikasikan musibah tersebut. “Suami saya tidak mau kasusnya dipublikasikan, saya minta maaf tak bisa kasih keterangan,” ujarnya.

Sedangkan Mahdi, sopir pribadi korban mengatakan, perjalanan mereka dari Lhokseumawe ke Medan dikawal personel polisi. Menurutnya, tiba di RS Columbia Asia sekira pukul 05.00 WIB. “Bapak langsung dibawa ke ICU, setelah itu tak tau kondisinya,” kata Mahdi.(ari)

MEDAN- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Lhokseumawe Saifuddin Yunus yang menjadi korban penembakan misterius (Petrus), di depan rumahnya menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Columbia Asia, Jalan Listrik, Medan Petisah, Jumat (9/3). Kondisi Syaifuddin saat ini masih stabil, namun berdasarkan diagnosa dokter ditemukan adanya pendarahan di paru-parunya.

Chief Medical Service RS Columbia Asia Kianto Nazar kepada wartawan menjelaskan, secara umum Saifuddin tetap bisa diajak berkomunikasi. Dan untuk memaksimalkan proses penyembuhan, tim medis yang merawatnya terpaksa menidurkan korban.
“Kondisi dia (Syaifuddin, red) sadar, tapi sengaja ditidurkan biar bisa istirahat,” kata Kianto.

Dari hasil diagnosa yang dilakukan, diketahui adanya luka tembakan dari punggung masuk ke perut. Tapi Kianto mengaku belum bisa memastikan, apakah peluru yang mengenai Syaifuddin, masih bersarang di tubuh korban atau tembus ke luar.

Dikemukakannya, sedikit mengkhawatirkan adalah pendarahan di paru-paru yang terjadi. Hanya saja, tim medis tetap optimis jika luka tersebut tidak berakibat fatal. Dengan catatan, andai dalam waktu dekat gumpalan darah di paru-paru bisa dibersihkan. “Pendarahan itu akan dibersihkan. Itu menunggu kondisinya lebih baik lagi, kami observasi dulu,” jelasnya.

Berdasarkan hal itu pula, Kianto meminta agar kerabat dan wartawan untuk jangan menjenguk Syaifuddin guna memberi keleluasaan bagi korban beristirahat. Apa yang dikemukakan pihak RS Columbia Asia itu, ternyata disambut baik pihak keluarga.

Kakak ipar korban, Cut Marlia menyatakan, Saifuddin memang selalu dijenguk sahabatnya saat dirawat di RS TNI AD Lhokseumawe. Kenyataan itu membuat Syaifuddin menjadi lelah, sehingga kondisi kesehatannya sempat menurun.

“Jadi dia dibawa ke Medan bukan karena kritis, tapi untuk memaksimalkan waktu istirahatnya,” kata Marlia.
Menariknya, Marlia mengatakan saat dalam perjalanan ke Medan, Saifuddin sempat terlihat merokok. Hal itu disebutnya sebagai bukti kalau Saifuddin tidak mengalami luka serius. “Ya tidak habis satu batang memang, tapi itukan bukti kalau dia sehat,” tukasnya.

Istri korban sendiri, Cut Asmanidar terlihat enggan memberikan keterangan menyangkut musibah yang dialami suaminya tersebut. Ketika dihampiri, Asmanidar hanya mengatakan, suaminya menitip pesan kepadanya agar tidak mempublikasikan musibah tersebut. “Suami saya tidak mau kasusnya dipublikasikan, saya minta maaf tak bisa kasih keterangan,” ujarnya.

Sedangkan Mahdi, sopir pribadi korban mengatakan, perjalanan mereka dari Lhokseumawe ke Medan dikawal personel polisi. Menurutnya, tiba di RS Columbia Asia sekira pukul 05.00 WIB. “Bapak langsung dibawa ke ICU, setelah itu tak tau kondisinya,” kata Mahdi.(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/