29 C
Medan
Thursday, December 5, 2024
spot_img

Demo di DPR Ricuh, Polisi Tembakan Gas Air Mata, Mahasiswa Kocar-kacir

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi mahasiswa di depan DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, berakhir ricuh. Massa aksi tanpa memakai atribut mahasiswa melakukan aksi anarkis, usai kelompok yang tergabung dalam BEM SI menyampaikan aspirasinya kepada Pimpinan DPR RI. Polisi menembakkan gas air mata hingga water cannon untuk memukul mundur massa.

PANTAUAN JawaPos.com (grup Sumut Pos) di lokasi, lemparan batu, botol hingga bakar ban pun dilakukan massa aksi di depan gedung parlemen. Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi pun seketika ingin memadamkan bakar ban di lokasi unjuk rasa. Namun, kondisi ini malah menimbulkan kerusuhan.

Massa aksi melempari polisi menggunakan botol air mineral kemasan. Polisi yang dilempari masih berusaha membuat barikade. Selain menggunakan botor air mineral, massa demo 11 April melempari polisi menggunakan bambu. Polisi yang membuat barikade lalu bergerak masuk ke area gedung DPR.

Gas air mata pun pecah ditembakkan dari dalam area gedung DPR kepada para pengunjuk rasa yang melakukan kerusuhan. Massa aksi pun lari berhamburan ke berbagai arah.

Sebagian massa tampak masuk ke Tol Dalam Kota lewat tembok di depan gedung DPR. Massa pun memenuhi ruas Tol Dalam Kota yang mengarah ke Senayan. Tampak mobil-mobil yang ada di Tol Dalam Kota Jakarta tersebut tersendat.

Meski begitu, aksi anarkis massa tidak berhenti. Salah satu mobil voorijder yang tengah melintas di Tol Dalam Kota diserang massa. Beruntung anggota Patwal Polantas tersebut bisa menghindari dari serangan massa dan segera memacu kendaraannya, sehingga tidak sampai babak belur.

Sebelumnya, Peserta demonstrasi dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang tiba di gedung DPR untuk menyampaikan aspirasinya, meminta gerbang gedung DPR/MPR RI dibuka yang diutarakan melalui nyanyian.

“Buka buka buka pintunya, buka pintunya sekarang juga,” kata sejumlah mahasiwa di depan gedung DPR RI sambil menggoyang-goyangkan pagar, Senin (11/4).

Namun, kondisi kembali kondisif setelah salah satu orator mahasiswa menyerukan teman-temannya untuk tidak berbuat anarkis. “Kita datang kesini bukan untuk berbuat anarkis tapi untuk menyampaikan aspirasi,” ucapnya.

Di depan gedung DPR RI yang berlokasi di jalan Gatot Soebroto Jakarta Selatan terpasang spanduk yang bertuliskan aspirasi dan protes terhadap dampak kebijakan pemerintah. Diantaranya ‘Lekas Mambaik Indonesia’, ‘Rakyat Bangkit Melawan, dan ‘Masa Jabatan Itu (Bukan) Sembako Yang Terus Naik’.

Sebagai informasi, dalam aksi di DPR RI, BEM SI akan mengusung tagar #RakyatBangkitMelawan dengan 4 tuntutan. Diantaranya, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.

Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau massa jabatan 3 periode. Serta mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan Mahasiswa kepada Presiden yang hingga saat ini belum terjawab.

Berikan Korek Kuping Raksasa ke DPR

Pimpinan DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Racmat Gobel, dan Lodewijk F Paulus bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menerima aspirasi ribuan pengunjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (11/4).

“Mahasiswa datang menyampaikan aspirasi, dan kami akan mengawal serta meneruskan aspirasi itu kepada pemerintah secepat-cepatnya,” kata Dasco dari atas mobil komando. Dasco menegaskan, kedatangan mahasiswa ke Gedung DPR sudah tepat untuk menyuarakan aspirasi mereka. “Kami memastikan Presiden Jokowi akan melantik pejabat KPU minggu depan,” tandas Dasco.

Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pihaknya akan terus mengawal aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa. Menurut dia, suara mahasiswa adalah suara demokrasi yang harus dijaga. “Suara mahasiswa adalah suara demokrasi. Suara demokrasi harus selalu kita kawal. Posisi dalam posisi siap mengawal aspirasi anak-anak mahasiswa, karena kalian adalah mitra-mitra kita semua,” kata dia di hadapan peserta aksi.

Listyo mengatakan, selama ini aparat selaku mendukung jalannya demokrasi dan kebebasan berekspresi. Dia pun menjamin bahwa aspirasi mahasiswa akan tersalurkan. Dia menegaskan, posisinya untuk selalu mengawal aspirasi dalam berdemokrasi, dan menjamin proses penyampaian pendapat berjalan dengan aman.

Listyo juga menginstruksikan kepada anak buah untuk mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa hari ini di DPR. Dia meminta agar aksi tersebut tak ditunggangi oleh pihak yang tak bertanggung jawab. “Saya titip juga kepada seluruh anggota tolong kawal, jaga adik-adik kita, ini anak-anak kita, temen-temen kita. Jaga mereka, kawal, jangan sampai ada yang menunggangi,” katanya.

Sementara itu perwakilan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia membacakan sejumlah tuntutan di depan pimpinan DPR dan Kapolri. “Kami menyerahkan simbol korek telinga yang besar kepada pimpinan DPR untuk diteruskan kepada pemerintah,” kata perwakilan BEM SI.

Empat tuntutan yang dibacakan yakni mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.

Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.

Pangdam Jaya: Ini yang Terakhir

Panglima Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Untung Budiharto, meminta mahasiswa tak lagi melakukan aksi unjuk rasa di wilayahnya. Hal ini disampaikan Untung menanggapi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR yang berujung ricuh pada Senin (11/4).  “Saya berharap unjuk rasa kali ini yang terakhir, karena kita ketahui di dalam kedamaian itu juga ada yang ingin memprovokasi,” kata Untung dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senin petang.

Untung mengakui, mahasiswa memang berniat tulus untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Ia pun menilai aspirasi yang disampaikan mahasiswa itu sudah diterima dengan baik sehingga tak perlu lagi ada demo susulan.  “Sehingga bulan suci yang kita lalui ini bisa kita laksanakan dengan baik. Jangan sampai ada pertumpahan darah,” katanya.

Untung menyatakan, pihaknya prihatin 6 aparat kepolisian harus mengalami luka-luka akibat kericuhan yang terjadi. Namun ia memastikan saat ini suasana sudah kondusif dan demonstran sudah membubarkan diri. (jpc/dtc/cnn/kps)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Aksi mahasiswa di depan DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, berakhir ricuh. Massa aksi tanpa memakai atribut mahasiswa melakukan aksi anarkis, usai kelompok yang tergabung dalam BEM SI menyampaikan aspirasinya kepada Pimpinan DPR RI. Polisi menembakkan gas air mata hingga water cannon untuk memukul mundur massa.

PANTAUAN JawaPos.com (grup Sumut Pos) di lokasi, lemparan batu, botol hingga bakar ban pun dilakukan massa aksi di depan gedung parlemen. Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi pun seketika ingin memadamkan bakar ban di lokasi unjuk rasa. Namun, kondisi ini malah menimbulkan kerusuhan.

Massa aksi melempari polisi menggunakan botol air mineral kemasan. Polisi yang dilempari masih berusaha membuat barikade. Selain menggunakan botor air mineral, massa demo 11 April melempari polisi menggunakan bambu. Polisi yang membuat barikade lalu bergerak masuk ke area gedung DPR.

Gas air mata pun pecah ditembakkan dari dalam area gedung DPR kepada para pengunjuk rasa yang melakukan kerusuhan. Massa aksi pun lari berhamburan ke berbagai arah.

Sebagian massa tampak masuk ke Tol Dalam Kota lewat tembok di depan gedung DPR. Massa pun memenuhi ruas Tol Dalam Kota yang mengarah ke Senayan. Tampak mobil-mobil yang ada di Tol Dalam Kota Jakarta tersebut tersendat.

Meski begitu, aksi anarkis massa tidak berhenti. Salah satu mobil voorijder yang tengah melintas di Tol Dalam Kota diserang massa. Beruntung anggota Patwal Polantas tersebut bisa menghindari dari serangan massa dan segera memacu kendaraannya, sehingga tidak sampai babak belur.

Sebelumnya, Peserta demonstrasi dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang tiba di gedung DPR untuk menyampaikan aspirasinya, meminta gerbang gedung DPR/MPR RI dibuka yang diutarakan melalui nyanyian.

“Buka buka buka pintunya, buka pintunya sekarang juga,” kata sejumlah mahasiwa di depan gedung DPR RI sambil menggoyang-goyangkan pagar, Senin (11/4).

Namun, kondisi kembali kondisif setelah salah satu orator mahasiswa menyerukan teman-temannya untuk tidak berbuat anarkis. “Kita datang kesini bukan untuk berbuat anarkis tapi untuk menyampaikan aspirasi,” ucapnya.

Di depan gedung DPR RI yang berlokasi di jalan Gatot Soebroto Jakarta Selatan terpasang spanduk yang bertuliskan aspirasi dan protes terhadap dampak kebijakan pemerintah. Diantaranya ‘Lekas Mambaik Indonesia’, ‘Rakyat Bangkit Melawan, dan ‘Masa Jabatan Itu (Bukan) Sembako Yang Terus Naik’.

Sebagai informasi, dalam aksi di DPR RI, BEM SI akan mengusung tagar #RakyatBangkitMelawan dengan 4 tuntutan. Diantaranya, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.

Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau massa jabatan 3 periode. Serta mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan Mahasiswa kepada Presiden yang hingga saat ini belum terjawab.

Berikan Korek Kuping Raksasa ke DPR

Pimpinan DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Racmat Gobel, dan Lodewijk F Paulus bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menerima aspirasi ribuan pengunjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (11/4).

“Mahasiswa datang menyampaikan aspirasi, dan kami akan mengawal serta meneruskan aspirasi itu kepada pemerintah secepat-cepatnya,” kata Dasco dari atas mobil komando. Dasco menegaskan, kedatangan mahasiswa ke Gedung DPR sudah tepat untuk menyuarakan aspirasi mereka. “Kami memastikan Presiden Jokowi akan melantik pejabat KPU minggu depan,” tandas Dasco.

Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pihaknya akan terus mengawal aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa. Menurut dia, suara mahasiswa adalah suara demokrasi yang harus dijaga. “Suara mahasiswa adalah suara demokrasi. Suara demokrasi harus selalu kita kawal. Posisi dalam posisi siap mengawal aspirasi anak-anak mahasiswa, karena kalian adalah mitra-mitra kita semua,” kata dia di hadapan peserta aksi.

Listyo mengatakan, selama ini aparat selaku mendukung jalannya demokrasi dan kebebasan berekspresi. Dia pun menjamin bahwa aspirasi mahasiswa akan tersalurkan. Dia menegaskan, posisinya untuk selalu mengawal aspirasi dalam berdemokrasi, dan menjamin proses penyampaian pendapat berjalan dengan aman.

Listyo juga menginstruksikan kepada anak buah untuk mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa hari ini di DPR. Dia meminta agar aksi tersebut tak ditunggangi oleh pihak yang tak bertanggung jawab. “Saya titip juga kepada seluruh anggota tolong kawal, jaga adik-adik kita, ini anak-anak kita, temen-temen kita. Jaga mereka, kawal, jangan sampai ada yang menunggangi,” katanya.

Sementara itu perwakilan aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia membacakan sejumlah tuntutan di depan pimpinan DPR dan Kapolri. “Kami menyerahkan simbol korek telinga yang besar kepada pimpinan DPR untuk diteruskan kepada pemerintah,” kata perwakilan BEM SI.

Empat tuntutan yang dibacakan yakni mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.

Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.

Pangdam Jaya: Ini yang Terakhir

Panglima Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Untung Budiharto, meminta mahasiswa tak lagi melakukan aksi unjuk rasa di wilayahnya. Hal ini disampaikan Untung menanggapi demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR yang berujung ricuh pada Senin (11/4).  “Saya berharap unjuk rasa kali ini yang terakhir, karena kita ketahui di dalam kedamaian itu juga ada yang ingin memprovokasi,” kata Untung dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senin petang.

Untung mengakui, mahasiswa memang berniat tulus untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Ia pun menilai aspirasi yang disampaikan mahasiswa itu sudah diterima dengan baik sehingga tak perlu lagi ada demo susulan.  “Sehingga bulan suci yang kita lalui ini bisa kita laksanakan dengan baik. Jangan sampai ada pertumpahan darah,” katanya.

Untung menyatakan, pihaknya prihatin 6 aparat kepolisian harus mengalami luka-luka akibat kericuhan yang terjadi. Namun ia memastikan saat ini suasana sudah kondusif dan demonstran sudah membubarkan diri. (jpc/dtc/cnn/kps)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/