30.6 C
Medan
Monday, May 13, 2024

Suliono Sempat Mencoba Berangkat ke Suriah

Yang juga penting, anggota kepolisian yang melumpuhkan pelaku, namun tetap berupaya agar pelaku tetap hidup. ”Saya apresiasi yang tinggi pada anggota yang melumpuhkan. Cepat datang ke TKP,” paparnya.

Tito juga berharap masyarakat jangan mengkait-kaitkan antara kasus di penyerangan gereja. Sebelumnya ada dua kasus penyerangan terhadap tokoh agama. Namun, semua kasus itu telah terkuak, pelaku memang oleh psikiater terindikasi mengalami gangguan jiwa. ”kasusnya dilihat hanya penganiayaan biasa,” ujarnya.

Bila dikait-kaitkan justru bisa menimbulkan spekulasi. Kondisi itu bisa membuat keresahan di masyarakat. ”Polri tidak ingin berspekulasi dengan adanya motif tertentu, namun malah beranjak dari fakta hukum,” ujarnya.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, orang yang terlibat kasus Poso dan pernah berupaya ke Suriah, sangat kecil kemungkinan merupakan lone wolf. Sebab, untuk bisa ke Suriah perlu untuk koordinasi dengan jaringan ISIS. ”Karena itulah perlu untuk mengungkap jaringannya,” ungkapnya.

Terkait masalah pengaitan isu penyarangan ustad dengan penyerangan gereja, menurutnya kepolisian jangan hanya menampiknya. Namun, tanpa memberikan bukti yang membuat masyarakat percaya bahwa tidak ada kaitan. ”karena itu perlu untuk mempublikasikan hasil tes kesehatan mental dari pelaku. Khususnya yang pelakunya menewaskan ustad,” terangnya.

Bahkan, juga sangat perlu untuk mengawasi pelaku hingga ke rumah sakit jiwa. Jangan sampai pelaku ini hanya dilepas karena diyakini sakit jiwa. ”Ini sangat penting untuk bisa membuktikan bahwa tidak ada terorisme negara. Sebab, pengaitan isu-isu ini bisa jadi merupakan kerja-kerja intelijen,” ungkapnya. (idr/jpnn/ila)

Yang juga penting, anggota kepolisian yang melumpuhkan pelaku, namun tetap berupaya agar pelaku tetap hidup. ”Saya apresiasi yang tinggi pada anggota yang melumpuhkan. Cepat datang ke TKP,” paparnya.

Tito juga berharap masyarakat jangan mengkait-kaitkan antara kasus di penyerangan gereja. Sebelumnya ada dua kasus penyerangan terhadap tokoh agama. Namun, semua kasus itu telah terkuak, pelaku memang oleh psikiater terindikasi mengalami gangguan jiwa. ”kasusnya dilihat hanya penganiayaan biasa,” ujarnya.

Bila dikait-kaitkan justru bisa menimbulkan spekulasi. Kondisi itu bisa membuat keresahan di masyarakat. ”Polri tidak ingin berspekulasi dengan adanya motif tertentu, namun malah beranjak dari fakta hukum,” ujarnya.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, orang yang terlibat kasus Poso dan pernah berupaya ke Suriah, sangat kecil kemungkinan merupakan lone wolf. Sebab, untuk bisa ke Suriah perlu untuk koordinasi dengan jaringan ISIS. ”Karena itulah perlu untuk mengungkap jaringannya,” ungkapnya.

Terkait masalah pengaitan isu penyarangan ustad dengan penyerangan gereja, menurutnya kepolisian jangan hanya menampiknya. Namun, tanpa memberikan bukti yang membuat masyarakat percaya bahwa tidak ada kaitan. ”karena itu perlu untuk mempublikasikan hasil tes kesehatan mental dari pelaku. Khususnya yang pelakunya menewaskan ustad,” terangnya.

Bahkan, juga sangat perlu untuk mengawasi pelaku hingga ke rumah sakit jiwa. Jangan sampai pelaku ini hanya dilepas karena diyakini sakit jiwa. ”Ini sangat penting untuk bisa membuktikan bahwa tidak ada terorisme negara. Sebab, pengaitan isu-isu ini bisa jadi merupakan kerja-kerja intelijen,” ungkapnya. (idr/jpnn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/