25.4 C
Medan
Monday, April 29, 2024

Seorang Terduga Teroris Ternyata Anak Polisi

Jenazah dua teroris yang ditembak mati, karena membakar Mapolres Dharmasraya, Sumatera Barat, Minggu (12/11/2017).

SUMBAR, SUMUTPOS.CO – Upaya Polri mengetahui identitas dua terduga teroris pembakar Polres Dharmasraya, menemukan fakta mengejutkan. Salah satu pelaku berinisial EFA diduga merupakan anak dari seorang anggota Polisi yang berdinas di Polres Muaro Bungo, Jambi. Untuk memastikannya, Polri akan melakukan tes DNA.

Informasi yang didapatkan Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan, orang tua EFA berinisial MN merupakan anggota kepolisian berpangkat Iptu. Setelah diperlihatkan foto-foto terduga pelaku yang beredar, MN mengakui bahwa salah satu terduga pelaku yang berambut panjang merupakan kandungnya.

Anaknya itu berinisial EFA. Namun, anaknya tersebut sudah tidak tinggal serumah dengannya dan tinggal dikontrakan di Jalan Damar, Pasir Putih, Rimbo Tengah, Bungo, Jambi.

Terduga pelaku tinggal bersama istrinya berinisial EH,30, dan seorang anaknya. Profesi EFA merupakan pedagang es tebu. Dalam informasi itu juga disebutkan bahwa keluarganya meminta maaf atas perbuatan anaknya.Dalam informasi tersebut, diketahui bahwa EFA pernah curhat kepada ibunya terkait niatnya untuk pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan ikut berperang.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, memang identitas dari pelaku sudah diketahui, namun saat ini masih didalami untuk memastikannya. Apakah benar salah satu pelaku itu anak dari anggota kepolisian. ”Belum pasti semua itu,” jelasnya.

Cara memastikannya dengan melakukan tes DNA. Sebab, saat penggeledahan pada tubuh pelaku itu tidak ditemukan adanya kartu identitas apapun. ”Tidak ada identitas yang melekat,” jelasnya.

Tes DNA itu memerlukan contoh DNA dari pihak keluarga. Karena lokasi Dharmasraya cukup jauh hingga lima jam perjalanan, maka belum diketahui kapan tes DNA itu dilakukan. ”Saya belum dapat informasi kapannya,” ujarnya.

Soal jaringan teroris dibalik penyerangan ke Polres, dia mengaku belum mengetahuinya. ”Jaringannya belum sampai kesana, masih panjang. Identitas saja masih dipastikan,” ungkapnya.

Jenazah dua teroris yang ditembak mati, karena membakar Mapolres Dharmasraya, Sumatera Barat, Minggu (12/11/2017).

SUMBAR, SUMUTPOS.CO – Upaya Polri mengetahui identitas dua terduga teroris pembakar Polres Dharmasraya, menemukan fakta mengejutkan. Salah satu pelaku berinisial EFA diduga merupakan anak dari seorang anggota Polisi yang berdinas di Polres Muaro Bungo, Jambi. Untuk memastikannya, Polri akan melakukan tes DNA.

Informasi yang didapatkan Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan, orang tua EFA berinisial MN merupakan anggota kepolisian berpangkat Iptu. Setelah diperlihatkan foto-foto terduga pelaku yang beredar, MN mengakui bahwa salah satu terduga pelaku yang berambut panjang merupakan kandungnya.

Anaknya itu berinisial EFA. Namun, anaknya tersebut sudah tidak tinggal serumah dengannya dan tinggal dikontrakan di Jalan Damar, Pasir Putih, Rimbo Tengah, Bungo, Jambi.

Terduga pelaku tinggal bersama istrinya berinisial EH,30, dan seorang anaknya. Profesi EFA merupakan pedagang es tebu. Dalam informasi itu juga disebutkan bahwa keluarganya meminta maaf atas perbuatan anaknya.Dalam informasi tersebut, diketahui bahwa EFA pernah curhat kepada ibunya terkait niatnya untuk pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan ikut berperang.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, memang identitas dari pelaku sudah diketahui, namun saat ini masih didalami untuk memastikannya. Apakah benar salah satu pelaku itu anak dari anggota kepolisian. ”Belum pasti semua itu,” jelasnya.

Cara memastikannya dengan melakukan tes DNA. Sebab, saat penggeledahan pada tubuh pelaku itu tidak ditemukan adanya kartu identitas apapun. ”Tidak ada identitas yang melekat,” jelasnya.

Tes DNA itu memerlukan contoh DNA dari pihak keluarga. Karena lokasi Dharmasraya cukup jauh hingga lima jam perjalanan, maka belum diketahui kapan tes DNA itu dilakukan. ”Saya belum dapat informasi kapannya,” ujarnya.

Soal jaringan teroris dibalik penyerangan ke Polres, dia mengaku belum mengetahuinya. ”Jaringannya belum sampai kesana, masih panjang. Identitas saja masih dipastikan,” ungkapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/